Jezica adalah anak dari seorang Selebritis single parent. Jazica adalah anak seorang artis film papan atas sekaligus artis INFOTAIMEN. Info tentang ibunya selalu Hits di berbagai media. Hidupnya menjadi tidak biasa, dia jadi kehilangan Privacy karena menjadi anak seorang artis. Ibunya selalu sibuk, bahkan dalam sebulan bisa tidak pulang karena sibuk shooting di luar kota. Jazica merindukan kebersamaan dengan ibunya seperti dulu, saya ibunya masih menjadi guru les bahasa Inggris. Kehidupan keartisan ibunya mempengaruhi dirinya dalam bersosialisasi dan dalam banyak hal lainnya.
Akankah Jezica bisa mengatasi masalahnya sebagai anak selebritis?
Akankah Jezica bisa memenuhi harapan ibunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACASTAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GAK ASYIK
Jezica masih menangis, menangisi nasibnya yang menyedihkan menurutnya.
"Non, non!"
Seorang perempuan 50 tahunan masuk ke dalam kamar Jezica, dia adalah pengasuh Jezica yang sudah menjaga Jezica selama 10 tahun ini. Jezica sudah dianggapnya sebagai ibu kedua pengganti ibunya sementara.
Jika alam dunia ini diciptakan kembali, ia mungkin lebih memilih jadi anak bibik daripada jadi anak ibunya.
Dari kecil sampai sebesar ini yang ngurus semua kebutuhannya adalah bibik. Bahkan yang ambil rapor di sekolahnya dan ikut graduation SD dan SMP-nya adalah bibik.
Kadang bibik ditemani sama Pak Bisma, manajernya, ataupun ditemani Vina, asisten pribadi dirinya yang ditunjuk ibunya untuk menemaninya ke mana-mana.
"Non, eh kok nangis, kenapa, Non?"
"Ada apa?"
Bibik memeluknya dengan pelukan hangat. Ada yang buat, Non sedih hari ini?" Bilang sama, Bibik, apa yang buat sedih?"
"Non..."
"Huuuu huuuu...huu..."
"Jangan nangis kayak anak kecil gitu dong, Non, udah yah, Non"
"Jezica sedih, Bik."
"Jezica sedih baca dan dengar berita itu!"
Dia nunjuk televisi yang menyiarkan tayangan pertunjukan anak-anak yang ditonton Jezica tadi.
"Loh, itu kan tayangan anak-anak, Non."
"Jadi, karena itu, teh, yang bikin Non sedih?"
" He he he, Non mau nari dan nyanyi kayak anak-anak itu juga?"
Atuh Non, masak gitu aja sedih?"
"Bukan Bibik!"
"Bibik, mah, gitu?"
"Aaahh!" Mood sedihnya hilang jadinya.
"Gak yang lucu, Bibik!"
"Ya apa atuh, Neng, hehehe."
"Lagian non lucu, acara anak-anak pake ditangisi."
"Aaah, bukan Bibik, bukan, bukan gitu."
Jezica jadi suruh tangisnya gara-gara bibik tidak mengerti kesedihannya.
"Ya apa atuh, yang bikin Non sedih, kan bibik gak tahu kalau gak dijelasin!"
Jezica lalu ngusap air matanya yang masih sisa di pipinya. Dia mengusap pelupuk matanya. Kini tidak ada lagi tangis di matanya. Berganti senyuman karena Jezica gemes melihat bjbiknya yang mukanya lucu seperti orang bingung.
"Ih, si bibik mah suka gitu, kadang telmi, kadang gak nyambung, kadang komuk, kadang lawak, bibiknya mah gak asyik!"
"Hari ini telmi banget!"
Dia melepaskan pelukan dari bibiknya.
Bibik sayang banget sama Jezica, sekalipun dia bukan anak kandungnya, dia memperhatikan dan menyayangi Jezica sudah seperti anaknya.
"Gini, Bik, aku tuh kesel sama berita yang beredar, gitu terus, banyak bohongnya!"
"Yah Non, namanya juga gosip, digosipin makin sip!"
"Huh, tapi ku gak suka dengar dan bacanya, Bik!"
"Aku sebel!"
"Non, mah, segala dimasukin ke hati, biarin aja non, entar juga reda beritanya."
"Iya, berhenti, tes nanti ada lagi entar gosip baru, gitu aja terus!"
"Sebel!"
"Grr, akuu tuh gak bisa tenang hidupnya Bik, tiap hari dikejar-kejar wartawan, diwawancarai, gak bisa bebas ke mana-mana, dihebohin diteriakin, dimintain foto bareng, aku bosen, Bik!"
Jezica meluapkan emosinya ke bibik, amarahnya emosinya, kekesalannya dia tumpahkan ke bibik, seakan-akan itu semua adalah salah bibik.
"Ya, gimana atuh, Non namanya juga jadi selebrita ya, harus terima konsekuensi kepopulernya, Non."
"Tapi bukan aku, selebnya, emang aku artisnya?"
"Iya, tapi Non keluarga artisnya, makanya juga kecipratan kepopulerannya, he he he."
"Ah si bibiknya mah, gitu,bukannya mendukung aku!"
"ya udah, bibik aja deh, yang jadi non, trus non yang jadi pengasuh gimana, biar bibik yang merasakan kepopuler ini."
"Non mah udah enak, Non, mau apa aja tinggal minta, mau ini itu dirutin, berarti harus disyukuri, Non"
"Iya, enak, tapi aku gak bisa bebas, Bik, gak bisa ke mana-mana, digosipin mulu, di stalkerin orang mulu."
"Akun medsos aku ampe di-Hack sepuluh kali, Bik!"
"Aku jadi bayar orang untuk pemulihan akun."
"Ya udah, bibik deh, yang jadi Non, menanggung semua penderitaan yang Non, rasa."
"Trus, ak ang jadi bibik, gitu?"
"Lah, iya, Non jadi pengasuhnya, jadi pembantunya, mau, Non?"
"Dih, gak mau, gak maulah!" "Nah, si Non gak mau juga jadi pengasuh atau pembantu, kan, he he he"
"Nggak asyik ah jadi Bibik, hidupnya monoton, Ngak asyik."
"Nah, si Non, juga gitu tahu jadi Bibik gak enak, malah bosen jadi selebriti."
"Bukan aku, Bik, selebritinya, kan mama aku."
Dan pagi ini, Jezica tidak sedih lagi karena Bibik telah mengubah suasana hatinya.
"Eh, Non, Bibik perhatikan, Non sering banget nonton Netflix yang ada masnya yang guanteng itu"
"Yang mana, Bi?"
"Yang pernah main film bareng si ibu, Non!"
"Oh, Aisher, Bik."
"Iya, asser!"
Bukan, Asser, Bik, tapi Aisher!"
"Iya, itu, Non."
"Mmmm, aku ngefans sama, dia."
"Kenapa, Non, karena ganteng, yah."
"Mmmm, bibik mah..mau tahu aja."
"Tapi, Non, pernah ketemu langsung nggak sama orangnya?"
"Enggak, Bik" Jezica cemberut dan langsung mengerucutkan bibirnya.
"Minta tolong aja sama ibu untuk kenalin, Non."
"Kan ibu waktu itu main film bareng?"
"Aah, gak mau, Bik."
"Trus, gimana cara Non, bisa kenalan sama Aishernya, kalau gak pernah ketemu."
"Biarin aja, Bik, kalau jodoh gak akan kemana."
"MasyaAllah, Non, anak asuhan Bibik, sekarang bahasanya dalem banget, udah pintar dan bijaksana sekarang."
"Tapi, bibik mah setujuu Non, kalau Non sama si Aisher ini." "Aisher ganteng, terkenal, ramah pula."
"Aah, bibik, maluuu, sana-sana."
"He he he..."
"Cie si Non, salah tingkah ni ye, cie Aisher..cie.."
"Bibiiiikkkkk..."