Pernikahan jarak jauh yang semula harmonis berubah seketika saat Alena membaca pesan yang tak sengaja dibaca saat suaminya sedang mandi.
Bunyi pesan penuh kerinduan dari wanita bernama Clara ,membuat pernikahan mereka retak seketika saat Bagaskara mengakui bahwa Ia telah menikah dan punya anak laki-laki diluar kota.
Dan yang lebih menyakitkan lagi untuk Alena adalah pengakuan suaminya yang tidak bisa hidup seorang diri diluar kota sana,padahal Alena bukan tidak mau mengikuti suaminya,tapi ada Ibu mertua yang Alena harus rawat karena sakit.
Sejak saat itu,Alena mati rasa dengan suaminya.Bagaimana akhirnya Alena menjalani pernikahannya?Apakah Ia akan memutuskan untuk bercerai?
Ikutin kisahnya disini ya
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian Bara
"Alena....,kamu jaga diri baik-baik ya disana,Dini..,tolong jaga Bu Alena ya...",ucap Bara yang tentu membuat keduanya kaget.
Dini hanya mengangguk dan Alena tersenyum tipis."Baiklah Pak,kita pergi dulu ya Pak...",pamit Alena yang ingin segera pergi dari hadapan Bara saat jantungnya berdetak lebih kencang.
Alena menggandeng Dini untuk masuk dan Bara baru pergi setelah Alena dan Dini tak terlihat.
Dini yang sudah penasaran dan tak sabar,langsung memberondong banyak pertanyaan pada temannya itu.
"Bu...,Ibu dekat ya sama Pak Bara?kenapa Pak Bara terlihat perhatian sekali sama Ibu?Ibu juga sudah bercerai ya?tuh cincin udah nggak ada dijari manis Ibu".
Dini yang berbicara terlalu kencang,membuat beberapa orang yang juga sedang berjalan menuju ruang tunggu keberangkatan sampai menoleh.
"Pelankan suaramu Dini",tegur Alena yang membuat Dini menutup mulutnya.
Baru Alena dan Dini duduk diruang tunggu,mereka harus melihat Bagas dan Laura yang sedang bermesraan dengan saling menggenggam.
Dini yang melihat langsung emosi dan maju menendang Bagas dengan kerasnya pada bagian Kaki.
"Auwwww Brengsek!...Siapa kamu Hah!!dateng-dateng main tendang-tendang aja!!!.".teriak Bagas kesakitan.
"Dasar suami kurang ajar!udah punya istri malah bermesraan dengan wanita lain ditempat umum kayak gini,harusnya kalian malu,kalau mau bermesraan jangan ditempat umum kayak gini dong,muak liatnya,apalagi kalian pasangan selingkuh!!".Omel Dini yang tak bisa ditahan lagi saat melihat suami dari temannya asik bemesraan didepan matanya.
Bagas yang tak terima, balik ingin menampar Dini,namun langsung dicegah oleh cekalan tangan Alena.
"Sudahlah Bagas,apa yang temanku bilang bener,kalian kalau mau bermesraan jangan ditempat umum,malu lah diliat banyak orang",ucap Alena dengan tegas.
Akhirnya Bagas menurunkan tangannya,namun mulutnya tak bisa jika tak menyerang balik lawan bicaranya.
"Heh kamu!aku kasih tau ya!Aku sama Alena telah sepakat bercerai,jadi aku bebas mau bermesraan sama siapa aja,dan kalau perlu kalian tidak usah peduli apapun yang aku lakukan,karena kalian manusia-manusia sok suci yang sibuk sama perbuatan orang lain".
Dini akhirnya mundur,walaupun rasanya ia ingin mencabik-cabik wajah Bagas yang bengis,Dini ikut merasakan sakit hati saat tau temannya telah bercerai dari suaminya.
"Jadi Ibu beneran udah cerai ?Apa yang sebenarnya terjadi Bu...?Apa itu selingkuhan Pak Bagas yang membuat kalian bercerai",tanya Dini ingin tau.
"Panjang ceritanya Din,tapi yang jelas Bagas telah menikah lagi dibelakangku selama 2 tahun dan mereka juga telah memiliki seorang anak,Ibu mertuaku juga telah meninggal,bahkan wanita yang tadi merupakan adik istri sirinya".
Dini tak bisa untuk tak membulatkan matanya karena terkejut dengan kebrengsekan Bagas yang luar biasa.
"Gila gila gila,Bagas keterlaluan!!dia cari apa sih sampai selingkuh sana sini,Ibu harus lepas selamanya sama lelaki seperti itu,Bagas nggak pantas untuk Ibu",omel Dini dengan menatap Bagas dan Laura sinis.
Akhirnya tibalah mereka naik pesawat,selama mengudara Bagas dan Laura terus mengumbar kemesraan dan Dini mengambil gambar serta video jika suatu saat Ia butuhkan sebagai bukti.
Alena merasa muak saat harus melihat kemesraan Bagas yang berada didekat bangkunya,tapi Alena akhirnya tersenyum saat membaca pesan dari Bara yang mengirimkan pesan perhatian.
Namun sedetik kemudian Alena tersadar."Nggak boleh Alena,kamu nggak boleh terpesona sama Bara,hidup kalian berbeda jauh,pasti Bara perhatian sama kamu karena kamu karyawan yang sedang sangat diandalkan saat ini,jadi buang pikiranmu jauh-jauh tentang Bara yang tak mungkin menyukaimu",gumam Alena pada dirinya sendiri.
Alena terus mendapatkan pesan masuk dan sebelum semakin berlarut dalam pesona Bara yang terus memberinya perhatian,Alena menonaktifkan ponselnya dan memilih memejamkan matanya sejenak.
Setelah mengudara selama 1 jam 45 menit,akhirnya Alena dan Dini tiba,mereka telah ditunggu supir Perusahaan yang langsung mendapat perintah dari Pak Bara sendiri.
"Selamat sore Bu..,Saya Pak Supri yang akan mengantarkan Ibu ke Apartment,Pak Bara berpesan juga bahwa Ibu harus makan dulu setelah ini,Saya telah memesan sebuah restoran nusantara dan Ibu nanti tinggal pesan makanannya saja".
Alena tersenyum ramah dengan sapaan Pak Supri,merekapun akhirnya masuk dan Dini terus bertanya-tanya sejauh apa hubungan Bu Alena dan Pak Bara.Karena Pak Bara seakan-akan memperlakukan Bu Alena dengan sangat baik.
Ponsel milik Dini berbunyi dan nomer tak dikenal memanggilnya,Dini memilih mengacuhkannya dan menyimpan ponselnya kembali,namun ponselnya justru semakin berdering sampai Ia kesal sendiri.
"Halo!siapa sih!",maki Dini dengan keras.
Disebrang sana Bara menjauhkan telinganya saat mendengar suara tinggi dari karyawannya.
"Halo Dini,ini saya Pak Bara,apa kalian telah sampai?Saya menghubungi Bu Alena tapi sepertinya ponselnya mati,apa Saya bisa bicara dengan Bu Alena".
Dini segera memberikan ponselnya kepada Alena,Ia takut karena telah membentak Atasannya sendiri secara tidak sengaja.
Alena menetralkan suaranya saat kembali merasakan jantungnya berdetak dengan kencang hanya karena Bara menelponnya.
"Maaf Pak,ponsel saya mati,Saya dan Dini telah sampai,ini sedang dalam perjalanan ketempat makan yang selanjutnya nanti akan keApartment,oh iya Pak,terimakasih banyak ya Pak atas perhatiannya,Saya dan Dini merasa senang karena Bapak begitu perhatian dengan kami para karyawan Bapak",ucap Alena dengan lembut.
Bara terdiam ditempatnya,Ia lupa bahwa semua perhatiannya pasti Alena akan berpikir itu bagian dari Fasilitas yang Perusahaan berikan,walaupun dalam kenyataannya Bara melakukan itu sebagai bentuk perhatian yang keluar dari hatinya yang ingin memberikan yang terbaik untuk Alena.
"Yaudah Syukurlah kalau udah sampai,ponselnya nanti dinyalakan ya...,Saya akan sering menghubungi kamu nantinya",ucap Bara mengakhiri telponannya dengan Alena.
Alena tersenyum tipis dan Dini menatapnya dengan rasa ingin tau,Ia menggodanya dengan kejailan yang kadang mereka lakukan dikala senggang bekerja.
"Cie Cie.....,Pak Bara perhatian ya Bu?Nanti lama-lama Ibu bisa suka deh sama Pak Bara,mana dia tampan lagi,bener kan Bu?",goda Dini yang membuat Alena kembali memasang wajah datarnya.
"Udah ah Din,Pak Bara itu baik karena hanya aku karyawan yang bisa diandalkan disini,jadi kamu nggak boleh berpikir macam-macam,lagian Pak Bara juga pasti seleranya bukan orang kayak kita yang uang aja hanya ngandelin gaji,lebih baik kita makan terus istirahat,karena besok kita akan sangat sibuk",ujar Alena yang membuat Dini menatap lesu.
Dini menyadari bahwa temannya kini kehilangan kepercayaannya dirinya yang mungkin akibat dari perselingkuhan Bagas saat masih menjadi suaminya.
"Brengsek kau Bagas!!!",gumam Dini didalam hatinya dengan amarah yang berkobar.
