DI CINTAI OLEH RAJA MAFIA

Alvaro seperti menahan emosinya. Tapi di kode Cheril untuk tetap diam.

"Maaf.. Anda siapa?"tanya Cheril menatap tajam Seno.

Seno menatap Cheril dengan remeh. "Gue, saudara dia Tante. Oh Tante ini mucikari nya?"spontan Seno.

Perkataan terakhir Seno membuat amarah Alvaro naik. Dia sudah tidak bisa menoleri orang seperti Seno. Dia menarik kerah baju Seno dan menonjoknya hingga tersungkur.

Sontak Seno kaget karena mendapat pukulan dadakan. Apalagi bibirnya berdarah karena pukulan Alvaro.

"Hei! Lo apa apaan sih, main nonjok gue aja!"teriak Seno tidak terima.

"Jika tidak ingin di tonjok, kau tutup mulutmu!"ucap dingin Alvaro.

Bukan nya takut Seno malah kesal dan marah. Dia malah menantang Alvaro.

"Heh! Lo bilang apa??! Jaga mulut gue! Ngapain gue jaga mulut kan gue bicara fakta!"

"Sudah Mas. Cuekin aja. Seno.. Gue kesini ga mau ribut. Tolong hentikan. Dan gue terserah sekarang lo mau ngomong apa juga ga perduli. Kan dimata kalian gue cuma sampah!"

"Hah!! Lucu lo! Kalau bukan fakta ga usah marah. Lagian sembarangan mukul orang gue lapor kalian!"

"Silahkan! Lapor saja! Ku pastikan kau yang akan di penjara bukan Vikay! Dan satu lagi. Aku tidak segan menghancurkan keluargamu! Jadi bicara jangan ngasal kalau tak tahu ceritanya! Ayo Mom, Dad, sayang kita masuk. Kita istirahat saja!"

Mahesa pun menyetujui anaknya. Untuk saat ini biarlah Seno mendapat pukulan anaknya. Nanti kalau sudah keterlaluan dia akan bertindak juga.

Seno hanya menatap sinis mereka yang masuk hotel. Dia mengabari seseorang untuk menjelekkan Vikayla dan membuat malu dia.

"Liat saja lo Vi, gue bakal buat hidup lo menderita!"

...----------------...

Keesokan harinya Vikayla sudah terbangun karena baru selesai sholat subuh. Sambil membaca Alquran kecil yang selalu dia bawa setiap pergi.

Dia bukan agamis banget sih cuma ingin menenangkan pikiran dan jiwa nya aja. Karena kalau sudah sholat dan mengaji sangat damai.

Cheril yang baru selesai mandi langsung tersenyum menatap Vikayla.

"Pagi sayang... Sudah selesai?"tanya Cheril yang sedang menata rambutnya.

"Sudah Mom. Aku sudah rapi kok,"jawab Vikayla sambil membereskan mukenanya.

"Kita sarapan dulu yaa sama Varo dan Daddy. Baru setelahnya kita ke rumahmu,"kata Cheril.

Vikayla mengangguk lalu menunggu Cheril selesai. Setelah itu mereka menuju tempat makan.

...----------------...

Karena di penginapan mereka sangat kecil bukan hotel besar jadi mereka mencari makan di luar. Kebetulan Vikayla kangen sekali mau makan bakmie langganan nya. Akhirnya dia mengajak yang lain untuk membeli nya.

"Pagi mang amin...,"sapa Vikayla sambil tersenyum.

Penjual bakmie langganan yang bernama Amin itu mendongkrak dan tersenyum kaget.

"Astaga... Vikay yaa?? anaknya Bu Rina??"tanya Amin memastikan.

Ditempatkan berjualan juga terdapat meja beberapa bangku untuk pelanggan yang membeli langsung makan di tempat. Beberapa pelanggan itu adalah tetangga Bu Rina. Mereka terkejut menatap Vikayla yang sudah berubah style pakaiannya.

"Iyaa Mang Amin... aku pesan 4 mangkok ya. makan disini,"kata Vikayla.

"Biasa semua apa gimana?"tanya Amin sambil menatap ketiga orang yang bersama Vikayla.

"Lengkap aja semua Mang. Kuah ku banyak ya kaya biasa. kalau yang lain sedang aja."

Amin mengangguk mengerti lalu mengerjakan pesanan Vikayla. Sedangkan Vikayla mengajak Cheril dan lainnya duduk di sebelah tetangga nya.

Sebenarnya Vikayla kenal tapi malas menyapa. Takut kaya kemarin. Akhirnya dia diam saja.

Namanya tetangga ada aja yang kepolisian dan julid. diantara mereka ada yang nyeletuk.

"Vikay yaa.. Kata Seno kamu lagi ngelayanin tamu di penginapan situ."

...----------------...

ᗷEᖇᔕᗩᗰᗷᑌᑎG