NovelToon NovelToon
Aku Bukan Simpanan

Aku Bukan Simpanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh
Popularitas:36.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 Devan Keterlaluan.

Semua orang saling melihat satu sama lain dengan mulut mereka yang pasti berbicara berbisik-bisik dengan insiden yang terjadi di hari pertunangan Devan dan Thalia yang juga merupakan orang yang sangat dikenal banyak orang mengingat mereka pengusaha muda.

"Thalia kamu yakin pertunangan ini akan dibatalkan?" tanya Danu.

Thalia menganggukkan kepala, dari wajahnya tampak tidak, tapi suasana hatinya benar-benar sangat kacau dan moodnya juga berantakan.

Danu melihat ke arah MC untuk memberikan arahan dan MC langsung mengerti.

"Untuk para tamu yang sudah hadir di acara ini, sangat disayangkan sekali ada kendala yang tidak kita inginkan sama sekali, karena faktor kesehatan dari tuan Devan, jadi sangat berat hati pertunangan ini ditunda. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan kita sama-sama berdoa untuk tuan Devan," ucap MC itu.

Para tamu menganggukkan kepala, mereka tidak protes sama sekali dan berpamitan untuk pulang.

"Maaf Thalia!" ucap Devan.

"Tidak apa-apa. Aku mau ke toilet sebentar," ucap Thalia yang langsung pergi.

"Mama kenapa para tamu pergi?" tanya Vallen.

"Hmmm, ada sesuatu yang membuat acaranya tidak bisa dilanjutkan," jawab Aletta yang sebenarnya dia juga sangat gelisah di acara tersebut dan kasihan kepada kakaknya.

Aletta tidak akan pernah berhenti merasa bersalah dan apalagi Devan terus memperhatikan, Devan juga sangat teledor menjatuhkan cincin itu karena fokus padanya.

"Apa kita juga akan pulang?" tanya Vallen.

"Iya sayang!" jawab Aletta dengan menggenggam tangan putrinya dan langsung membawanya pergi. Devan masih saja memperhatikan Aletta dan Vallen yang tampak pergi.

Devan berada di dalam yang ada di hotel tersebut. Pikirannya yang kalang kabut membuatnya beberapa kali meneguk alkohol.

"Hah!" Devan mendengus tersenyum.

"Apa kamu yakin Aletta akan bertahan dalam hal ini? Kamu sungguh yakin Aletta dengan semua ini?"

"Tidak Aletta, kau pikir kau bisa melakukan semua ini. Kau sendiri juga bahkan tidak menginginkan aku bertunangan dengan Thalia," ucapnya dengan tersenyum miring yang kembali meneguk alkohol tersebut.

****

Thalia, Aletta, Vallen, Ayah dan Bunda yang terlihat berada di lobby hotel.

Mood Thalia masih tetap buruk yang duduk di sofa dengan memijat kepalanya.

"Aletta kamu sebaiknya pulang bersama Thalia. Papa khawatir Kakak kamu menyetir mobil sendirian," ucap Danu memberikan saran.

Thalia memang sejak tadi pagi sudah berada di hotel tersebut yang sangat excited mempersiapkan rangkaian pertunangannya dari dekorasi dan juga catering yang terus saja dia pantau.

"Iya," jawab Aletta.

"Aku tidak apa-apa. Aku bisa menyetir sendiri," tolak Thalia.

"Thalia, Bunda tahu kamu kecewa dengan pertunangan ini. Daripada nanti kamu bahaya. Jadi sebaiknya kamu turuti apa kata Bunda," ucap Ratih dengan tegas.

"Baiklah!" Thalia akhirnya menurut.

"Vallen, satu mobil bersama Kakek dan Nenek ya!" ucap Ratih.

"Baik, Nek," jawab Vallen.

"Aku kemobil sebentar mengambil Hoodie Vallen," ucap Aletta membuat yang lain mengangguk dan Aletta langsung pergi.

Aletta yang sudah berada di parkiran dengan memasuki mobilnya yang duduk di kursi pengemudi dan kepalanya menoleh ke belakang untuk mencari hoodie Vallen.

Aletta yang tiba-tiba saja dikagetkan dengan pintu mobil terbuka dan siapa sangka ternyata itu adalah Devan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aletta panik.

"Apa aku tidak boleh berada di sini?" Devan yang kembali bertanya.

"Keluar dari mobilku. Kau jangan mencari masalah. Apa kau ingin kak Thalia melihat kita berada di sini?" tanya Aletta dengan penuh penekanan mengusir Devan.

Devan hanya merespon dengan tersenyum miring.

Aletta tidak ingin berurusan dengan Devan memilih untuk membuka pintu mobil, tetapi tiba-tiba saja Devan mengambil kunci mobil dan secara otomatis Aletta tidak bisa membuka pintu mobil.

"Devan apa yang kau lakukan?" tanya Aletta dengan wajahnya tampak marah.

"Aku hanya ingin bicara padamu," jawab Devan.

"Tidak ada yang harus kita bicarakan, jangan bertingkah seperti ini dan buka pintu mobilnya!" tegas Aletta.

"Kalau begitu tetaplah berada di mobil ini bersamaku sampai kau benar-benar mau bicara denganku," ucap Devan.

"Kau benar-benar gila!" Aletta mengumpat kesal dan berusaha untuk membuka pintu mobil.

"Buka Devan!" tegas Aletta.

"Bicara padaku," ucap Devan.

"Buka aku bilang!" tegas Aletta panik.

Devan tidak melakukan hal itu. Aletta ingin merebut kunci mobil tersebut dari Devan dan jelas saja Devan tidak akan memberikannya.

"Kembalikan!"

Aletta kerap kali berusaha dan semakin dekat dengan Devan membuat Aletta menyadari jika laki-laki yang masuk ke dalam mobilnya itu sedang mabuk. Aletta bisa merasakan aroma alkohol yang begitu menyengat.

"Devan jangan bertingkah seperti anak kecil!" tegas Aletta tidak merebut kunci itu lagi.

"Aku hanya ingin bicara Aletta dan kau yang mempersulit semua ini," ucap Devan.

"Tidak ada yang harus kita bicarakan. Kau itu adalah kekasih dari kakakku dan calon tunangan kakakku dan hentikan semua omong kosong ini!" tegas Aletta.

"Tunangan," sinis Devan yang tiba-tiba saja tersenyum miring.

"Kau sendiri tidak menginginkan aku bertunangan dengan Thalia," ucap Devan

"Apa maksud mu?"

"Kau sengaja melukai tanganku agar cincin pertunangan itu tidak bisa masuk," ucap Devan yang menunjukkan punggung tangannya dan terlihat jelas luka di jarinya yang memang menjadi penghambat acara pertunangan itu

"Omong kosong!" ucap Aletta.

"Aku melakukan semua itu karena kau yang kurang ajar kepadaku!" tegas Aletta dengan penuh penekanan.

"Sekarang aku minta padamu untuk membuka pintu mobil ini dan jangan pernah menggangguku sekali lagi!" tegas Aletta.

Devan tetap saja tidak membuka pintu mobil itu. Tetapi dengan Devan yang lengah mampu membuat Aletta merebut kunci mobil itu dan dengan cepat dia membukanya, tetapi baru saja dia usaha untuk keluar Devan malah berhasil kembali merebut kunci mobil itu dan dibuang dengan sembarangan.

Devan juga memegang kedua pipi Aletta yang langsung membungkam mulut wanita itu dengan ciuman yang sedikit kasar.

Aletta jelas memberontak, bukannya berhenti tetapi Devan semakin memperdalam ciumannya.

Devan sangat lihai menurunkan jok mobil sehingga posisi Aletta terlentang dan memudahkan dirinya berada di atas tubuh wanita kecil itu.

Devan tidak peduli sekuat apa wanita yang berada di bawah kuasanya itu memberontak, jika berdekatan dengan Aletta maka hasratnya akan semakin menjadi-jadi.

Pengaruh alkohol membuat tubuhnya kepanasan dan bertambah bergairah ya bahkan sangat cepat Devan membuka jasnya tanpa melepaskan ciuman yang ternyata semakin lama Aletta menyerah dan sudah tidak mampu untuk memberontak.

Matanya yang justru terpejam menikmati ciuman dari pria yang hampir saja bertunangan dengan kakaknya itu. Melihat lemahnya Aletta membuat Devan memanfaatkan situasi yang mengobrak-abrik mulut Aletta.

Aletta pasrah dengan apa yang dilakukan Devan. Sekuat apapun dia memberontak yang tetap saja Devan tidak melepaskan dirinya.

Devan melepaskan ciuman itu memberikan Aletta ruang untuk bernapas, tetapi bukannya malah berhenti yang justru ciuman itu berpindah ke leher jenjang Aletta memberikan tanda kepemilikan di sana.

Rasa panik akan ketahuan dengan keberadaan mereka di dalam mobil yang berada di parkiran sudah hilang begitu saja dengan rayuan dan sentuhan Devan yang membuat dirinya tidak berdaya.

"Apa Mama sudah keluar dari mobil!" terdengar suara Vallen membuat Aletta akhirnya sadar dari kenikmatan itu.

Dengan nafas naik turun yang dibasahi keringat, Devan menghentikan tindakannya menoleh ke arah suara itu yang mana ternyata Vallen bersama kedua orang tua Aletta dan juga Thalia sudah keluar dari hotel.

Bersambung...

1
mbok Darmi
pasti thalia tertawa bahagia mendengar penderitaan arleta dasar saudara egois pengen menang sendiri playing victim kenapa justru arleta yg sakit kanker rahim harusnya thalia saja biar dia sadar diri jadi wanita tidak sempurna biar tidak makin sombong dan egois
Adinda
Aletta itu bodoh harusnya yang harus tau diri itu thalia sudah punya suami malah mengharapkan laki orang
mili: Gregetan sama Thalia...gak dewasa mikirnya selalu ingin di istimewakan
total 1 replies
Nafsiah
Yaudah sii thalia ikhlasin semuanya,,, toh skrg kamu punya bayu yg harus kamu perhatiin,,,
Lanjut ka....
suka-suka saya
MURAHAN BANGET SI ALETTA BANGST SOK CNTIK NJIRR MURAH
mbok Darmi
thalia menggali kuburan nya sendiri bukannya dendam mu terbalaskan justru kamu yg ajan menderita menikah dgn bayu krn bayu juga memanfaatkan kamu saja jd jgn nyesel kedepannya, semoga arleta hamil lagi biar thalia makin cemburu
guest1053527528
Alhamdulillah akhirx mba thalia menemukan jodohx
mbok Darmi
wah bayu dan thalia sekongkol ingin balas dendam jgn takut arleta semua yg diawali dgn balas dendam yang tidak baik akan berbalik kepada mereka jgn lemah tetap waspada
Adinda
dari awal saja devan gak cinta sama kamu thalia
mbok Darmi
thalia kamu saja yg oon bin goblok krn kamu egoisi ngga mau membuka mata dan hatimu untuk sedikit mengalah dan legowo bagaimana pun vallen keponakan mu
mbok Darmi
ternyata thalia juga egois banget padahal saudara kandung dan sudah punya vallen dari awal juga devan ngga begitu mencintai thalia
Adinda
bayu kau nikahin saja thalia kalau memang kasihan jangan ganggu rumah tangga orang
mbok Darmi
bayu ngapain juga nguping kamu orang luar yg bikin masalah tambah besar, udah pergi aja ternyata kamu juga biang keroknya juga
mbok Darmi
keluarga toxic semrawut ngga ada yg waras yg thalia baru jd tunangan aja merasa istri dan arleta yg bodoh hanya diam saja udahlah salah satu mati saja hbs perkara
mili
kayak nya si Thalia ada gangguan kejiwaan,mka nya Aletta selalu ngalah
Adinda
ngatain Alletta pelakor memang kau istrinya devan,sadar diri kau thalia kau gak ada ikatan suami istri sama Devan ,jangan mau mengalah Alletta demi anak dan suamimu kau juga korban karena kakakmu kau dijebak
mbok Darmi
kalau arleta menyetujui permintaan thalia berarti memang arleta labil goblok bin oon jadi wanita berpendidikan tapi ngga bisa mikir secara logika isi otaknya hanya merasa bersalah dan minta maaf
Adinda
jangan mau Alletta pertahankan suami dan anakmu,dasar pelakor manipulatif kau thalia
Adinda
Aletta gak perlu merasa bersalah jangan mau mengalah lagi pertahankan anak dan suamimu
Adinda
kamu jangan mau mengalah lagi Aletta dari thalia kamu bukan pelakor kamu Punya ikatan sah sama devan, thalia sama bayu saja thor
Adinda
thalia thalia yang pelakor itu kau,Aletta dan devan sudah ada ikatan suami istri sedangkan kau belum jadi istri sok tersakiti padahal awal mula kejadian karena kau sendiri yang tidak bisa menjaga adikmu yang dijebak padahal Aletta tidak mau ikut, sadar diri la kau thalia.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!