NovelToon NovelToon
Wanita Simpanan Bos

Wanita Simpanan Bos

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Janda / Selingkuh / Pelakor / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:21.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rini Jayanti

Yasmin, janda muda dan cantik harus menerima jadi istri simpanan seorang pria kaya dan sudah beristri. Berawal dari pertemuan tak sengaja Reynald dengan Yasmin yang tak lain adalah karyawannya sendiri di dalam lift perusahaannya. Reynald tertarik pada pandangan pertama dan setelah ditelusuri Yasmin ternyata memiliki pekerjaan sampingan sebagai wanita panggilan.

Reynald merupakan seorang pengusaha di bidang properti dan real estate. Ia memiliki seorang istri cantik dengan segala kegiatannya sebagai sosialita. Hidup bergelimang harta membuat Aurel lupa diri hingga terlibat perselingkuhan dengan pria lain, hal itulah yang membuat Reynald perlahan mencari pelarian untuk melayani hasrat sexnya. Sedangkan Yasmin menerima jadi istri simpanan untuk memenuhi semua kebutuhan hidup dirinya dan keluarga.

Apakah pernikahan Yasmin dengan sang BOS bisa terendus? Dan apakah pernikahan mereka berdua murni karena *** semata?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Jayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Yasmin mendesah berat, dia menggigit bibir bawahnya cemas. Perasaannya semakin tak menentu kala mendapatkan kata-kata penyemangat dari Reynald.

"Ya ampun rasanya aku sudah tidak waras, kalau dia terus memberiku perhatian seperti ini aku takut terbawa perasaan."

Yasmin bangkit dari tempat tidur, mengambil gelas dan menuangkan air mineral lalu diminum sampai tandas. Rasanya otaknya yang tak waras akibat tenggorokannya yang terasa haus.

Layanan kamar dan terapi yang dikatakan Reynald sudah datang. Pertama-tama Yasmin diperintahkan untuk tidak mengenakan pakaian yang membalut tubuhnya, untungnya memang tidak jadi tidak harus repot. Dia hanya perlu membuka jubah mandinya saja lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Terapis yang khusus didatangkan dari spa, mulai bekerja. Dengan posisi Yasmin yang tengkurap, memudahkannya mengoleskan minyak untuk memijat punggungnya.

Yasmin merasakan nikmat ketika kedua tangan terapis itu bergerak memijatnya. Saking nikmatnya, Yasmin hampir saja terlelap. Bukan hanya tubuh yang mendapat pijatan, giliran kepalanya saat ini yang dipijat.

Selesai dengan kenikmatan hakiki yang tiada tara dan seketika memusnahkan rasa lelah, Yasmin dianjurkan untuk berendam di bathtub, katanya akan mengendurkan saraf-saraf ototnya yang menegang. Aroma lavender menguar dari minyak essential yang ditambahkan ke dalam rendaman airnya yang bisa merilekskan pikiran. Cukup lama hampir 20 menit dia menikmati air hangat sekaligus membersihkan tubuh.

---

Dari pagi sampai siang, Reynald terus disibukkan dengan pekerjaannya di kantor cabang, memeriksa setiap berkas dengan teliti supaya tidak ada kesalahan yang terlewat. Kali ini dia dibantu dengan dua orang manajer cabang Bali yang telah ditunjuknya untuk memimpin pembangunan resort baru.

TUK.. TUK..TUK..

Suara langkah heels terdengar dari kejauhan, mata Reynald memicing melihat siapa yang datang sesiang ini. Di saat kepalanya sedang pusing, dia malah dikejutkan dengan kedatangan Silvia.

Perempuan berusia 30 tahun itu memasuki ruangan Reynald tanpa permisi.

Mata Reynald memejam, tidak mungkin dia memarahi Silvia di depan bawahannya. Dia berusaha menahannya lebih dulu.

"Hai Sayang," sapa Silvia memberikan kecupan di pipi suaminya. Kedua pasangan itu terlihat mesra di mata anak buahnya yang berada dalam ruangan itu.

"Pak, kami permisi dulu." Salah seorang bawahannya permisi undur diri.

Reynald hanya mengangguk pelan.

Silvia senang bawahan suaminya begitu pengertian meninggalkan mereka berdua. Pria arogan itu menatap istrinya dengan tatapan tidak senang.

"Apa yang membawamu ke sini?" tanyanya.

Silvia tersenyum kecut, "Harusnya sebagai suami kamu senang aku ada di sini. Bukan malah menatapku dengan kesal," jawab Silvia santai. Kemudian Silvia mengambil duduk di kursi yang berada di depan meja Reynald.

"Aku tidak suka ketika bekerja diganggu," ucap Reynald dengan tangan bersidekap.

"Kalau begitu aku akan menghabiskan waktuku di sini dengan bersenang-senang dan kamu bisa leluasa untuk bekerja. Bagaimana?"

"Terserah kamu." Reynald masih menjawab datar.

Reynald kembali fokus dengan pekerjaannya, sementara Silvia sesekali melirik suaminya.

Ada rasa kesal, sedih, menyesal seketika menyeruak dalam diri Silvia tatkala Reynald selalu bersikap dingin padanya.

'Andaikan dulu aku tidak mengkhianatimu, mungkin aku masih bertahta di hatimu sampai saat ini dan kamu masih memperlakukanku sebagai ratu di kerajaanmu.'

"Kamu bisa pergi ke vila dan beristirahat di sana, kemungkinan aku akan pulang larut."

"Heem," saut Silvia hanya dengan berdehem.

"Aku akan bersenang-senang, tapi bisakah kamu meluangkan waktu setelah semua pekerjaanmu selesai untuk kita berdua?"

Reynald kembali menatap Silvia dengan tajam, "Bukankah kamu bilang akan bersenang-senang dan membiarkan aku leluasa bekerja? Kenapa sekarang kamu malah meminta waktuku?"

Silvia tidak senang mendengarnya. Dia bangkit dari duduknya dan mendekati Reynald.

"Apa seorang istri berdosa apabila meminta waktu suaminya?" Silvia balik melayangkan tatapan tidak senang.

"Apa seorang istri berdosa apabila telah menyelingkuhi suaminya?" Kini Reynald tidak mau kalah dan balik menyerang Silvia.

Silvia diam memaku, pelupuk matanya seketika memanas.

"Apa kamu masih belum bisa melupakannya?" Silvia terisak.

Reynald bangkit dari duduknya lalu berdiri, rahangnya mengeras dengan gigi bergemeletuk.

"Sampai matipun aku tidak akan melupakannya!"

Silvia tertunduk, semakin terisak.

"Pergilah dan jangan ganggu aku! Ini sebabnya aku tidak ingin berada di dekatmu karena hanya akan membuat lukaku muncul kembali."

Silvia masih bergeming.

"Silvia." Suara berat Reynald menekannya.

Silvia mengentakkan kakinya pergi meninggalkan Reynald, dia membanting pintu dengan kencang.

Reynald menjatuhkan dirinya di kursi, menyandarkan punggungnya sambil tangannya memijat ujung alisnya yang berdenyut sakit.

Romi bergegas datang setelah melihat Silvia keluar dalam keadaan marah.

"Pak, Anda baik-baik saja?" Romi menilai Reynald dalam mode kesal.

"Ya. Ubah schedule saya, kita pulang ke Jakarta malam ini."

Romi mengerti kondisi suasana hati Reynald yang berubah drastis pasca kedatangan istrinya. "Baik, Pak. Akan saya persiapkan semuanya."

---

Malam minggu ini, Yasmin menghabiskan waktunya menemani ibu di rumah sakit. Dia juga membawakan banyak makanan untuk orang yang berharga dalam hidupnya itu. Ibu senang melihat Yasmin yang lepas tertawa bersama, seakan masalah hidupnya perlahan hilang sejenak.

Drtt.. Drtt..Drtt..

Ponselnya bergetar.

"Bu, Yasmin jawab telepon dulu ya."

Ibu mengangguk pelan, membiarkan putrinya keluar dari ruang perawatan ayah.

"Pak Reynald," ucap Yasmin bergumam melihat nama Reynald di tampilan layar.

Ditekannya tombol hijau lalu ditempelkannya benda kotak itu ke telinga.

"Hallo, Pak." Yasmin menyapa dengan tersenyum seolah Reynald berada di depannya.

"Yasmin, kamu sedang di mana?"

"Saya sedang di rumah sakit menemani ibu. Kenapa, Pak? Bagaimana kerjaannya?"

Suara Yasmin terdengar renyah di dengar.

"Oh kamu sedang menemani ibumu, pekerjaan saya lancar. Hanya saja ada sedikit masalah jadi saya memutuskan untuk pulang ke Jakarta malam ini. Kamu tunggu saya di hotel biasa ya, saya ingin menghabiskan waktu dengan kamu."

Yasmin sedikit terkejut, tapi ia mengangguk pelan. "Baik, Pak. Saya akan menunggu."

"Pulang ke Jakarta? Malam ini? Baik, Pak. Saya akan menunggu Bapak di hotel."

"Oke Yasmin, saya baru akan berangkat. Pesawatnya terbang sebentar lagi. Tunggu saya, ya."

Yasmin seakan merasa suara Reynald terdengar sedikit berbeda. Tidak seperti yang biasa dia dengar.

"Saya akan menunggu, Bapak."

"Oke, see you Yasmin."

Yasmin menghela napas panjang, kemudian dia melirik ibunya yang sedang duduk menemani ayah yang terbaring.

"Bu,"

"Iya Nak, kenapa?" tanya Ibu.

"Yasmin harus pergi, ada teman yang butuh Yasmin. Ibu tidak apa-apa kalau Yasmin tinggal pergi?" Yasmin menatap lekat ibu.

"Pergi saja, Nak. Ibu tidak apa ko kalau sendiri."

"Ya sudah, Yasmin tinggal ya. Jaga diri Ibu." Yasmin mencium punggung tangan ibu dengan takzim kemudian berangkat memenuhi permintaan Reynald.

Sepanjang perjalanan, hati Yasmin diliputi tanya. Kenapa tiba-tiba saja Reynald memutuskan untuk lebih cepat pulang ke Jakarta. Bukankah dirinya mengatakan akan pulang minggu pagi.

***

Bersambung...

1
Meri Meri
Luar biasa
Bunda Juna
sejauh ini bagus alurnyapun nyambung gk bertele"
Anisah SH
menarik dan saya suka ceritanya
Aldebarand 98
Luar biasa
Bunda Juna
Perbaiki lagi ya kak,masih banyak Typo nya ,tapi bagus banget
Owik Suwarno
tlg di lanjutkan KK sangat"" bagus sayang klo di lewatkan ceritanya semangat 💪💪
Eka Kaban
oh my
jenny
Regan ini siapa lagi kak?
jenny
Anindita itu siapa ya kak?
Nonarein
makasih...
Mitha Ali
baguuuuuss
ViRa Silvianto
padahal ceritanya bagus loh...tulisannya rapi tp sikit x yg like🥺
Nonarein: Hiks... moga nanti rame yg like ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!