bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
Sehabis sholat dan berdoa Ning Salwa memandangi bunga diatas nakas yang sudah terlihat layu,kelopak kelopaknya sudah habis berjatuhan.
Namun Gus Zai tak kunjung mengirimkannya bunga,biasanya gus Zai selalu rutin mengirimkan bunga untuk nya bahkan sebelum bunga didalam vas itu layu.
Ning salsa kembali menelisik sebuah keraguan didalam hatinya,apakah laki laki itu sekarang sudah berubah fikiran lagi.
Terlebih ketika kemarin melihat Gus Zai berjalan melewati nya tanpa menyadari kehadiran ya,keraguan itu semakin nyata tumbuh dihatinya.
"Apa mereka sedang mempermainkan ku?"ucapnya lirih.
" Bagaimana jika ketakutan ku itu nyata dan aku hanya akan terluka untuk kedua kalinya ya Allah apa keputusan ku untuk kembali mengantungkan harapanku dengan Gus Zai sudah benar ya Allah"
Risa mengambil setangkai bunga itu dan membuangnya ketempat sampah dengan perasaan yang begitu hampa.
Sementara dikediaman kiAi Jaffar sebuah senyuman terukir dibibir Gus Zai ketika netranya tertuju pada sebuah paper bag diatas nakas.
Jarinya begitu terluntur untuk mengambil paperbag tersebut.
" Ini pasti untuk aku"
Diwaktu yang bersamaan Risa baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya yang tergelerai bebas.
" Itu buat Abi belum sempat aku kasih"
Gus Zai membeku senyumnya memudar diganti Rauf kecewa yang tampak jelas diwajah nya.
" Lalu untuk aku mana" kata kata itu seakan tertahan diujung lidah.
Risa lalu duduk disisi ranjang sambil berusaha mengeringkan rambut panjangnya dengan handuk.
Udara didalam kamar terasa dingin,Gus Zai kembali meletakkan paperbag itu diatas nakas.
" Kamu memberikan hadiah untuk ustadz Aiman tapi tidak untuk ku" suaranya samar nyaris berbisik tapi masih bisa didengar oleh risa.
Risa menghentikan aktivitas nya dan menoleh kearah Gus Zai dengan dahi yang berkerut.
"Hummm itu hanya sisa sisa kain yang diberikan ustadzah Halimah untukku jadi aku buatin aja baju untuk Abi dan ustadz Aiman.hanya sebagai tanda terimakasih kepada mereka karna sudah baik dengan ku itu saja tidak lebih"
" Tidak kah kau fikir dengan memberikan hadiah kepada ustadz Aiman dan tidak memberikan untukku sama saja dengan mencoreng harga diriku sebagai seorang suami terlebih ustadz Aiman itu adalah sahabat aku"
" Ck Apa bedanya dengan Gus membelikan oleh-oleh untuk semua orang tapi sedikit pun Gus tidak ingat dengan ku"
Gus Zai mengangkat kedua Alisnya.
Udara didalam kamar hanya menyisakan sebuah jetegangan.
" Jadi selama dua hari ini kamu dingin sama aku hanya karena oleh oleh"
Hahhha
Gus Zai tertawa renyah semakin membuat dada Risa terasa panas.
" Jangan bilang kamu cemburu,karna aku malah membelikan oleh-oleh yang banyak untuk Ning Salwa jadi kamu sekarang ingin balas dendam lewat ustadz Aiman,kamu jangan melewati batas yang kamu ciptakan sendiri"
" Ia,Aku cemburu Gus"
Ucapnya dengan lantang. Hidung nya terasa kembang kempis karna menahan amarah.
" Hum cemburu mengapa harus cemburu?"
" Jangan bilang kalau kamu menc...."
". Ia Aku mencintaimu Gus"!
" Apa"
Gu Zai tercekat mendengar ungkapan cinta dari Risa.
" Kau tidak boleh jatuh cinta padaku. Hubungan ini akan semakin rumit jika ada kamu melibatkan perasaan didalamnya dan aku sangat mencintai Ning Salwa hanya Ning Salwalah wanita impianku,dan bukan kah kau akan suatu hari nanti kau akan pergi"
Hati Risa terasa berdenyut sakit,harusnya ia sadar perasaan ini salah ia bukanlah wanita yang diidam Idamkan oleh Gus Zai.
" Perasaan itu akan kubunuh, Maaf karna telah melewati batasan ku,lebih baik kita menjadi asing sekarang aku tidak ingin semuanya akan semakin rumit"
Risa membaringkan tubuhnya kekasur. Setelah mengungkapkan isi hatinya dan unek uneknya ia lalu menarik selimut hingga menutupi tubuhnya kini yang terlihat kepalanya saja.
Gus Zai masih membeku tidak bergeming ia menatap kearah Risa yang memungunginya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Sedangkan Risa mengerjapkan mata merasa malu telah mengungkapkan perasaan nya kepada Gus Zai.
Gus Zai mengelar kasurnya dilantai lalu ia membaringkan tubuhnya kekasur namun ia masih terhanyut dalam fikiranya.
_____
Pagi harinya ketika malam yang gelap gulita berubah menjadi pagi yang cerah dengan cahaya kilaunya yang selalu bisa mendamaikan jiwa.
Seperti biasa sehabis melakukan kewajibannya Risa bersiap siap kebutik ustadzah Halimah.
Sekarang dia sudah pernah ketinggalan menunaikan ibadah nya ketika ia tidak melakukannya seperti ada kehampaan dan kekosongan yang menyeruak didalam hatinya.
Ia kedapur untuk menyiapkan bekal untukknya terlihat ummi Fatimah disana nampak menjaga jarak dengan menantunya itu.
Biasanya dia akan sinis dan cendrung mengeluarkan kata kata pedas dan mengitimidasi namun sekarang dia cenderung diam.
Membuat Risa tersenyum penuh kemenangan,mungkin karna ulah nya kemarin membuat ummi fatimah tidak berani macam macam lagi kepadanya, apalagi dirumah mereka cuma berdua.
Risa memasukan bekalanya kedalam tas selempang nya dan bergegas pergi .
Ia menghelai nafas panjangnya semuanya akan dimulai hari ini,hari dimana lagi tidak akan mempedulikan Gus Zai lagi.
Sementara Gus Zai sehabis sholat shubuh dimesjid pesantren tidak pulang kerumah.
Benar kata Risa mulai sekarang mereka akan menjaga jarak satu sama lain,ia tidak mungkin akan menyakiti Ning Salwa untuk kedua kalinya.
Sama halnya dengan Risa ia juga berusaha menyibukkan dirinya dengan berbagai pekerjaan.
Sampai sampai Ustadz Aiman merasa keheranann dengan sahabatnya karna mengambil alih pekerjaannya.
"Ada apa lagi Gus"
"Tidak ada apa apa"
"Yakin tidak ada apa apa?"
"Jangan ganggu aku,aku akan menyelesaikan pekerjaan ini secepatnya karna 15 menit lagi saya harus mengajar "
" Baiklah, seperti nya hari ini aku sedang diliburkan karna Gus mengambil alih semua pekerjaan aku,padahal saya sedang dalam keadaan kosong"
"Apa"
Gus Zai segera tersadar dan menutup laptopnya.
"Aku pergi sekarang kerjakan sendiri pekerjaan mu"
Ustadzah Aiman melogo mengerutui sendiri kebodohan nya karna telah menyadarkan Gus Zai.
"Mau kemana Gus"
"Aku mau kesebuah tokoh"
Ustadz Aiman mengerutkan Alisnya.
"Buat apa"
"Ya beli sesuatu lah buat wanita spesial"
"Ingatlah Gus sebentar lagi ada jadwal mengajar"
"Hari ini aku ingin izin dulu"
"Ada sesuatu yang ingin aku urus"
semoga si salwa tul maut ke buka kebusuk an nya
udh gak sabar nih
baca dari episode 1-23 dan pas baca episode 4-23 banjir air mata karena sedih jadi risa
ning salwa masih ngarep suami orang aja kasian risa