"Aku mau seperti Bibi tidak menikah saja," ucap ku yang pasti akan membuat bibi nya marah
"Kau ini jangan bicara sembarangan! bagaimana kalau di dengar oleh mama mu!"
"Aku tidak secantik Bibi dan tidak punya tubuh sebagus tubuh Bibi yang seorang model, mana ada cowok yang tertarik dengan orang sejelek aku ini, gadis pendek dan berkacamata tebal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Akur
Mata Ian melebar. “Kau mau cari mati yah?!” ucap Ian geram, ingin sekali ia mencekik leher Agatha tapi ada yang menghentikannya.
“Kalian sedang apa?” tanya Mike terheran-heran sambil menatap mereka berdua di ambang pintu.
“Awas kau!” Ian mengancamnya kemudian berlalu pergi meninggalkan dapur, hal itu membuat Agatha merasa puas dan senang karena ia bisa membuat Ian marah seperti itu.
Mike berjalan masuk. “Oh yah, namamu siapa? Aku sudah lupa” tanya Mike pada Agatha, pria ini kelihatannya sangat ramah dibandingkan dengan yang lainnya.
“Agatha” jawabnya.
“Jadi kau akan tinggal di sini juga ya?” tanya Mike.
"Kenapa? Kau juga tidak suka aku ada di sini!?” tanya Agatha sambil mengerutkan dahinya dan sebelah alisnya terangkat dengan raut wajah kesal.
"Tidak juga, karena kau adalah keponakan kak Nora jadi buat aku tidak ada masalah” ucapnya sambil tersenyum dan entah kenapa Agatha jadi merasa lega mendengar perkataan pria itu, setidaknya ada seseorang yang mau menerima kehadirannya di rumah ini.
“Terima kasih, padahal aku sendiri juga tidak suka tinggal di sini apalagi serumah dengan kalian” ucap Agatha ketus dan Mike hanya tertawa mendengar perkataan Agatha.
“Bisa dilihat dari teriakanmu semalam” ucap Mike sambil tertawa lagi.
Memang Agatha akui kalau teriakannya semalam sangat keras hingga memekakkan telinga, ia sangat emosi dan kesal pada waktu itu.
"Kalian bertiga sahabat?” tanya Agatha ingin tahu.
“Yah kira-kira begitulah” ucap Mike acuh tak acuh.
“Sudah lama?”
“Lumayan, waktu SMA kami di sekolah yang sama”
“Emm ku dengar dari Bi Nora, Val itu seorang pelukis yang hebat yah?” tanya Agatha yang hanya ingin memastikan perkataan Bibi padanya tentang Val.
“Benar” ucap Mike mengiyakan.
“Jadi benar dia orangnya” batin Agatha, ternyata Bibi tidak berbohong padanya.
“Kenapa? Kau menyukainya?” tanya Mike dengan tatapan curiga pada Agatha.
“Tidak!” jawab Agatha segera.
“Hey, aku sudah lapar! Mana sarapanku!” teriak Ian yang balik lagi ke dapur karena tidak sabar sedari tadi sarapannya tidak datang-datang juga, setelah itu ia langsung pergi lagi.
“Aku juga, sekalian secangkir teh untukku” ucap Mike lalu keluar dapur menyusul Ian.
“Emangnya aku pembantu kalian! Memerintah seenaknya!” dengus Agatha kesal, sepertinya ini adalah hari yang buruk baginya.
“Makanannya sudah siap kok, tinggal di antar ke depan aja” ucap Bi Oliv sambil membawa sarapan
“Biar ku bantu bawakan Bi” mereka pun mengantar sarapan itu sampai ke meja makan yang sudah ditunggu ketiga pria itu, terlihat Bi Nora yang baru saja duduk di tempatnya karena baru turun dari kamarnya.
“Good morning” sapa Bi Nora pada mereka semua.
"Morning” ucap ketiga pria itu secara bersamaan.
“Agatha, ayo sarapan bersama kami” ajak Bibinya ketika melihat Agatha kembali ke dapur.
“Bibi duluan aja” tolak Agatha karena tidak mau duduk semeja dengan mereka.
“Baguslah, aku juga tidak mau kehilangan nafsu makan gara-gara melihat wajahmu” ucap Ian yang kelihatan sangat senang dengan penolakan Agatha itu.
"IAN!” teriak Bi Nora lalu kembali menatap Agatha. “Agatha, ayo duduklah, ini kan rumah mu juga” Bibi berusaha membujuknya.
“Tidak perlu Bi, lebih baik aku makan di dapur saja bersama Bi Oliv karena aku juga tidak mau makan semeja dengan mereka” ucap Agatha dan segera pergi.
"Kalau begitu mari kita makan!" teriak Ian.
