Di seluruh alam semesta ini banyak sekali mahkluk hidup, termasuk manusia. Tapi ini bukan tentang kisah manusia melainkan kisah sang NPC Dewa yang berkelana ke berbagai Dimensi dan bertemu banyak makhluk hidup, YA anda tidak salah baca! Disini memang akan menceritakan NPC Dewa.
Kisahnya berawal dari dimensi (dunia) para dewa mulai hancur gegara kekuatan misterius yang membuat retakan besar dan banyak di dimensi para dewa.
Bagaimana para dewa bisa mengembalikan dimensi mereka menjadi utuh kembali?
Segera baca novel ini untuk mendapatkan lanjutannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AHMU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEGIATAN PERTAMA DI AKADEMI
"Aduh! Apa gak ada tempat lain selain ini? Sesak sekali sampai sampai aku seperti akan bertemu dewa kematian." Keluh kesah Flavio yang terhimpit oleh banyak orang.
"Uhuk! Uhuk! Memangnya kau saja yang begitu! Aku juga sama nih." Kata Alevia yang berada di samping Flavio.
"EHEM! Baik, karena semuanya sudah berkumpul aku akan membacakan peraturan akademik.1.2.3.4............
50\=siswa tidak boleh saling membunuh di dalam akademi. Sekian!"
"Eeee!. Kok cuma itu?" Flavio yang kebingungan.
"entahlah aku pun tak tau." Saut Alevia.
Flavio:"OOOIIIII! Pak apa aku boleh bertanya?" Mengangkat tangannya untuk terlihat dari kerumunan.
Auva:"HM? siapa itu ?"
Flavio:"DISINI." Melompat lompat sambil tetap mengangkat tangan.
Auva:"oooh kau! Ada apa, katakan apa pertanyaanmu?" Menunjuk orang tersebut lalu para siswa siswi yang lain membuka jalan supaya vio terlihat.
Flavio:"Begini, Apa kita kumpul disini hanya untuk mendengar semua ocehanmu?" Ucap vio dengan nada datar, dan itu membuat pandangan para murid menjadi tajam kepada vio.
Auva:"Haha! Sudah lama aku tidak mendengar siswa yang berterus-terang sepertimu. Aku mengumpulkan kalian disini untuk kegiatan pertama kalian di akademi atau lebih tepatnya melakukan tugas kecil." Menggunakan jarinya seperti menekan nekan ibu jari dengan telunjuk atau sebaliknya itu seperti menganggap tugas itu mudah.
Flavio:"Apa itu ?"
Auva:"Hanya berburu monster elemen api dan air di atas level 30."
"AAAAAAPPPPPPAAAAAAA." Teriak para murid yang terkejut mendengar hal itu.
Kazu:"Pak, apa tugasnya tidak berlebihan, level rata-rata semua saja baru level 20 ke atas, berburu pun kagak, diburu malah iya." Ucap seorang murid berambut hitam dengan bergaya melingkar.(Oh iya,disini siswa memiliki baju berwarna merah yang mendominasi dibandingkan putih,baju lengan panjang diiringi garis putih,hitam,dan kuning. Agak mirip dengan bajunya Flavio(bajunya Vio ada di sampul)tapi walaupun mirip warnanya tapi di seragam akademi tidak ada jubah yang sama seperti punyanya Vio dan lagi pakaian Vio itu dipenuhi dengan permata murni(kaya berlian).
Dan untuk siswi mereka memakai pakaian seragam akademi yang lengan bajunya panjang dengan rok sampai lutut, Lalu berwarna putih di seluruh pakaiannya dengan corak garis-garis merah dan biru di lengan bajunya sampai leher, dan bagian dada sampai perut dilengkapi kancing baju yang disekitarnya ada bola-bola mutiara kecil, Lalu rok yang berwarna putih dengan motif bintang dibagian bawah rok.
Auva:"Menurut ku tidak terlalu berlebihan, Dengan kemampuan berkerja sama sepertinya tidak akan sulit, 'iyakan?"
Isamu:"Apa artinya kami bisa membuat tim kami sendiri?" Dengan mata yang ketutupan rambut disebelah mata kiri.
Auva:"Bisa! Tapi jumlah per tim tidak lebih dari 7 orang."
Asahi:"Apa boleh COMPANION (hewan/monster yang dijinakkan) kami ikut serta?"
Auva:"Boleh! Dan Companion tidak dihitung dalam penghitungan orang di tim."
Kazu:"Apa maksudnya kami bisa membawa lebih banyak familiar semau kami?"
Auva:"Itu yang kupikirkan. Baik silahkan cari anggota yang ingin kalian rekrut. Jika sudah membentuk tim kalian bisa pergi ke guild royal guardian untuk mendapat izin berburu monster. Sampai jumpa.......... Oh aku hampir lupa, kalian tidak usah memanggil ku pak karena usia kita tidak jauh beda jadi panggil aku senior saja atau apalah asal jangan pak, oke dadah". ↔️dia pun pergi.
Isamu:"AI AI KAPTEN." Dengan penghormatan tangan di kening.
*Lima belas menit kemudian*
"Hei kenapa kau malah diam saja? Yang lain sudah pergi dari tadi." Tanya Alevia pada Flavio.
"Aku sedang menunggu seseorang."
"Nunggu ya nunggu tapi nunggunya jangan ditengah lapangan segala, panas nih."
"Istirahatlah disana, mungkin kita akan menunggu sebentar lagi."
"baiklah."
*Lima menit kemudian*
Arelia:"ooooii! maaf lama, Kazuya nih malah pingsan jadi kami nunggu sampai dia siuman baru kami kesini maaf ya." Kata Alevia dengan wajah tersenyum.
Flavio:"Tidak apa-apa yang penting kalian baik-baik saja."
Arelia:"☺️☺️ kendalikan diri mu Arelia." Wajah sedikit memerah.
Arinka:"Arelia! Itu kenapa pipimu memerah?"
Flavio:"Apa? Mana sini coba ku periksa." mendekatkan wajah vio ke Arelia.
Arelia:"Tidak merah kok." Dia pun menjauh sedikit.
Flavio:"Lalu kenapa mukanya ditutupi pakai tangan? kamu sakit!?"
Arelia:"Nggak, nggak sakit sehat kok." wajahnya semakin memerah.
Alevia:"EHEM! Masih ada orang lain disini, kenapa kalian tidak cari penginapan saja untuk melakukan aktivitas mesra-mesraan kalian." Alevia yang menyela pembicaraan vio dan Arelia dengan berdehem.
Flavio:"Oh iya aku lupa memperkenalkan, semuanya ini adalah Ale....".
Arinka:"kak Alevia! Kenapa kakak ada disini?". Arinka dengan cepat bergerak menuju depan Alevia tanpa membiarkan vio selesai memperkenalkan.
Alevia:"Cuma jalan-jalan dengan Vio aja." menyenggol nyenggol badan vio.
Arelia:"Kakak kenal sama Vio?kapan?dimana?"
Alevia:"Baru kemarin di tempat bordil."
Arelia:"APA TEMPAT BORDIL!!!!! Apa yang kakak sama Vio lakukan disana?"
Alevia:"Hanya mengajak Vio berkeliling."
Arelia:"ooohhh begitu, syukurlah tidak terjadi hal-hal yang aneh."
Setelah mereka berbincang bincang mereka pun membentuk tim yang beranggotakan Flavio, Arelia, Arinka, Alevia,dan Kazuya. Lalu menuju guild untuk mendapatkan izin berburu.
Lima menit perjalanan berlalu dan mereka akhirnya sampai di guild, "Wah! Banyak sekali orang-orang, apa mereka sama seperti kita." Tanya Flavio yang tidak tahu menahu itu.
"Dasar payah kau ini! Apa kau sudah lupa apa yang senior Auva katakan tadi." Kata Alevia.
"Eee mungkin aku lupa sebagian besar tugasnya hehe."
"HAHHH! sudah lah lebih baik kita ke meja administrasi dulu."
Setelah selesai mengurus administrasi mereka pun mulai menjalankan tugas dengan mencari misi yang tersedia di guild.
Alevia:"Kita ambil misi berburu yang mana?" melihat lihat papan quest.
Arelia:"Apa saja yang ada disitu?"
Alevia:"Hanya tersisa misi tingkat B dan A, Monster nya pun hanya elemen tanah dan angin."
Arinka:"Yah! Sekarang kita harus gimana? Kalau gak bisa nyelesain bisa-bisa kita dikeluarin dari akademi!"
Kazuya:"AHAA!, saatnya aku bertindak. Aku tahu dimana kita bisa menemukan monster tipe api dan air!"
Alevia:"Hah! Dimana?". Ucapnya dengan nada terkejut.
Kazuya:"hehehe. Di wilayah kekuasaan raja iblis." Jawabnya dengan bangga.
Alevia:"Apa kau bercanda! Jika kita kesana, kita hanya akan terkena imbas dari peperangan antara manusia dan iblis, terlebih lagi disana ada monster elemen api level 60, Bagaimana bisa kita yang hanya beranggotakan lima orang yang rata-rata levelnya dibawah 50 bisa melawan apalagi ada level 1 disini."
Arelia:"hah level 1 siapa?" Tanyanya dengan bingung.
Alevia:"Tanya saja orang disampingku ini." menunjuk vio.
Kazuya:"hah Vio level 1". (yang bener aje rugi dong)#kata barusan tidak termasuk dalam cerita#.
********
(Kemarin sebelum kejadian dikasur)
"Apa kau yakin hanya disentuh saja bola ini?" Tanya Flavio yang sedang mengukur kemampuannya.
"Iya letakkan saja disana, nanti status/profilmu akan muncul sendiri."
Flavio pun meletakkan tangannya di bola kristal dan bola kristalnya meledak berkeping-keping.
"Kenapa jadi meledak ya, ayo kita coba dengan kertas pengukur ini."
[terbakar]
"Bagaimana dengan gulungan ini."
[terbelah menjadi 1000 bagian]
"Kalau benda ini?"
[meleleh]
"Sepertinya cara terakhir adalah memanggil orang itu."
*Beberapa menit kemudian*
"Ada apa putri kesatria memanggilku kemari." Ucap seorang pria gendung bersorban ungu dipadukan dengan pakaian yang juga ungu.
"Aku ingin paman mengukur kemampuan orang ini, katanya paman sangat ahli dalam hal-hal ini?" Kata Alevia yang tadi di panggil putri oleh teman ayahnya yang seorang Mantan kesatria.
"Baik, aku akan mengukurnya tapi biayanya pasti sangat banyak, aku rasa putri tahu apa yang aku butuhkan iyakan?"
"Apa ini cukup?" Memberi sekantong koin emas.
"Haha cukup cukup, sangat cukup. Baik aku akan mulai, hei bocah cepat kemari."
Flavio mengikuti arahan orang tersebut, "tetes kan darah mu kesini." Meletakan sebuah wadah ke meja.
"Baik!" Flavio mengambil sebuah pisau lalu mengiris tangan dan darahnya pun mulai menetes.
"Wow! Aku belum pernah melihat ada darah yang berwarna-warni seperti ini sebelumnya, sungguh menakjubkan!"
*Selang 1jam kemudian*
"Apa sudah selesai?" Tanya Alevia yang sudah lelah menunggu.
"Sudah, dia level 1 dan aku tidak tahu apa rasnya, kekuatan sejatinya aku juga tidak tahu, elemennya adalah api,air, tanah,angin, cahaya,dan kegelapan."
"Apa berarti semua elemen?"
"yah aku juga terkejut awalnya, karena pekerjaanku sudah selesai berarti aku akan pulang ke rumah,DADAH."
********
"Jadi begitu ceritanya, aku mengerti sekarang kenapa semalam Flavio tidak kelihatan ternyata karena itu." Kata Arelia yang membuat kesimpulan.
"Apa kau cemburu?" Goda Alevia.
"tidak tidak,aku tidak cemburu kok."
"Sudah-sudah, lebih baik kita segera berangkat!" Kata Kazuya yang menyuruh mereka bergegas.
Alevia:"haa! kapan aku setuju untuk pergi, apa kau tidak takut pergi ke wilayah iblis disana sangatlah berbahaya."
Kazuya:"Kenapa harus takut? Disana kan rumahku."
"AAAPPAAAA!!!!" Teriak mereka kecuali Flavio.
Alevia:"Apa kau serius?"
Kazuya:"Mengapa tidak?" Ucapnya sambil mengangkat kedua bahunya.
Arelia:"Ooohh! Pantas saja kemarin resepsionisnya mengatakan ras setengah iblis ternyata karena ini."
Kazuya:"iya lah memangnya karna apalagi."
Alevia:"Aku paham sekarang, Lalu apa kami akan selamat jika ikut denganmu?"
Kazuya:"Tenang saja! aku ahlinya disini jika kalian tidak selamat atau dalam bahaya aku berjanji akan memotong penisku ini lalu aku kubur."
Alevia:"Berjanji saja tidak cukup, bersumpah lah."
Kazuya:"Aku bersumpah...................,sudah apa kau puas?"
Alevia:"Puas, sangat puas."
Kazuya:"Kalau begitu ayo kita berangkat."