Season 1: Perjalanan Menggetarkan Langit
Sebelum membaca novel ini, silahkan baca season 1 terlebih dahulu.
*********
Erlang Shen tersadar dan mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda. Berkali-kali ia berusaha untuk keluar dari tempat itu, tapi tidak berhasil. Tak punya cara lain, Erlang Shen memutuskan untuk menjelajahi dimensi tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14 Masih di Lembah Dewa
Leluhur Dewa menjentikkan jarinya, lalu seberkas cahaya memasuki tubuh Yun Feng. Detak jantung yang sebelumnya sudah berhenti kini kembali lagi meski matanya belum terbuka. Erlang Shen menarik kembali qi dan juga pilar yang ia buat sebelumnya.
"Aku hanya bisa membantumu sampai di sini saja. Entah saudaramu itu bisa hidup atau tidak, itu tergantung dirinya sendiri, tapi satu hal yang harus kau ketahui," jelasnya.
"Terima kasih karena telah mengembalikan saudaraku," ucap Erlang Shen.
"Tidak masalah!" Leluhur Dewa menghilang. Saat itu juga, cahaya matahari menyinari lembah dewa untuk pertama kalinya setelah ribuan abad.
"Kau melakukan ini semua demi saudaramu?" tanya Gu Xia.
"Aku akan melindungi orang yang aku sayangi apapun yang terjadi," jelas Erlang Shen.
"Bahkan, aku yang diberi kekuatan untuk mengendalikan alam kematian tak bisa melakukan apapun." Gu Xia menimpali.
"Jangan menganggap dirimu itu lemah. Kau sama dengan yang lainnya." Gu Xia tersenyum kecil lalu ia menghampiri Yun Feng yang masih tak sadarkan diri.
"Auuuuuu"
Lolongan serigala terdengar di seluruh lembah dewa. Lolongan serigala itu disertai dengan petir yang menyambar dan awan merah yang muncul di langit.
"Serigala neraka. Dia datang ke sini," gumam Gu Xia.
"Auuuuuu"
Suara serigala semakin dekat. Tak butuh waktu lama, seekor serigala dengan seluruh tubuh diselimuti api muncul dihadapan mereka semua. Serigala itu menatap tajam kearah Erlang Shen.
"Kau mau apa?" Erlang Shen balik menatap serigala itu.
"Kau mengancamku dengan tatapanmu itu?" tanyanya.
Serigala itu nampak kesal. Sudut bibirnya terangkat dan memperlihatkan gigi taringnya yang panjang dan juga tajam. Serigala itu melangkah mendekati Erlang Shen.
Saat jaraknya semakin dekat, ia tiba-tiba saja diam di tempat. Ia berbalik dan menatap Gu Xia yang sedari tadi melihatnya. Serigala neraka yang legendaris itu menundukkan kepalanya sebagai bentuk penghormatannya kepada Gu Xia.
"Kembalilah!" pinta Gu Xia.
Serigala itu terlihat enggan. Tugasnya adalah mengambil jiwa yang melarikan diri dari alam kematian. Meski demikian, ia tak bisa melawan perintah dari dewi penguasa alam kematian.
"Ini yang terakhir kalinya. Kalau ada jiwa lain lagi yang melarikan diri dari alam kematian, maka tanggung akibatnya," ucap serigala tersebut.
"Kalau kau punya 9 nyawa, maka lakukan saja apa yang kau inginkan. Karena sebelum kau melakukan apapun terhadap istriku, aku akan mencabut nyawamu lebih dulu," ucap Yun Feng. Ia beranjak dan menatap tajam serigala penjaga pintu alam kematian.
"Kau tidak apa-apa, kan?" tanya Gu Xia.
"Aku tidak apa-apa, sayang," jawab Yun Feng.
"Yue, mungkin sebaiknya kita pergi saja. Di sini kita hanya menjadi lalat," ujar Erlang Shen yang dibalas senyum kecil oleh Zi Yue.
Energi kehidupan dapat dirasakan oleh serigala itu meski samar-samar. Energi kehidupan yang sangat besar itu mengingatkannya kepada seseorang di masa lalu. Ia berbalik dan menatap Zi Yue dari atas sampai bawah.
"I-ini! Bagaimana mungkin mereka hidup kembali? Seharusnya jiwa-jiwa itu sudah musnah." Serigala membatin dengan kening yang mengerut.
"Aku akan pergi sekarang." Dalam sekejap serigala neraka menghilang menyisakan jejak berupa rambut berapi.
"Sepertinya aku punya ide." Erlang Shen mengambil bulu serigala neraka. Lao Hu yang sedari tadi tidur langsung muncul di samping Erlang Shen. Ia menatap tuannya itu dengan tatapan penuh curiga.
"Jangan bilang kau mau melakukan eksperimen gila," Lao Hu menebak.
"Ini bukan eksperimen gila, melainkan percobaan." Erlang Shen berkilah.
"Mohon maaf Tuanku yang gila! Rambutku yang indah ini tidak akan cocok dengan rambut serigala neraka," jelasnya.
"Siapa yang mau menggunakan rambutmu? Aku hanya membutuhkan satu helai bulu Feng jia," jelasnya.
Feng Jia sama sekali tidak protes. Tanpa diminta sama sekali, sehelai bulu phoenix melayang di hadapan Erlang Shen. Erlang Shen mengambilnya lalu ia mendekatkan bagian tubuh dari dua hewan penguasa api.
"Keduanya bereaksi," ucap Lao Hu.
"Tidak perlu heran! Dua hewan itu adalah penguasa api. Hanya saja keduanya tidak pernah akur. Phoenix adalah hewan surgawi yang menantang kematian, sementara serigala neraka tak menyukai itu. Itu sebabnya mereka tak pernah akur," jelas Gu Xia.
"Apa yang akan terjadi kalau bagian tubuh mereka disatukan?" tanya Lao Hu.
"Tak ada yang tahu karena selama ini tidak ada orang yang bisa menemukan kedua hewan legendaris itu," jelas Gu Xia.
"Kalau begitu aku akan membuat pil api." Erlang Shen langsung mengeluarkan tungku miliknya. Yun Feng yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Kurasa dia lebih cocok jadi penjahat daripada kaisar yang baik," ungkap Yun Feng.
"Rasa penasaran, emosi yang meledak-ledak, dan aksi nekatnya benar-benar sama dengan sifat dasar api." Gu Xia menimpali.
Disaat keduanya sedang mengobrol, Erlang Shen tetap fokus membuat pilnya. Ia menambahkan beberapa jenis herbal berunsur api ke dalam tungku.
"Dia benar-benar nekat! Apakah dia tidak tahu apa yang terjadi kalau bagian tubuh anjing neraka dan phoenix disatukan?" tanya Lao Hu.
"Biarkan saja Tuan melakukannya. Lagipula dia tidak akan bisa mengandalkan pengetahuan yang kita miliki terus menerus." Gui Bing menimpali.
"Kau benar!" Lao Hu kembali menatap tungku yang mulai bergetar. Api merah gelap dan api juga berbagai jenis api yang keluar dari bulu phoenix saling bertabrakan di dalam tungku.
Erlang Shen menambahkan api surgawi ke dalam tungku. Api yang tadinya bertabrakan mulai tenang dan perlahan-lahan keduanya menyatu. Penyatuan api dua api dengan pemilik berbeda itu menimbulkan bencana petir.
"Kurasa yang tercipta bukanlah pil, melainkan inti api muda." Tatapan Gui Bing tak lepas dari tungku Erlang Shen. Aura api yang keluar dari tungku itu bukanlah pil, melainkan api sungguhan.
"Benar-benar gila. Bisa-bisa bencana benar-benar terjadi karena aksi nekatnya." Lao Hu geleng-geleng kepala.
"Dia tidak takut dengan bahaya meski ujung-ujungnya dia akan kabur kalau terdesak," lanjutnya.
Jedarrrr
Petir menyambar di langit. Petir 7 warna menyambar berkali-kali tanpa jeda. Sambaran petir itu seakan memberi peringatan dan juga meminta Erlang Shen untuk menghentikan aktivitasnya.
Jedaaaaarrrr
Petir dengan kekuatan penghancur yang sangat besar menyambar tungku milik Erlang Shen. Bukannya hancur, tungku itu justru menyerap petir yang baru saja menyambar.
Tak sampai di situ saja, elemen-elemen lainnya juga ditarik oleh tungku tersebut. Bahkan Erlang Shen yang melihat itu terkejut bukan main. Ia tak menyangka kalau elemen lain ditarik oleh tungkunya.
"Hm, apa yang terjadi? Mengapa semua elemen ditarik ke tungku?" tanyanya.
Tungku kembali bergetar. Energi meluap-luap dari dalam tungku. Erlang Shen yang melihat langsung membuat serangkaian formasi untuk meminimalisir ledakan yang mungkin saja akan terjadi.