NovelToon NovelToon
Emergency Daddy

Emergency Daddy

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Genius / Percintaan Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Ayah Darurat
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Tak ingin lagi diremehkan oleh teman-temannya, seorang bocah berusia enam tahun nekad mencari 'Ayah Darurat' sempurna; tampan, cerdas, dan penyayang.

Ia menargetkan pria dewasa yang memenuhi kriteria untuk menjadi ayah daruratnya. Menggunakan kecerdasan serta keluguannya untuk memanipulisi sang pria.

Misi pun berjalan lancar. Sang bocah merasa bangga, tetapi ia ternyata tidak siap dengan perasaan yang tumbuh di hatinya. Terlebih setelah tabir di masa lalu yang terbuka dan membawa luka. Keduanya harus menghadapi kenyataan pahit.

Bagaimana kisah mereka? Akankah kebahagiaan dan cinta bisa datang dari tempat yang tidak terduga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Emergancy Daddy 19.

Tindakan berani yang Nathan lakukan pada Anggita berhasil memberikan reaksi besar terhadap keduanya. Degub jantung yang sama-sama abnormal, lupa bagaimana caranya bernapas, serta sesuatu yang terasa ramai, bagai ribuan kupu-kupu yang meledak seketika memenuhi jiwa.

Nathan masih mengingat jelas wajah Anggita yang memerah meski netra wanita itu melotot padanya. Anggita juga melayangkan pukulan pada Nathan setelah ciuman mereka terlepas, yang bodohnya Nathan terima begitu saja.

Lengan dan punggung pria itu berikan, ia hanya menutupi wajah tampannya dari pukulan Anggita, tak berniat menghindar sampai wanita itu merasa puas melampiaskan rasa kesalnya.

Nathan tahu ia salah telah membawa Elvano. Tapi pria itu, sedikit pun tidak merasa bersalah atas ucapan serta tindakannya yang berani mencium Anggita. Nathan ingin Anggita tahu akan perasaannya. Pria itu sudah jatuh cinta.

"Berhentilah memukuliku, Sayang. Kau tidak kasihan padaku?"

Nathan masih ingat saat pertama kali panggilan sayang itu ia lontarkan begitu saja untuk Anggita.

"Sayang?" cengo Anggita.

"Iya Sayang," jawab Nathan cepat dengan wajah yang tersenyum lebar. Ia semakin terkekeh ketika melihat Anggita kian tersulut.

"Aku tahu kau pasti sangat lelah hari ini. Maafkan aku sekali lagi, karena sudah membuatmu khawatir tentang Elvano."

Dengan netra yang masih membulat, Anggita bisa merasakan permintaan maaf itu terdengar tulus.

"Sekarang istirahat lah! Selamat malam, Sayang!" ucap Nathan. Dan ia kembali berani meraih pucuk kepala wanita itu demi bisa meninggalkan ciumannya di sana. Barulah Nathan bergegas masuk ke dalam mobil dengan berlari karena melihat Anggita yang sudah bersiap mengangkat kakinya.

Nathan menggigit bibir, semakin terkekeh mengingat wajah wanitanya yang begitu syok. Sepanjang jalan setelah meninggalkan kediaman keluarga Abraham, hanya ada senyuman yang menghiasi wajah rupawan Nathan. Bayang-bayang Anggita terus berputar di pelupuk mata. Nathan benar-benar sudah ketempelan.

Mobil itu terus melaju. Nathan kini menuju ke kediaman sang kakak, Agam Raksa. Ia harus segera mengantar Rania pulang ke Antalia, sebelum Agam Raksa yang berada di luar negeri itu mengerahkan orang-orangnya untuk menggeledah kota ini demi mencari keberadaan putri kecilnya yang tak kunjung pulang hingga malam.

Kedatangan Nathan di Antalia ternyata sudah ditunggu oleh seseorang. Saat Nathan menggendong Rania yang masih terlelap untuk masuk ke dalam bangunan utama, netra Nathan sudah menemukan sosok pria berwajah dingin berdiri tegak di ujung sana.

Nathan sesaat membiarkan ketika kakak iparnya mendekat dan mengambil alih Rania. Setelahnya ia kembali menatap ke dapan.

"Aku tidak tahu kalau Kakak sudah kembali." Nathan cukup terkejut dengan adanya Agam Raksa di Antalia, karena setahunya, kakaknya itu sedang melakukan perjalanan bisnis di luar negeri.

"Rania membutuhkanku di sekolah."

Nathan mengangguk. Mendengar ucapan sang kakak, ia jadi teringat undangan yang pernah Elvano berikan untuknya.

"Kenapa menatapku seperti itu? Kakak merindukanku? Aaa...baiklah. Aku akan memelukmu." Nathan mendekat dan langsung memeluk Agam yang berdiri diam. Meski usianya sudah kepala tiga, Nathan tetap akan bersikap seperti bocah kecil jika ada di depan keluarganya.

"Kau wangi..."

Kalimat Agam tergantung saat sang adik sudah melepaskan pelukan.

"Aku memang selalu wangi, Kak," bangganya pada sang kakak seraya tersenyum menawan dengan menyugar rambutnya pelan.

"Parfum wanita."

"Hah?"

"Tubuhmu bau parfum wanita."

Deg!

Nathan mengerjap, dengan cepat ia mengendus, memeriksa pakaiannya...

Dan benar, ada aroma rose. Nathan pun menutup mata, menghirup dalam aroma lembut tersebut. Tanpa sadar sudut bibirnya tertarik kala wajah Anggita yang muncul dalam khayalnya.

Tingkah sang adik tak lepas dari netra tajam nan dingin itu.

"Emmm... Sepertinya parfum ibu dari temannya Rania tidak sengaja menempel di pakaianku, Kak." Nathan nyengir polos pada kakaknya. "Kalau begitu aku pulang dulu, sudah terlalu malam. Bye kakakku." Menggunakan jurus seribu langkah, Nathan segera menghilang dari hadapan Agam sebelum dicerca banyak pertanyaan atau yang lebih buruknya adalah, kakaknya itu curiga dan akan meminta seseorang untuk mengawasi dirinya. Nathan tidak menginginkan hal itu.

Nathan masuk ke dalam mobil dan segera meninggalkan Antalia. Ia sempat melirik undangan Elvano yang masih ada di atas dashboard. Pria itu meraihnya, dengan satu tangan ia langsung memeriksa detail isi undangan, hingga seringai kecil pun muncul di wajah tengilnya.

*

*

*

New York.

Samar-samar suara musik yang menghentak masih mampu terdengar dalam salah satu ruangan kelas VVIP di lantai atas sebuah club mewah yang pintunya baru saja terbuka.

Seseorang masuk.

"Tuan, Nona Anggita terlihat berada di Indonesia," ucap sang anak buah menunduk dengan meletakkan beberapa foto di atas meja.

Pria yang duduk tenang tengah menikmati minumannya itu meraih apa yang baru saja orangnya berikan. Netra indahnya memperhatikan satu persatu foto yang memuat wajah Anggita ketika baru saja tiba di bandara.

"Siapa yang mendapatkan ini?" tanyanya serius. Terlihat jelas binar bahagia dari mata indah itu, meski gelap begitu mendominasi auranya maupun ruangan sekitar.

"Orang-orang kita saat mengirim obat-obatan kemarin, Tuan."

Pria itu tersenyum kecil. Manis sekali saat tangannya terus bergerak untuk bisa memeriksa semua foto yang didapatkan orangnya. Foto wanita yang begitu ia cinta dan merupakan kekasihnya.

Namun tak lama setelahnya, wajah itu berubah drastis, begitu dingin kala netranya menemukan keberadaan seorang bocah yang beberapa kali terbidik dan masuk ke dalam kamera bersama sang kekasih.

"Dia masih hidup?" tanyanya dengan suara yang menekan begitu dalam.

Cukup mampu membuat pria yang berdiri di sisi pria itu segera mendekat dan memperhatikan sebuah foto yang tengah tuannya cengkram kuat.

"Benar, Tuan. Kami sempat gagal menyingkirkannya." Sang anak buah hanya mampu menjawab tertunduk, terlebih ketika sang tuan langsung meremat foto bocah itu semakin kuat.

"Siapkan penerbangan ku!" perintahnya langsung. "Pastikan tidak ada orang-orang Teo di sekitar wanitaku!" tambah Ivan lagi.

Pria yang memiliki wajah begitu tampan itu berdiri dari duduknya, dengan cepat orang kepercayaannya meraih mantel hitam dan mengenakan pada tubuh tegap pria itu.

"Aku sendiri yang akan menghabisi bocah itu. Dan membawa Anggita kembali!"

Beberpa pria yang berjaga di luar ruangan seketika menunduk saat sang pemilik club mulai membawa langkah panjangnya keluar.

Ucapan Ivan Baner tadi bukanlah sekedar bualan semata. Ia memang akan menyingkirkan Elvano, bocah kecil yang kehadirannya sama sekali tak diinginkan oleh Ivan.

1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
sangsi sosial lebih kejam dari sekedar masuk penjara. itu resiko km siapa suruh dulu jahatnya kebangetan/Proud//Bye-Bye/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
tau, km balsem napi/Sneer/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
dad jon udah tau duluan kali/Chuckle//Grin/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
paham lah Agam. cukup mengangguk dia gak nyerocos seperti km/Tongue/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
tengil bgt sumpah inget umur oyyy
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
asem bgt nathan
〈⎳ FT. Zira
nathan beda.. dia dah tau tapi teetep maju tuh.. padahal tau bakal di tendang juga tetep maju.. kurang apaa coba?? perlu cat rambut lagi atau gimana?

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
dad jon tetep yg paling dittakuti..tapi dad jon juga takutnya sama bini/Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
tapi kalo ma Hena berubah jadi power ranger dia Nat/Joyful//Joyful/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
balsem sama ivan aja, nathan sama aku/Awkward/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
semoga gak direstui/Sly/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
dih, dih kagak
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
habis ini Agam ngamok
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
ceriwis, aku ingat Zoya dengar kata ceriwis
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
si Balsem mewek gak lihat ini
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
luuu jadi pak tarno Nat/Speechless/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
udah terakhir aja, padahal aku nunggu Agam sama rania/Smug/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
dih kurang ajar nih orang/Facepalm/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
bau Ivan/CoolGuy/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
gak suka sumpah, luuu cari yg lain napa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!