NovelToon NovelToon
Sea Lovers

Sea Lovers

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:486
Nilai: 5
Nama Author: Humairah_bidadarisurga

Sea adalah gadis yang selalu menemukan kedamaian di laut. Ombak yang bergulung, aroma asin yang menyegarkan, dan angin yang berbisik selalu menjadi tempatnya berlabuh saat dunia terasa menyesakkan. Namun, hidupnya berubah drastis ketika orang tuanya bangkrut setelah usaha mereka dirampok. Impiannya untuk melanjutkan kuliah harus ia kubur dalam-dalam.

Di sisi lain, Aldo adalah seorang CEO muda yang hidupnya dikendalikan oleh keluarga besarnya. Dalam tiga hari, ia harus menemukan pasangan sendiri atau menerima perjodohan yang telah diatur orang tuanya. Sebagai pria yang keras kepala dan tak ingin terjebak dalam pernikahan tanpa cinta, ia berusaha mencari jalan keluar.

Takdir mempertemukan Sea dan Aldo dalam satu peristiwa yang tak terduga. Laut yang selama ini menjadi tempat pelarian Sea, kini mempertemukannya dengan pria yang bisa mengubah hidupnya. Aldo melihat sesuatu dalam diri Sea—sebuah ketulusan yang selama ini sulit ia temukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

Malam di apartemen terasa lebih dingin dari biasanya. Setelah insiden di taman tadi, Aldo memilih diam. Ia tidak banyak bicara selama perjalanan pulang, bahkan saat mereka makan malam, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

Sea duduk di tepi tempat tidurnya, menatap cermin besar di depannya. Wajahnya terlihat tegang, pikirannya masih dipenuhi tatapan Aldo saat ia memergokinya bersama Riko.

"Sekali lagi kamu bertemu dengannya, aku akan memastikan dia menyesal."

Ancaman Aldo bukan sekadar omong kosong. Ia tahu pria itu memiliki kuasa untuk melakukan apa saja, termasuk menghancurkan hidup seseorang jika ia mau.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka. Sea menoleh dan melihat Aldo berdiri di ambang pintu. Ia sudah melepas jas dan dasinya, menyisakan kemeja putih yang lengannya digulung hingga siku.

Tanpa berkata apa pun, pria itu melangkah masuk dan menutup pintu di belakangnya.

Sea menggigit bibirnya, merasa gugup. “Ada apa?”

Aldo tidak menjawab. Ia berjalan mendekat, lalu berdiri tepat di depannya. Tangannya terangkat, menyentuh dagu Sea, memaksanya untuk mendongak dan menatap langsung ke dalam matanya.

“Aku tidak suka berbagi,” suaranya rendah, tetapi ada ketegasan di sana.

Sea menelan ludah. “Aku tidak membagi apa pun.”

Aldo menyipitkan mata. “Lalu kenapa kamu bertemu dengannya?”

Sea terdiam. Ia ingin menjelaskan bahwa Riko hanya teman lama, bahwa tidak ada perasaan lain di antara mereka. Tetapi bagian lain dalam dirinya tahu, tidak ada gunanya berdebat dengan Aldo saat ini.

“Aku hanya ingin berbicara dengannya,” jawab Sea akhirnya.

Aldo mendekat, membuat Sea bisa mencium aroma maskulin yang khas dari tubuhnya. “Kalau begitu, dengarkan baik-baik,” bisiknya. “Aku ingin kamu tahu siapa yang memiliki kamu sekarang.”

Sea tersentak saat tangan Aldo melingkar di pinggangnya, menariknya lebih dekat. Jantungnya berdegup kencang, tetapi tubuhnya terasa beku.

“Aldo…” suaranya hampir tidak terdengar.

Aldo tidak menjawab, hanya menatapnya dengan intens. Tangannya mengusap pelan pipi Sea, seakan menguji reaksinya.

Sea tahu ia seharusnya mendorong Aldo pergi. Tetapi yang mengejutkannya, ia tidak melakukannya.

Sebaliknya, ia justru tenggelam dalam tatapan pria itu.

Aldo menariknya lebih dekat, hingga jarak di antara mereka nyaris tidak ada. Sea bisa merasakan detak jantungnya semakin cepat.

“Sekarang, katakan padaku,” suara Aldo melembut, tetapi tetap penuh kendali. “Siapa yang memiliki kamu, Sea?”

Sea menahan napas. Kata-kata itu menggema di pikirannya, membuatnya bingung akan apa yang sebenarnya ia rasakan.

Namun sebelum ia bisa menjawab, Aldo sudah menunduk…

***

Ciuman Aldo bukan sesuatu yang lembut atau ragu. Itu adalah tanda kepemilikan, sebuah bukti bahwa ia tidak akan membiarkan Sea lepas darinya.

Sea membeku. Dadanya naik turun dengan cepat, otaknya mencoba memproses apa yang terjadi. Ini bukan pertama kalinya Aldo menyentuhnya, tetapi kali ini berbeda. Ada sesuatu dalam tatapan pria itu—obsesi, kemarahan, dan keinginan yang mendalam.

Tangannya bergerak ke dada Aldo, seakan ingin mendorongnya pergi, tetapi pria itu menahan tangannya di sana. “Jangan menjauh,” bisik Aldo di antara ciumannya.

Sea merasa tubuhnya bergetar. “Aldo… aku—”

Aldo menarik napas dalam, lalu menatapnya dalam-dalam. “Kamu membuatku gila, Sea.”

Sea menelan ludah. Ia bisa melihat ketegangan di rahang Aldo, bagaimana pria itu berusaha mengendalikan dirinya.

“Aku tidak mengerti kenapa aku seperti ini.” Aldo menyentuh pipinya, mengusapnya perlahan. “Aku seharusnya tidak peduli.”

Sea bisa merasakan kehangatan dari sentuhan itu. “Kalau begitu, jangan peduli,” ucapnya pelan, suaranya sedikit bergetar.

Aldo menyeringai tipis, tetapi sorot matanya tetap tajam. “Kamu pikir semudah itu?”

Ia menarik tubuh Sea lebih dekat, membuat gadis itu bisa merasakan detak jantungnya yang cepat. “Aku sudah mencoba. Tapi semakin aku menjauh, semakin aku menginginkanmu.”

Sea menahan napas. Ia tidak tahu bagaimana harus merespons pernyataan itu.

Aldo mendekat lagi, bibirnya hampir menyentuh telinga Sea. “Jangan pernah mencoba lari dariku, Sea.”

Sea meneguk ludah. “Aku tidak mencoba lari.”

Aldo tersenyum miring. “Bagus.”

Lalu, dengan satu gerakan, ia mengangkat Sea dalam gendongannya. Gadis itu tersentak kaget dan berpegangan pada bahunya.

“A-Aldo! Apa yang kamu—”

“Kita akan memastikan kalau kamu tidak melupakan siapa yang memiliki kamu,” bisiknya.

Sea tahu ia seharusnya melawan, tetapi tubuhnya terlalu lemah untuk menolak. Ia hanya bisa membiarkan Aldo membawanya menuju ranjang, tenggelam dalam tatapan pria yang semakin membuatnya sulit bernapas.

***

Pagi harinya, Sea terbangun dengan tubuh yang terasa sedikit pegal. Matahari sudah tinggi, dan di sebelahnya, Aldo masih terlelap.

Sea menatap wajah pria itu dalam diam. Ia tidak bisa mengelak bahwa ada sesuatu dalam dirinya yang mulai berubah.

Tetapi apakah ini cinta?

Atau hanya ketergantungan?

Sea menggigit bibirnya, lalu pelan-pelan bangkit dari tempat tidur. Ia tidak ingin membangunkan Aldo.

Namun, baru saja ia hendak melangkah, suara berat pria itu menghentikannya.

“Mau kemana?”

Sea menoleh, mendapati Aldo menatapnya dengan mata yang masih mengantuk.

“Aku… hanya ingin mandi,” jawab Sea.

Aldo menatapnya sejenak, lalu menyeringai. “Pergi mandi kalau begitu. Tapi jangan terlalu lama.”

Sea mengangguk dan segera masuk ke kamar mandi.

Saat air menyentuh kulitnya, ia menyandarkan kepala ke dinding.

Ia tahu dirinya semakin tenggelam dalam permainan Aldo.

Dan yang lebih buruk lagi… ia mulai menikmatinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!