NovelToon NovelToon
Kos-kosan Sus Banget!

Kos-kosan Sus Banget!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: DancingCorn

Fandi, seorang mahasiswa jurusan bisnis, memiliki kemampuan yang tak biasa—dia bisa melihat hantu. Sejak kecil, dia sudah terbiasa dengan penampakan makhluk-makhluk gaib: rambut acak-acakan, lidah panjang, melayang, atau bahkan melompat-lompat. Namun, meskipun terbiasa, dia memiliki ketakutan yang dalam.

BENAR! DIA TAKUT.

Karena itu, dia mulai menutup matanya dan berusaha mengabaikan keberadaan mereka.
Untungnya mereka dengan cepat mengabaikannya dan memperlakukannya seperti manusia biasa lainnya.

Namun, kehidupan Fandi berubah drastis setelah ayahnya mengumumkan bahwa keluarga mereka mengalami kegagalan panen dan berbagai masalah keuangan lainnya. Keadaan ekonomi keluarga menurun drastis, dan Fandi terpaksa pindah ke kos-kosan yang lebih murah setelah kontrak kos sebelumnya habis.

Di sinilah kehidupannya mulai berubah.

Tanpa sepengetahuan Fandi, kos yang dia pilih ternyata dihuni oleh berbagai hantu—hantu yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga sangat konyol dan aneh

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DancingCorn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7 : Ingatan Masa Lalu

Tengah malam, Raka membiarkan pintu kamarnya terbuka, sementara boneka kayu perempuan itu melangkah perlahan masuk ke dalam ruangan. Di meja, laptop Raka menyala, menampilkan episode Hamtaro dari sebuah situs streaming. Entah bagaimana caranya, Raka berhasil menemukan versi Hamtaro yang memiliki dubbing bahasa Indonesia.

Dengan wujudnya yang menyeramkan, boneka itu l duduk diam di atas meja kecil, matanya yang kosong menatap layar laptop. Sementara Raka dan Fandi duduk di atas tempat tidur, berusaha keras untuk tidak panik atau menunjukkan rasa takut mereka.

"Fan, kita sekarang harus gimana?" tanya Raka, suaranya bergetar. Matanya terus melirik ke arah boneka itu, seolah-olah memastikan kalau benda tersebut tidak akan tiba-tiba menyerangnya.

Pandangannya tentang logika dunia sudah mulai runtuh sejak dia menyaksikan boneka kayu itu bergerak sendiri.

"Lo yakin nggak ada yang main-main sama kita?" lanjutnya, mencoba mencari penjelasan masuk akal. "Mungkin ada mesin atau semacamnya di dalam boneka itu. atau prank?"

Fandi menggeleng pelan, ekspresinya serius. "Gue juga lebih suka kalau ini Prank. Tapi Lo sendiri juga bisa liat kalau nggak mungkin ada mesin di dalam boneka itu. Atau Lo mau bongkar pasang boneka itu buat mastiin?"

"Ngaco lo." Mana mungkin dia berani. Raka menggigit bibir, pikirannya kacau. Dia melihat boneka kayu yang tenang itu. "Jadi... kita biarin aja dia nonton nih?" bisik Raka, setengah tidak percaya dengan situasi aneh yang sedang mereka hadapi.

Fandi mengangkat bahu. "Ya mau gimana lagi. Paling nggak, sekarang dia tenang. Dan selama kita nggak bikin gerakan tiba-tiba, dia nggak akan ganggu."

Mendengar itu, Raka langsung menegakkan punggungnya, tubuhnya menjadi kaku. "Ganggu?" desisnya panik. "Maksud Lo kaya buat pisau terbang terbang gitu, terus ngejar buat nusuk kita."

"Kebanyakan nonton Chucky lo." Fandi menggelengkan kepalanya perlahan, seraya berusaha menenangkan temannya. "Selama kita nggak ngapa-ngapain, dia nggak akan ganggu, tenang aja. Lagian, anggap aja dia kaya tamu."

"Tamunya boneka, Fan!" Raka memelototi Fandi, frustrasi. "Gue nggak pernah diajarin cara ngelayanin boneka berhantu sama orang tua gue."

Fandi hampir tertawa mendengar komentar itu, tapi dia menahannya. Situasi ini terlalu serius untuk bercanda. Dia hanya bisa berharap bahwa boneka itu benar-benar tidak berbahaya selama mereka menjaga suasana tetap tenang.

Raka kembali mengalihkan pandangannya ke boneka itu, yang sekarang tampak terhibur dengan adegan Hamtaro dan biji bunga matahari di layar. "Jadi... Hantu juga suka kartun, ya?" gumamnya, masih tak percaya.

"Kelihatannya gitu," jawab Fandi, akhirnya sedikit lebih rileks. "Paling nggak, ini nggak jadi nyeremin." Dia mengangkat tangannya untuk meregangkan tubuh. Namun tubuhnya tiba-tiba kaku. Dia merasakan hawa dingin melewati tangannya.

Pak Kromo, hantu penghuni kos yang sering muncul di kamar Fandi, saat ini menembus tembok kamar Raka. Wajahnya terlihat serius, meskipun ada sedikit kehangatan dalam sorot matanya. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia melayang perlahan dan duduk di sebelah Fandi.

Pak Kromo mulai berbicara entah darimana seperti biasanya. Namun kata-kata yang dia ucapkan mengandung informasi yang tidak disangka Fandi.

"Boneka itu milik seorang anak perempuan," ucapnya perlahan. "Dia tinggal di sekitar sini beberapa dekade yang lalu."

Fandi mengedipkan matanya melihat lurus. Fandi sangat terkejut karena hantu bapak-bapak ini memilih untuk tidak menggodanya dan memberi informasi.

Fandi berpikir lama, haruskah dia berinteraksi dengan hantu itu. Tapi dia sudah menahan diri selama hampir 2 bulan di tempat baru ini.

'Kamu spesial. Kamu seperti kakekmu ini, hahahaha...'

Sebuah ingatan melintas dipikiran Fandi. Fandi memiliki senyum kecil diwajahnya. Kenapa dia tiba-tiba mengingat kata-kata orang yang sudah meninggal itu.

'... Tapi kakekmu... bukanlah orang bijaksana.'

'Fandi... Mungkin ada kalanya kamu ingin melarikan diri dari kelebihan mu ini... Tapi jangan takut...'

'... Meskipun anugerah ini membawa beban. Kamu bisa menggunakannya dengan bebas. Tentu saja, jangan sampai kehilangan dirimu sendiri. Ingatlah untuk terus membantu orang lain. Jangan melakukan sesuatu yang mirip dengan kakekmu. Jangan sampai menyesal seperti ku...'

Fandi menunduk dengan mata sendu. Tapi dia segera tertawa kecil ketika mengingat kata-kata terakhir orang itu, 'Oh, tapi kalau kamu benar-benar membuang kekuatan ini. Lihat apa yang akan aku lakukan saat kita bertemu di akhirat nanti.'

Memaksanya, mengancamnya...

Yah, kakek yang menyebalkan. Tapi kata-katanya benar. Sudah 5 tahun dia menghindari hal ini, sepertinya tidak masalah untuk menghadapinya sekarang.

Fandi menoleh pada Pak Kromo. Meskipun jantungnya bergetar karena sudah lima tahun tidak berinteraksi dengan hal-hal ini, dia masih memberanikan diri bertanya. "Anak perempuan? Maksudnya bagaimana?" tanyanya.

Dia harus mengetahui hal-hal dibalik semua ini jika dia benar-benar ingin menyelesaikannya. Kerena jika masih ada hal yang masih belum selesai, dia harus membantu untuk menyelesaikannya.

Yah, ini bukan seperti dia tidak pernah melakukannya.

Raka, yang dari tadi hanya duduk mematung sambil melihat boneka kayu di depan laptop, segera menyela dengan bingung. "Lo bilang apa Fan? Aneh banget. Lo ngomong sama siapa, dah?" tanyanya dengan nada bingung.

Raka merasa merinding sesaat sebelum Fandi mulai berbicara, tapi tak melihat siapa pun selain mereka berdua dan boneka di meja. Sekarang Fandi mulai bicara tidak jelas, dia jadi sedikit ngeri.

Fandi yang juga menahan rasa takut memiliki wajah pucat, dia perlahan menoleh ke Raka dengan raut wajah sedikit canggung. "Ini... Pak Kromo," bisiknya pelan. "Hantu pria paruh baya yang tinggal di kamar gue. Dia juga yang ngasih tau gue informasi sebelumnya. Lo harus berterimakasih sama beliau, kalau bukan karena beliau, gue mungkin nggak ambil pedang kayu dan Lo masih sakit."

Raka menatap Fandi dengan tatapan tak percaya. "Lo serius? Jangan bercanda, Fan. Nggak lucu."

Di saat bersamaan dengan jawaban Raka, Pak Kromo juga mendengus pelan sambil menyilangkan tangan di dadanya. "Huh, kamu bisa melihatku selama ini, tapi malah pura-pura nggak tahu. Dasar anak muda," gerutunya kesal. Meskipun dia juga mengerti kalau Fandi melakukan itu untuk menghindari masalah.

Fandi bisa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, dia segera melihat Pak Kromo dengan senyum menyanjung, "Hehe... maaf, Pak. Saya pikir nggak perlu, lagian saya nggak mau bikin orang-orang panik. Coba deh bapak pikir, kalau saya ngomong sendiri pasti dikira aneh. Selain itu, kalau saya cerita juga nggak ada yang percaya. Jadi saya cuma bisa pura-pura nggak tau. Saya benar-benar minta maaf, Pak," ujarnya pelan, mencoba menenangkan suasana.

Raka menyatukan kedua telapak tangannya, tampak kebingungan total. "Beneran, Fan? Gue di sini udah setengah mati takut gara-gara boneka itu, tapi sekarang lo bilang kalau ada hantu lain? Dan dia lagi duduk di sebelah lo sekarang?"

"Terimakasih dulu!" Bisik Fandi dengan tertekan dan tidak berdaya.

Raka memutar matanya, "ya, ya, ya, gue berterimakasih. Udah?"

Fandi menarik nafas dalam dalam. Tidak menyadari Pak Kromo menoleh ke arah Arka.

Pak Kromo tiba-tiba tersenyum aneh. "Anak ini cerewet sekali. Ingin bisa melihatku?" tanyanya, meskipun dia tahu dari tatapan kosong Raka bahwa dia tidak mendengarnya.

Fandi segera mengucapkan kata-kata Pak Kromo pada Raka. Wajah Raka memucat. Meskipun dia menyepelekannya, dia masih merasakan perasaan diawasi. Setelah Fandi mengatakan itu, Raka segera menggeleng cepat dia juga melambaikan tangannya di udara. "Nggak, nggak, Saya nggak mau lihat, Pak. Tolong jangan tiba-tiba muncul depan saya. Maaf nggak sopan, saya berterimakasih soal sebelumnya, sungguh," katanya panik.

Fandi melihatnya dengan polos sementara Pak Kromo menggelengkan kepala.

Pak Kromo berpikir kalau masalah Raka tidak terlalu penting, jadi dia mengalihkan pandangannya ke boneka kayu yang duduk diam di atas meja. Dia menghela napas panjang, raut wajahnya menunjukkan rasa iba sekaligus kelelahan. "Nak, boneka itu membawa aura yang cukup berat. Kalau Kau tidak berhati-hati, dia memang bisa menjadi sangat berbahaya," ujarnya dengan suara tenang namun penuh peringatan.

1
Husein
maaf lahir dan batin jg ya kak oThor 🙏
Krisna Adhi
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Krisna Adhi
novel ini berbeda , seperti larut dalam ceritanya , emosi ,haru campur jadi satu , good job thor /CoolGuy//Casual//Casual/
Krisna Adhi
aih aih /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Krisna Adhi
/Facepalm/
Husein
mohon maaf lahir dan batin jg kak oThor.....
maaf jika selama ini ada komen aku yg ga berkenan 🙏🙏🙏

cerita dr kak oThor bagus banget, cuma belom sempet buat baca kisah yg lain🙏🙏🙏 so sorry
Husein
sepertinya sdh tdk ada kak...
eh mbak parti kmrn udh belom ya, sama.yg dia berubah punya sayap hitam 🤔...
DancingCorn: udah kok. Si Parti kan Parto 😂
cuma bentuk perubahannya aja...
total 1 replies
Husein
🤭 udah kek setendap komedi... segala kucing kena roasting
Husein
😀😀 hantu aja punya jodoh....
Fandy dan yg lainnya msh jomblo, emang sengaja ga dibuatin jodohnya ya kak oThor?
Husein: sapa tau kak oThor ada yg pengin kek Jayden dan Mina, minta dicarikan jodohnya 😀😀....

tp sebaiknya ga usah lah, takutnya nanti ngerusak cerita 🤗

ngikut alurnya kak oThor aja deh😀👍👍
DancingCorn: 🤣🤣🤣
Yah, lagipula ini bukan genre romance 🤭🤭
total 2 replies
Husein
gpp kak oThor... biar sedikit bisa ngobatin kangen ke Fandy dkk,😍
netizen nyinyir
duhhh thorrrr kirain mau tamat, btw cepat sembuh thorrr
Husein
lekas sembuh kak🤗
kutunggu sll lanjutan ceritanya 😍🙏🙏
Husein
ceritanya amazing 😍
Husein
apakah dugaanku benar? ato tidak?
pemilik kos biasanya menyimpan rahasia yg tak terduga... apa iya Bu Asti bukan mnausia?
Husein
oh no, tyt lbh rumit dr yg dibayangkan...
sosok ini berhubungan dg kehadiran dek Anis jg tayangga ...
siapakah sosok itu? apakah musuh Fandy dr dunia goib?
Husein
wahh ...up nya banyakkk 😍😍😍

maaci kak oThor
Husein
lagi kak oThor... lanjut
Husein
good job Jayden 👍👍
Husein
😀 kebayang ga tuh, natap mata Kunti... 5 detik...
normal nya liat Kunti ga sampai sedetik udh pingsan ato ga kabur duluan 😀 sereeemmm
tp Krn Arif gengnya Fandy jd beda
Husein
baru tau, ngobrol sama hantu bs seasik ini, kagak ada takut-takut nya... padahal selain Fandy, mereka bukan indigo kan ya
Husein: iya jg ya... jd terbiasa...
takutnya kan tiba-tiba si hantu menunjukkan sisi gelap, ato justru balik membahayakan..
tp tak ala, ada Fandy 😁 yg ditakuti d dunia gaib👍
DancingCorn: yaa, mau bagaimana lagi
Karena terlalu sering terpapar hal-hal mistis dan ketemu pak Kromo, Mbak Lili, Dek Anis dan Parto juga, bawaannya jadi biasa sama hantu lain.
ini juga, awalnya Fandi dan Parto masih waspada kok
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!