"Kenapa selalu gue yang harus ngertiin dia? Gue pacar elo Marvin! Lo sadar itu ga sih? Gue capek! Gue muak!" ucap Ranu pada kekasihnya dengan nada marah.
"Maafin gue, Ranu. Gue ga maksud buat ngerebut Kara dari elo" Zara menatap takut takut pada Ranu.
"Diem! Gue ga butuh omongan sampah elo ya" Ucap Ranu dengan nada tinggi.
.
.
.
"Shit! Mati aja elo sini Zara!" hardik Fatiyah setelah membaca ending cerita pendek tersebut.
Fatiyah mati terpanggang setelah membakar cerpen yang dia maki maki karena ending yang tak dia sukai. Dia tidak terima, tokoh kesayangannya, Ranu harus mati mengenaskan di akhir cerita. Tapi, siapa sangka kalau Fatiyah yang harusnya pergi ke alam baka malah merasuki tubuh Zara. Tokoh yang paling dia benci. Bagaimana kelanjutan kisahnya. Kita lihat saja. Apakah Fatiyah bisa menyelamatkan tokoh favoritnya dan mengubah takdir Ranu? Apakah dia malah terseret alur novel seperti yang seharusnya?
sorry guys, harus revisi judul dan cover soalnya bib...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Telo Ungu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sembilan
BRAK!
"Tel-gatel! Punya mulut di jaga ya! Gue lihat elo makin petantang petenteng ya lama lama. Gue dari kemarin sampai tadi pagi, gue diem diemin biar ga tambah runyam. Tapi, tuh mulut lemes banget ngehina hina. Jangan mentang mentang anak donatur jadi sok banget elo. Kalau ga suka sama gue, hayok berantem. Kesabaran gue udah abis!"
Fatiyah menggebrak meja yang ditempatinya setelah mendengar tuduhan Ranu yang tak berdasar. Persetan dengan karakter Zara. Fatiyah sudah muak memaklumi tingkah Ranu yang sok berkuasa.
Fatiyah berdiri dari posisinya. Dia sudah memasang posisi kuda kuda dengan tangan mengepal erat.
Semua orang yang ada di kantin melihat penuh penasaran ke arah meja Lengkara. Apalagi terdengar suara gebrakan meja yang begitu keras. Kantin yang awalnya ramai dengan hingar bingar para siswa yang berebut antrian berubah menjadi hening. Mereka sangat menantikan Zara yang tiba tiba berubah menjadi garang.
"Oh, udah berani elo nantangin gue, Zar?" cibir Ranu sambil menatap remeh ke arah Fatiyah.
Fatiyah tanpa aba aba naik ke atas meja dan menarik rambut Ranu dengan keras sampai wajah Ranu mendongak. "Lo pikir selama ini gue takut sama elo Ran? Nggak sama sekali! Gue muak sama elo! Ada masalah apa sih elo sama gue? Kenapa elo selalu nyari gara gara sama gue terus? Emang salah gue kalau Marvin perhatian ke gue? Emang salah gue kalau Marvin lebih suka gue daripada elo?!"
Ranu memekik kesakitan karena Fatiyah yang semakin menjambak rambutnya keras. "Lepasin gue anjing! Lepasin!"
"Ga! Ga akan gue lepasin! Elo harus dengerin gue kali ini Ran! Ga semua di dunia ini tentang elo sama Marvin! Ga usah berpikir kalau elo itu sepenting itu di hidup gue. Pick Me!" Fatiyah sudah tak peduli dengan pendapat orang lain. Dia sudah muak dengan Ranu yang terus menuduhnya sembarangan
Ranu terus meronta ronta. Dia mencoba mencakar wajah Fatiyah. "Lepasin gue Zaranjing! Elo pikir cuma elo doang yang bisa ngejambak? Gue juga bisa! Rasakan ini!"
Ranu menjambak rambut Fatiyah yang tergerai. Saking kuatnya tarikan maut Ranu, bando yang dipakai Fatiyah terlepas dan terpental jauh ke sembarang tempat. Terjadilah aksi tarik menarik antara ke duanya.
Lengkara yang tadinya makan nasi goreng buatan Fatiyah, buru buru mengamankan nasi gorengnya ke meja sebelahnya. "Titip!" ucapnya pada penghuni meja sebelah.
Dia bergegas memisahkan Fatiyah dan Ranu yang saling menjambak satu sama lain. Ditambah mereka saling berguling guling di lantai. Menghajar satu sama lain. Marvin yang baru tiba di TKP sambil membawa nampan, tanpa pikir panjang mengoper nampan tersebut ke arah Hisbi.
Marvin berlari ke arah Fatiyah dan Ranu yang masih bertengkar hebat. Diikuti dengan Lengkara. "Ranu! Cukup!" teriak Lengkara dan Marvin bersamaan saat ingin memisahkan keduanya. Tapi, mereka malah jadi korbannya. Lengkara malah kena tabokan maut Ranu hingga sudut mulutnya berdarah. Begitupun dengan Marvin kena cakaran tangan Fatiyah.
Ranu seolah tuli dengan semua suara di sekitarnya. Dia menampar wajah Fatiyah saat dirinya sudah berhasil duduk diperut Fatiyah. Ranu menunjuk wajah Fatiyah dengan tatapan puas. "Hah, hah, hah elo ga akan bisa menang dari gue Zara! Elo udah ga bisa gerak!" ucap Ranu dengan suara yang tersengal sengal.
Fatiyah terus berusaha meronta ronta. Namun, kekuatan Ranu begitu besar. "Sial! Gue ga boleh kalah. Harga diri gue bakalan ke coreng!" batin Fatiyah.
Fatiyah kembali berusaha merobohkan badan Ranu dengan sekuat tenaga. Akhirnya, posisinya sekarang malah terbalik. Ranu ada di bawah dan Fatiyah yang menjambak rambut Ranu. Fatiyah berbisik di telinga Ranu pelan tanpa ada yang menyadarinya. "Hah, hah, elo pikir setelah elo mukul gue kayak gini, Marvin makin sayang sama elo. Yang ada dia makin jijik sama kelakuan elo yang kayak lonte. Gue bakal buktiin kalau Marvin ga cinta sama elo Ran. Dia udah kepincut pesona gue. Elo sebentar lagi akan dibuang Marvin"
Ranu menjadi berang. Emosinya terpancing stelah mendengar ucapan Fatiyah. Dia tiba tiba menarik kepalanya menjauh dari tangan Fatiyah hingga beberapa helai rambutnya tercabut. Fatiyah syok melihat rambut Ranu yang terkumpul di tangannya.
"Ran, elo_" sebelum ucapan Fatiyah selesai diucapkan, dalam waktu persekian detik, Ranu mengambil alih arena. Dia mendorong Fatiyah yang masih shock dengan keras. Fatiyah langsung jatuh terjungkal.
Ranu memanfaatkan momen tersebut untuk segera berdiri dari posisinya. Dia lalu menerjang ke arah Zara dengan cepat. Bermaksud untuk menampar lagi wajah Zara. "Lonte! Rasain ini!" teriaknya dengan penuh emosi.
Sebelum tangan Ranu sempat mendarat di pipi Fatiyah, Marvin dengan sigap memeluk tubuh Fatiyah. Dia kembali pasang badan untuk orang yang dicintainya. Sedangkan Lengkara, dia langsung menangkap tangan Ranu yang hendak menampar Fatiyah.
"RANULIYU!BERHENTI" teriak guru BK dengan penuh emosi. Diikuti suara bel masuk berbunyi nyaring.
Hisbi datang bersama guru BK. Dari awal mulai pertikaian, Hisbi sudah lari terbirit birit menuju ruangan BK. Dia sudah yakin kalau amukan Ranu tidak akan bisa ditangani oleh Lengkara dan Marvin. Makanya, dia tanpa berpikir panjang langsung meletakkan semua nampan yang dibawanya ke meja orang.
Hisbi menyeret guru BK tanpa memberi penjelasan apapun. Awalnya memang guru tersebut mengomel. Tapi, setelah melihat kondisi kantin sekolah yang senyap tak biasa dari luar, akhirnya paham.
Pasti siswa kesayangan buku catatan dosanya sedang berulah kembali. Saat guru tersebut menginjak kakinya di kantin sekolah, dia sudah melihat Zara yang didekap Marvin dengan kondisi mengenaskan. Lengkara terlihat menangkap tangan Ranu. Sepertinya siswanya itu ingin mencegah Ranu menampar Zara.
"Apa apaan semua ini? Ranu! Kamu begitu anarkis seperti binatang. Lagi lagi kamu merundung Zara. Ranu, Lengkara, Marvin, dan Zara saya tunggu di ruang BK sekarang! Yang lain bubar bubar! Masuk! Udah bel ngapain masih bengong disini?!"
Ranu mendengus kesal. Lengkara menarik kedua tangan Ranu ke belakang. Ranu tak ubahnya seperti pelaku yang tertangkap basah. "Lepasin gue Kara! Lepasin! Lepasin gue bilang! Lo tuli,ha?!"
Ranu meronta ronta ingin dilepaskan. Lengkara bergeming tanpa emosi. Dia lebih memilih menyeret Ranu pergi dengan kasar. Lengkara membawa Ranu dari tempat tersebut menuju ke arah ruangan BK.
Setelah melihat Ranu dibawa pergi oleh Lengkara, guru BK tersebut menghampiri Marvin dan Zara. "Zara tidak apa apa kan, Marvin?" tanya guru BK.
Marvin melepas dekapannya supaya bisa melihat wajah Zara. Sebab, Marvin tidak bisa merasakan pergerakan apapun dari Zara. "Zara! Zara! Hei, Zara bangun!" panggil Marvin dengan nada panik. Dia berusaha menepuk nepuk pipi Zara dengan pelan. Berharap Zara akan memberinya respon.
Ternyata, Zara tak memberikan respon apapun. Wajahnya yang babak belur malah memucat pasi. "Zara pingsan Buk!" adu Marvin dengan nada suaranya yang terdengar bergetar.
"Bawa bawa ke UKS! Lohan! Bantu cepat bantu!" titah guru BK yang melihat sekelilingnya. Ia melihat Lohan yang dari tadi diam membeku.
Lohan tersentak seperti orang yang baru sadar dari hipnotis. Ia buru buru menghampiri guru BK tersebut. "Apa Bu? Ada apa?"
"Bantu Marvin, bawa Zara ke UKS! Cepetan!" teriak guru itu sambil menunjuk nunjuk ke arah Zara yang pingsan.
Baru selangkah saja, Lohan sudah dibentak oleh Marvin. "PERGI!"
Lohan yang ingin mendekat kontan terdiam lagi. Ia hanya bisa diam saat Marvin sudah berjalan melewatinya sambil menggendong tubuh Zara yang pingsan. Marvin berjalan dengan langkah panjang dan lebar demi cepat sampai ke UKS.
Sesampainya di UKS, Marvin melihat pintu UKS tertutup. Ia mencoba memanggil petugas disana, tapi tak ada respon akhirnya Marvin menendang pintu UKS tersebut hingga terbuka.
Terlihatlah pemandangan menjijikkan, seorang murid dan guru sedang bombayah disana. "BANGSAAT! KELUAR KALIAN!" teriak Marvin penuh emosi.
Guru BK yang baru sampai di UKS juga melihat kejadian tersebut. Dia melotot tak percaya. Gila gila! Rekannya bisa bisanya melakukan tindakan asusila di depan anak pemilik sekolah. "Doha, bawa mereka keliar dari ruangan ini. Biar mereka tahu apa akibat perbuatan mereka!" ucap Marvin penuh penekanan pada pengawal bayangan.
Seketika beberapa orang berbadan besar muncul entah dari mana mengerubungi ruangan UKS. Mereka meringkus dua oknum tersebut dan mengaraknya keluar sekolah.
"Baik, tuan muda!" seru pengawal tersebut.
Dua oknum tersebut ditangkap oleh pengawal Marvin tanpa sempat bisa membereskan bajunya masing masing. Marvin membawa Zara ke parkiran di ikuti satu pengawal di belakangnya. Pengawal tersebut membuka kursi penumpang untuk tuannya. Marvin meletakkan Zara di pangkuannya setelah masuk ke dalam mobil.
"Jalan ke rumah sakit sekarang!" titah Marvin pada pengawalnya.
Mobil yang ditumpangi Marvin keluar dari area sekolah meninggalkan huru hara hits yang baru saja ia bongkar tanpa sengaja.
TBC
Jangan lupa like dan komen. Supaya aku bisa terus semangat buat update kelanjutan ceritanya. See you guys.