Bebas dan seenaknya adalah dua kata yang dapat mendeskripsikan seorang Dilon. Walaupun Dilon selalu membuat masalah di sekolah, tapi para murid perempuan tetap memuja karena ketampanan dan gaya cool nya.
Entahlah apa Olivia, si murid pindahan itu bisa dibilang beruntung atau malah musibah karena menjadi satu-satunya yang bisa membuat Dilon jatuh cinta kepadanya. Bisakah dua orang berbeda kepribadian itu bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencuri Ciuman Pertamanya
Kedua mata Olivia terbelak melihat itu, perlahan wajahnya pun memerah merasa malu dengan Dilon karena Ia ketahuan sedang nonton film romantis yang dibumbui adegan dewasa begitu.
"A-aku gak tahu kalau film itu ada yang begituan," bantah Olivia berusaha mengelak.
"Masa gak tahu? Ini filmnya sudah setengah jalan loh, berarti kayanya adegan beginian sudah berapa kali ya dari awal?" tanya Dilon semakin melebarkan seringai nya.
"Ih gak usah ikut campur deh, terserah aku lah mau nonton apa. Lagian itu film romantis biasa, bukan film dewasa!" gerutu Olivia yang memilih mengeluarkan uneg-uneg nya, merasa kesal di pojokkan.
"Tuh kan berarti bener kamu suka nonton film begini." Kepala Dilon lalu menggeleng-geleng seolah merasa miris, "Ternyata pacar gue gak sepolos itu ya."
Olivia menghembuskan nafasnya kasar, lalu mendekat untuk merebut laptopnya itu. Tetapi ternyata cukup sulit, karena Dilon terus menjauhkan. Olivia lalu terpekik saat tubuhnya malah terjatuh di atas pria itu.
Posisi ini membuat dejavu, mengingatkan pada saat di UKS sekolah. Hanya saja waktu itu, posisi Dilon di atas dan Olivia di bawah. Baru saja Olivia akan beranjak, pinggangnya Dilon tahan dan malah menariknya semakin dekat.
"Bilang sama gue, first kiss lo siapa?" tanya Dilon di depan wajahnya.
"Ka-kamu ngomong apa sih?!" tanya Olivia malu sendiri ditanyai begitu.
"Gue pasti bukan pacar pertama lo kan? Lo punya berapa mantan?" tanya Dilon seperti sedang menginterogasi.
Olivia memilih memalingkan wajah karena terlalu malu, "Emang bukan kamu pacar pertama aku," jawabnya.
Dilon mengangguk pelan mengerti itu, sudah bisa Ia tebak jika dirinya bukan pacar pertama Olivia. Bagaimana bisa juga perempuan secantik ini tidak pernah pacaran?
Saat merasakan bibirnya diusap pelan oleh jari Dilon, membuat Olivia terkejut dan repleks menjauhkan kepalanya. Mereka pun kembali bertatapan, dan entah kenapa suasana di kamar itu terasa semakin panas.
"Terus siapa yang ambil first kiss lo? Apa pacar pertama lo?" tanya Dilon mengulang.
"Bukan," geleng Olivia, "Gak ada yang ambil," lanjutnya.
Sebelah alis Dilon terangkat, mulai menyimpulkan sesuatu, "Jangan bilang lo belum pernah ciuman?" tanyanya.
"Terus emangnya kalau belum kenapa? Mau ngejek?" tanya Olivia, pria itu kan hobi sekali mengejeknya.
Melihat Dilon yang malah menyeringai, membuat perasaan Olivia tiba-tiba tidak enak. Ia lalu kembali mencoba bangkit, tapi Olivia malah terpekik keras saat tubuhnya dengan cepat di putar dan kini Dilon lah yang berada di atasnya.
"Hei Dilon kamu mau apa?!" tanya Olivia keras. Tangannya menahan dada pria itu, berusaha memberi jarak.
"Apalagi lah kalau bukan ngambil keuntungan, jangan di sia-sia in sebelum di ambil orang lain," jawab Dilon lalu terkekeh kecil.
"Jangan macam-macam ya, aku teriak nih!" ancam Olivia sambil menunjukan wajah pura-pura marahnya.
"Ya sudah coba teriak, emangnya satpam kamu yang di luar itu bakalan denger? Ayo teriak!" tantang Dilon.
Olivia lagi-lagi menggerutu di dalam hati, merasa dirinya sudah berapa kali bersikap bodoh di depan Dilon. Mau bagaimana lagi, Olivia terlalu gugup dan selalu khawatir pria itu bersikap aneh-aneh padanya.
"Tapi kayanya lo udah tahu ya gimana caranya ciuman, jadi gak perlu gue ajarin lagi," kata Dilon sambil menatapnya dalam.
"Ih ngomong apaan sih? Sudah turun, awas ih berat!" kesal Olivia.
Saat wajah pria itu tiba-tiba mendekat, membuat Olivia repleks menutup matanya sambil menjerit. Kening mereka bersentuhan, dengan deru nafas yang menerpa wajah masing-masing.
Detak jantung Olivia semakin cepat, tapi perempuan itu tidak mau membuka mata karena merasa malu. Merasakan sesuatu benda kenyal menempel di bibirnya, membuat Olivia repleks membuka mata.
"Gue seneng banget jadi first kiss lo, gue yakin sampai lo tua gak akan bisa lupain ini hehe," ucap Dilon kesenangan.
Jadi tadi itu ciuman? Bukan, lebih tepatnya hanya kecupan saja. Rasanya Olivia ingin menangis, merasa kesal dan marah di waktu bersamaan. Kurang ajar sekali Dilon itu mengambil ciuman pertamanya.
"Berarti lo juga masih perawan ya?" tanya Dilon. Matanya yang nakal itu tidak sengaja melirik bagian kerah baju Olivia yang terbuka.
Perasaan Olivia semakin tidak enak mendengar itu, "Cukup ya Dilon, kalau kamu lebih dari itu aku gak akan segan-segan laporin kamu ke orang tua aku!"
Melihat Olivia yang sepertinya benar emosi, membuat Dilon menyerah, "Enggak kok sayang, gue gak akan sejauh itu juga," katanya.
Dilon lalu turun dari atas tubuh Olivia, tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari perempuan di atas ranjang itu. Dilon sempat berdehem pelan menghilangkan rasa canggung.
"Nanti malam lo ikut gue ya," ajak Dilon.
"Kemana? Aku gak mau, aku mau di rumah aja," tolak Olivia tanpa menatap, masih merasa malu.
"Gak ada penolakan, pokoknya nanti jam tujuh malam gue jemput. Gue bakal minta izin sama orang tua lo dulu, tenang aja," katanya.
Olivia pun mengangkat kepala, merasa keberatan mendengar itu. Jika Dilon yang akan meminta izin langsung, itu berarti Dilon akan bertemu kedua orang tuanya. Mereka pasti akan mengobrol.
"Jangan lupa dandan yang cantik, tapi jangan pakai dress ya. Kalau bisa pakai celana, soalnya kita perginya naik motor," ucap Dilon.
"Ck emangnya mau kemana sih?" tanya Olivia. Apa mereka akan melakukan nge date? Seperti pasangan kekasih lainnya yang main di malam minggu.
"Rahasia dong sayang, makanya nanti harus ikut." Dilon lalu mencolek dagu Olivia menggoda.
Sebenarnya Dilon masih betah di sini, apalagi hanya berduaan dengan kekasihnya yang cantik ini. Tetapi dari tadi temannya terus menelepon memintanya cepat datang ke markas, apalagi Ia dipanggil bosnya.
"Sayang gue pergi dulu ya, nanti malam bakal jemput lo. Pokoknya pas gue datang lo udah siap, biar kita langsung berangkat. Oke?" tanya Dilon sambil berpamitan.
Dan dengan ogah-ogahan akhirnya Olivia pun berdehem setuju, rasanya percuma juga jika menolak karena Dilon itu kan keras kepala. Sekarang Olivia bisa lega sebentar karena Dilon akan pulang.
"Lo lanjut aja nontonya, tapi kalau bisa jangan nonton begituan. Lo cocoknya nonton doraemon, kan masih kecil," celetuk Dilon menggoda.
"Ck apaan sih? Sok asik!" ketus Olivia.
Dilon hanya terkekeh kecil dikatai begitu, Ia tahu sekarang Olivia sedang badmood karena ulahnya. Ya mau bagaimana lagi, Dilon kan memang selalu ingin keinginannya di patuhi.
Sebelum pergi, Dilon sempat mengecup puncak kepala Olivia sambil mengusapnya lalu keluar dari kamar itu. Ia juga sempat menggombali kekasihnya itu dengan mengatakan jika dirinya mencintainya, tapi dalam bahasa Inggris biar lebih romantis.
"Dasar cowok gila!" maki Olivia ke arah pintu.
***
Waduh Dilon nakal ya 😂