NovelToon NovelToon
World Without End [Re: Make]

World Without End [Re: Make]

Status: tamat
Genre:Iblis / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Mengubah sejarah / Anime / Raja Tentara/Dewa Perang / Hari Kiamat / Tamat
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Keyz, pemuda berusia sekitar lima belas tahun tanpa sengaja menelan dua buah kristal kehidupan milik Gabrielle dan Lucifer.

Dua kekuatan yang bertolak belakang, cahaya dan kegelapan. Air dan Es. Menyelimuti dirinya.

Dan tiga kesadaran telah bersemayam di dalam jiwanya. Siapakah yang akhirnya nanti berkuasa atas tubuh Keyz?

Gabrielle?

Keyz sendiri?

Ataukah sang laknat dari neraka jahanam, Lucifer?

Ini sedikit berbeda dengan world without end yang sudah tamat, tapi akan saya tulis kembali dengan nuansa yang lebih mendalam. lebih gelap, dan lebih sadis. dan cerita yang sedikit berbeda.

dan pastinya, Keyz yang disini, bukan Keyz yang cemen!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Satan

1

_______________________________________________

Setelah pertarungan yang seakan tak pernah usai, tubuh Keyz terasa seperti daging tanpa tulang. Ia nyaris tak mampu berdiri. Otot-ototnya menegang, matanya mengantuk, dan pikirannya seperti kabut pekat yang belum tersibak.

   Namun, mereka menang.

   Itu saja yang perlu dia ingat.

   Hari mulai senja saat mereka meninggalkan reruntuhan Kuil Piramida. Langkah demi langkah membawa mereka menuju tempat yang lebih terbuka—padang rumput yang luas, bergelombang seperti ombak yang diam membeku. Tempat itu disebut Tobias. Entah kenapa, penduduk sekitar menamainya begitu. Tak ada kota. Tak ada desa. Hanya rerumputan panjang yang bergerak pelan ditiup angin sore.

   Di sanalah mereka mendirikan perkemahan kecil. Empat tenda dari kain kasar berdiri tak jauh dari satu sama lain, membentuk setengah lingkaran menghadap ke matahari yang tenggelam. Di tengahnya, api unggun berkobar pelan, memantulkan cahaya ke wajah-wajah lelah mereka.

   Alice duduk bersila sambil memanaskan air. Biasanya dia paling ceria, tapi kini tampak sayu. Ia tak banyak bicara. Suki berbaring tanpa alas, hanya kedua katana di dekatnya. Ia sesekali menggumam, entah pada dirinya sendiri atau pada bintang-bintang. Selene memejamkan mata sambil duduk, kitabnya mengambang di depan dada, seperti pelindung tak kasat mata.

   Keyz sendiri duduk agak menjauh. Punggungnya bersandar pada sebatang kayu mati yang tumbuh di tengah hamparan rumput. Angin malam menyentuh wajahnya.

   Dari kejauhan, suara-suara hewan malam terdengar. Serangga. Monster. Beberapa bahkan terlihat jelas—siluet besar bersembunyi di balik gundukan tanah atau berjalan melintasi horizon. Tapi anehnya, tidak ada yang mendekat. Tidak satu pun.

   “Kita beruntung, monster monster itu tidak seagresif seperti yang ada di dalam Kuil Piramida.” Bisik Alice dari tempatnya, seakan membaca pikiran Keyz. "Aku terlalu lelah untuk bertarung."

   Keyz mengangguk pelan, menatap api yang menari-nari di tengah malam. “Mereka tidak takut pada kita. Tapi mereka seperti tidak menganggap kita ada.”

   Malam semakin larut.

   Langit berubah gelap sempurna. Angin pun mulai membawa hawa asing.

   Keyz menutup matanya sejenak. Tapi—detik berikutnya, ia membukanya kembali.

   Sesuatu… turun dari atas langit.

   Bukan makhluk. Bukan bintang. Tapi aura. Sesuatu yang tidak terlihat namun terasa. Seperti tekanan dari ketinggian yang menusuk ke dalam tulang. Dingin. Berat. Menakutkan.

   Keyz berdiri. Matanya menatap ke langit malam yang sepi.

   Tidak ada apa-apa. Tapi ia tahu... ada sesuatu di atas sana.

   Sesuatu sedang memperhatikan mereka.

   Suki membuka matanya. Alice langsung siaga. Selene berdiri tanpa bicara, membuka kitabnya perlahan.

   Namun—

   Aura itu hilang. Begitu saja. Seolah tidak pernah ada.

   Angin kembali tenang. Langit diam. Monster di kejauhan tetap tak bergerak. Semua seolah kembali seperti semula.

   Mereka pun kembali duduk. Tak ada yang berbicara malam itu, tapi di hati mereka masing-masing, ada perasaan aneh yang tidak bisa dijelaskan. Seperti menunggu sesuatu. Seperti prolog dari bahaya besar yang belum datang.

2

_______________________________________________

Fajar perlahan muncul dari ufuk timur. Cahaya keemasan menyusup dari balik gunung-gunung raksasa di kejauhan. Embun masih menggantung di ujung daun, dan kabut lembut menyelimuti padang rumput Tobias. Udara pagi dingin dan suci, seperti dunia sedang mencoba menebus semua luka yang telah terjadi.

  Alice bangun pertama. Ia menguap, lalu menghidupkan kembali api unggun yang hampir mati.

   Selene menyusul. Suki hanya menggeliat, berguling dan membenamkan wajah di bawah lengan.

   Keyz duduk di atas batu kecil, menatap gunung di timur.

   Dan saat itulah—

   Ia melihatnya.

   Bukan hanya matahari yang terbit hari itu.

   Tapi dari balik gunung yang sama… muncul siluet lain. Besar. Mengerikan.

   Bayangan hitam itu perlahan naik, membelah kabut pagi. Sayapnya terbentang. Suara berat dan bergetar keluar dari mulutnya, mengguncang tanah tempat mereka duduk.

   Seekor Naga Hitam.

   Tubuhnya menjulang tinggi, hampir dua puluh meter. Sisik hitam legam berkilat seperti batu obsidian. Matanya menyala merah, menatap jauh ke arah mereka—meskipun jaraknya masih puluhan kilometer.

   Ia belum terbang. Ia belum mengaum.

   Tapi dari sikapnya... jelas bahwa ia telah bangkit.

   Keyz berdiri. Tangannya mengepal.

   Suki bangkit perlahan, dan bersiap siaga.

   Alice berdiri. Selene menutup kitabnya dan menatap ke timur.

   Naga itu mendekat.

NB. Ilustrasi Naga Hitam.

3

_______________________________________________

Tinggi tubuhnya nyaris dua puluh meter. Sisiknya menghitam seperti arang, tapi berkilau bagai batu obsidian. Tanduknya melingkar ke belakang, seperti mahkota iblis. Dan dari mulutnya, keluar asap tipis, panas, namun bukan api biasa—itu nafas neraka.

   Dalam waktu singkat, Naga itu sudah berada di atas mereka. Bayangannya menutupi seluruh perkemahan. Angin mendesir kencang. Semua terdiam. Mata mereka menatap ke atas, ke makhluk yang tak seharusnya ada di dunia ini.

   Dan kemudian… suara itu terdengar.

   Bahasa Naga. Dalam dan Menggetarkan tulang. “Anakku. Kita bertemu lagi.”

—Deg!!—

   Jantung Keyz serasa terhenti. Dunia seakan membeku. Udara mengental. Ada gelombang dahsyat yang bangkit dari dalam dirinya. Tak asing. Ia kenal kekuatan ini….

   Lucifer.

   Seolah-olah Naga itu adalah pemicu yang membuka gerbang ke dalam dirinya. Nafas Keyz tercekat. Tangannya bergetar. Dunia mulai berubah di matanya. Merah. Hitam. Putih. Suara tawa mengerikan menggema dari dasar jiwanya. Tubuhnya sedikit membungkuk ke depan, seperti kehilangan kendali. Mata kirinya mulai bersinar merah.

   Alice melihatnya. Ia buru-buru menghampiri dan memegang tangan Keyz yang dingin dan berkeringat. Suaranya kecil, nyaris tak terdengar, namun gemetar. Karena ketakutan pada Naga itu… “Onii-chan…”

   Seketika, sesuatu dalam diri Keyz tertarik kembali. Gelombang itu mereda, seperti badai yang ditarik paksa ke dalam dirinya. Nafasnya terengah, dan ia kembali mendongak. Matanya masih merah setengah, tapi kini… ia sadar.

   Keyz mendongak dan berteriak pada sang Naga. “Aku bukan anakmu!! Aku adalah Keyz!!”

   Naga itu… tertawa. Tawanya rendah, menggelegar, penuh kenangan kelam yang tak pernah Keyz inginkan. Suara yang terasa seperti bisikan Lucifer.

    “Terserahlah, Nak, Tapi ingat… tak lama lagi kau akan bangkit. Dan saat itu tiba, kita akan menguasai dunia ini… sama seperti kita menguasai Bumi.”

   Keyz terpaku. Dunia ini? Seperti Bumi? Apa maksudnya? Apakah Keyz akan membawa kehancuran lagi seperti di Bumi?

   Naga itu kembali mengepakkan sayapnya. Sekali kepakan, angin badai menerpa tubuh mereka. Dalam hitungan detik, makhluk itu sudah melesat kembali ke balik gunung, meninggalkan langit yang perlahan kembali biru… dan sunyi.

   Alice akhirnya menghela napas lega. Ia jatuh duduk di atas rumput, masih memegangi tangan Keyz.

   Selene, yang biasanya kuat dan penuh sihir, kini diam. Matanya masih menatap langit, tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Tubuhnya kaku, bahkan ia lupa menutup Kitab Sihir Solomon yang masih terbuka di pangkuannya.

   Dan Suki…

   Ia tidak bereaksi. Tidak bicara. Tapi bibirnya bergerak pelan. Sangat pelan. Suara lirih yang bahkan angin pun nyaris tak mampu mendengarnya. “Tuan… Satan…” Namun tak ada yang memperhatikannya.

   Keyz akhirnya berdiri. Matanya kembali hitam seperti biasa, tapi jelas terlihat, ada perubahan besar yang terjadi di dalam tubuhnya.

   Lucifer, hampir saja bangkit dan menguasai tubuhnya lagi.

1
Rio Kun
tamatnya nanggung woi.
Ady Irawan: masih disiapkan bab terbarunya. 👍
total 1 replies
Kazuto
siiitttth
Kazuto
waduh
Kazuto
🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤
Kazuto
kurang cantik ah.
Kazuto
calone? calone sinten mas e? 🙄
Kazuto
kayaknya ada yang aneh.
Kazuto
ugh
Kazuto
semangat bro. gw selalu mendukungmu
Kazuto
sial. semakin lama ceritanya semakin seru
Kazuto
kubah?
Kazuto
wow
Kazuto
nah lho?
Kazuto
wooohhh sugoiii!
Rani_28
bagus
Selena Gwen
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Selena Gwen
👍👍👍👍👍👍👍👍
Hanz
makin lama makin seru
Rio Kun
menjelaskannya jangan di sini juga kali. /Panic//Panic//Panic//Panic//Panic/
Ady Irawan: wkwkwkw... maap maap...
total 1 replies
Rio Kun
woh gila gimana cara untuk mengalahkan naga ini? 20 meter
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!