NovelToon NovelToon
Dendam Dan Cinta

Dendam Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Trauma masa lalu
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Masa iddah Luna telah usai dan mereka berdua akhirnya kembali menikah.

Kedua orang tua Luna sangat kecewa dengan apa yang dilakukan oleh putrinya.

Acara telah selesai dan Sebastian mengajak istrinya untuk ke hotel karena esok pagi mereka akan bulan madu.

Sebastian masuk kedalam mobil sambil menunggu Luna yang sedang berpamitan dengan kedua orang tuanya

Papa dan Mama Luna hanya bisa mengelus dadanya saat putrinya akan ke hotel.

"Jaga diri kamu baik-baik, jika ada apa-apa langsung hubungi Papa." pinta Papa.

"Iya Pa." Luna langsung masuk kedalam mobil dan segera Sebastian melajukan mobilnya menuju ke hotel.

Sejak kejadian itu Papa mulai tidak suka dengan Sebastian yang mempunyai sifat angkuh.

"Damian, kamu ada dimana?" gumam Papa yang masih belum menemukan keberadaan Damian.

Mama meminta Papa untuk kembali beristirahat mengingat penyakit jantungnya yang sering kambuh.

Disisi lain dimana Luna dan Sebastian telah sampai di hotel.

Sebastian membopong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar.

"Mandilah dulu biar segar," pinta Sebastian.

Luna menganggukkan kepalanya dan ia segera masuk ke dalam kamar mandi.

Sebastian keluar dari kamar saat mendengar suara ponselnya yang berdering.

"Aku akan membawanya kesana dan jangan lupa dengan apa yang sudah kamu janjikan." ucap Sebastian.

Sebastian langsung menutup ponselnya dan segera kembali ke kamar.

Luna yang sudah selesai mandi melihat suaminya yang sedang duduk sambil menikmati kopinya.

"Harum sekali kamu sayang." ucap Sebastian sambil memeluk tubuh istrinya.

"Mas Sebastian nggak mandi?" tanya Luna sambil melepaskan kimono handuknya.

Luna mencoba menggoda suaminya tetapi Sebastian malah langsung masuk kedalam kamar mandi.

Ia pun segera memakai pakaiannya dan menunggu suaminya.

Tak berselang lama Sebastian keluar dari kamar mandi dan ia melihat istrinya yang sedang mengerucutkan bibirnya.

Sebastian langsung menghampirinya dan mencoba menghibur istrinya.

"Sayang kenapa cemberut seperti itu?" tanya Sebastian.

"Apakah Mas masih mencintai aku?" tanya Luna.

Sebastian menganggukkan kepalanya dan ia mengatakan kalau masih mencintai Luna.

"Kenapa Mas tidak menyentuhku sama sekali?" Luna kembali bertanya.

"Besok saja ya sayang kalau kita sudah berada disana. Hari ini Mas sangat capek sekali." jawab Sebastian.

Sebastian mendekatkan bibirnya ke bibir istrinya yang sedang marah kepadanya.

"Apakah kamu haus?" tanya Sebastian.

"Iya Mas, aku ingin es jeruk sama roti bakar." jawab Luna.

Sebastian meminta Luna untuk menunggu dan segera ia keluar untuk membelikannya.

Setengah jam kemudian Sebastian telah datang sambil membawa bungkusan es jeruk dan roti bakar yang diinginkan oleh istrinya.

"Ayo sayang kita makan dulu." ajak Sebastian.

Luna mengambil roti bakar dan ia langsung menikmatinya.

"Enak sekali ini Mas." ucap Luna.

"Kamu minum ini dulu biar nggak tersedak."

Luna langsung meminum es jeruk yang sangat segar sekali.

Disaat akan menikmati makanannya tiba-tiba Luna merasakan kepalanya yang sangat pusing sekali.

"K-kenapa kepalaku tiba-tiba....."

Seketika Luna langsung jatuh pingsan di pelukan suaminya.

"Tidurlah sayang semoga kamu mimpi indah." ucap Sebastian sambil menikmati roti bakarnya.

Setelah menghabiskan roti bakarnya, Sebastian membopong tubuh istrinya dan membawanya ke suatu tempat.

Sebastian mempercepat laju mobilnya agar lekas sampai.

Perjalanan yang mereka tempuh selama dua jam akhirnya telah sampai.

Sebastian turun dari mobil dan ia memanggil anak buah Tuan Arthur.

Tuan Arthur adalah seorang rentenir dimana Sebastian sedang terlilit hutang kepada Tuan Arthur.

Tuan Arthur meminta agar Sebastian memberikan Luna kepadanya.

Sesampainya di kamar mereka menaruh Luna ke atas tempat tidur.

Sebastian mengambil tali dan langsung mengikat tangan Luna.

Luna membuka matanya dan ia melihat apa yang telah diperbuat oleh suaminya.

"A-apa yang kamu lakukan Mas? L-lepaskan aku." ucap Luna.

Sebastian langsung menjambak rambut Luna dan memintanya untuk menuruti perkataannya.

"Sekarang kamu akan menjadi milik Tuan Arthur dan satu lagi jangan pernah mengecewakan aku." ucap Sebastian.

"Tuan Arthur? Siapa Tuan Arthur? Lepaskan aku Mas!" teriak Luna.

Tak berselang lama Tuan Arthur masuk dan menghampiri Luna yang sudah berada di atas tempat tidur.

Tuan Arthur membelai rambut Luna sambil mencium aroma rambut Luna yang sangat harum.

Luna menangis ketakutan dan ia meminta suaminya untuk menolongnya.

"TOLONG!" teriak Luna yang ketakutan melihat mereka berdua.

Sebastian dan Arthur sama-sama melepaskan pakaian.

"Lepaskan aku Mas, aku mohon." Sebastian kembali menampar pipi Luna.

"Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu dan satu lagi mulai sekarang kamu bukan istriku lagi!" ucap Sebastian yang ternyata hanya ingin menjebak Luna agar mau menikah dengannya.

Tidak hanya itu saja yang membuat hati Luna sakit, ia melihat pemandangan dimana Sebastian dan Arthur melakukan ritual olahraga tepat dihadapannya.

Luna berteriak sekencang mungkin dan berharap ada seseorang yang mau menolongnya.

Sebastian yang mendengarnya langsung mengambil kain untuk menutup mulut Luna.

Andaikan saja dia tahu jika keadaannya menjadi seperti ini pasti dia tidak akan menggugurkan kandungannya.

"Mas Damian tolong aku, tolong aku Mas." ucap Luna dalam hati sambil menangis sesenggukan.

Setelah selesai melakukan ritual olahraga sekarang gantian Arthur yang akan memperkaos Luna.

Sebastian duduk di kursi sofa dan ingin melihat tontonan gratis.

Sebelum melakukan ritual olahraga, Arthur mengambil ikat pinggang dan langsung mencambuknya.

"MMMMPPHHHH!" teriak Luna dengan mulut yang masih tertutup oleh kain.

Merasa sudah puas dengan apa yang telah ia lakukan, Arthur langsung naik keatas tempat tidur dan membuka pakaian Luna yang telah robek akibat cambukan.

Luna menggelengkan kepalanya dan memohon agar Arthur tidak melakukannya.

"Jangan takut sayang." Arthur mendekatkan bibirnya ke bibir Luna yang masih tertutup oleh kain.

BRRAKKKK!

Arthur dan Sebastian langsung terkejut ketika melihat dua orang lelaki yang memakai masker masuk kedalam kamar.

Lelaki yang pertama langsung menghajar Arthur yang akan memperkaos Luna.

Luna menatap wajah lelaki itu dan ia mengenal betul dengan tatapan mata lelaki yang menolongnya.

"Cepat selamatkan dia!" ucap Lelaki yang sedang menghajar Sebastian.

Lelaki itu langsung membawa Luna keluar dan memasukkannya ke dalam mobil.

"M-mas Damian....."

Luna langsung tidak sadarkan diri di dalam mobil dan segera lelaki itu melajukan mobilnya.

Lelaki itu melihat tubuh Luna yang penuh dengan luka akibat cambukan.

Ia pun memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit.

Beberapa jam kemudian lelaki itu telah sampai di rumah sakit dan ia memanggil dokter untuk menyelamatkan Luna.

"Selamatkan dia dan untuk biaya aku yang akan membayarnya." ucap lelaki itu yang langsung meninggalkan rumah sakit.

Lelaki itu meminta dokter untuk tidak mengatakan apa-apa kepada Luna.

Dokter menganggukkan kepalanya dan segera memeriksa keadaan Luna yang menyedihkan seperti itu.

Disaat lelaki itu keluar dari rumah sakit, tak berselang lama kedua orang tua Luna datang dan menuju ke ruang UGD.

Papa meminta Mama untuk tenang karena dokter sedang memeriksa keadaan Luna.

Satu jam kemudian dokter keluar dari ruang UGD dan memanggil Papa.

Dokter mengatakan kalau Luna masih belum sadarkan diri akibat luka cambukan dan untuk beberapa hari dokter menyarankan agar Luna harus rawat inap.

"Silahkan anda masuk."

Papa dan Mama langsung masuk ke ruang UGD dan mereka melihat putrinya yang terluka seperti itu.

Mama langsung menangis sesenggukan ketika melihat Luna.

Papa mencoba menenangkan Mama yang sedang menangis.

"Dimana Sebastian? Kenapa dia tidak ada disini?" tanya Mama.

Papa sudah bisa menebak kalau Sebastian dalang semua ini.

1
Yanni Santoso
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!