Setelah menjadi lulusan terbaik di universitas terkenal, Aira Alisya Alendra diterima menjadi sekertaris di Perusahaan ternama. Aira sangat bahagia ketika diterima di perusahaan itu.
Namun, kebahagiaan itu luntur ketika mengetahui bahwa Ceo baru perusahaan itu adalah Refaldo Galaksi, musuh bebuyutannya sejak SMA.
Tidak disangka, mereka malah terlibat dalam pernikahan yang harus mereka terima karena alasan tersendiri dari masing-masing pihak.
Pernikahan mereka seiring waktu berjalan dengan baik, sampai dimana masalalu Aldo datang...
yuk ikuti cerita mereka👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiela Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran menikah
Aira memberi jeda terhadap ucapannya. "Jadi... gini pak. Saya lagi perlu uang ja-" Ucap Aira namun langsung dipotong oleh Aldo.
"Berapa?" Tanya Aldo dengan santai.
"Terserah Pak Aldo ingin meminjamkan saya berapapun itu. nanti Pak Aldo bisa potong di uang gaji saya." Ucap Aira.
"Uang yang kamu perlukan berapa?" Tanya lagi Aldo.
"sebenarnya 100 juta, tetapi tidak masalah kalau bapak hanya memberi sedikit." Jawab Aira.
"100juta?" Aldo mengangkat keningnya.
Aldo berpikir untuk apa Aira memerlukan uang sebanyak itu? tetapi kalau untuk Aldo sih 100 juta tidaklah banyak.
"Kalau ga bisa, gapapa pak."
"Habis meeting ikut saya, saya juga memiliki hal penting yang ingin dibicarakan dengan kamu." Ucap Aldo sambil membereskan berkas-berkas.
"Kamu siapkan semua berkas dan proposal yang diperlukan, Kita bakal meeting di resto." Sambung Aldo.
"Siap pak." Aira pun bergegas mengambil tas yang ia sudah sediakan tadi pagi, du dalam tas itu sudah berisi berkas yang diperlukan untuk meeting.
Aldo turun ke lantai bawah diikuti dengan Aira. Mereka berjalan menuju parkiran dan menaiki mobil hitam yang mewah. Aira dan Aldo pun langsung pergi menuju resto.
...----------------...
Setelah meeting selesai klien pun meninggalkan Aldo dan Aira. Aldo dan Aira masih tetap tinggal karena Aldo ingin berbicara empat mata dengan Aira.
"Apa yang ingin Pak Aldo bicarakan?" Tanya Aira.
"Kamu sudah punya pacar?" Aira terkejut mendengar pertanyaan Aldo.
"Eh? Pacar? Belum, kenapa pak?"
"Jadi begini, saya dipaksa keluarga saya untuk segera menikah. Apakah kamu mau jadi calon istri saya?" Tawar Aldo.
Aira menutup mulutnya. "HAH!? E-em Calon istri?" Ucap Aira tergagap.
"Iya, sebagai gantinya saya akan memberikan 100 juta dan kamu tidak usah menggantinya." Tawar Aldo.
"G-gimana ya bilangnya, saya belum siap untuk menikah. Apalagi kita kan ga saling cinta." Jelas Aira.
"Dan kalau pak Aldo memberikan saya 100 juta, saya berjanji akan menggantinya. Tidak perlu membuat kesepakatan seperti ini." Sambungnya.
Aira tidak ingin menikah karna uang saja, dan pernikahan bukanlah mainan.
"Itu tidak masalah, kita bisa pelan-pelan berusaha untuk saling mencintai."
"Tap-"
"Kamu bisa pikirkan dulu baik-baik selama dua hari, karena saya sudah harus mengenalkan calon saya kepada kakek pada hari selasa. kalau kamu sudah mengambil keputusan kamu bisa bilang ke saya." Ucap Aldo. Aldo tidak mau memaksa Aira.
"Baiklah kalau begitu." Ucap Aira. Benar kata Aldo, Aira garus mempertimbangkan terlebih dahulu.
Aldo berdiri. "Ayo pulang."
"Pulang? Bukannya ini masih sore? belum jam pulang loh pak."
"Saya bosnya." Ucap Aldo dengan sombong.
"Iya tau, Kalau bapak mau pulang, pulang saja saya masih banyak kerjaan." Ucap Aira.
"Bekerjalah di rumah, sambil memikirkan tawaran saya tadi."
Aira pun ikut berdiri. "Yaudah, saya duluan ya pak."
"tunggu, Biar saya antar."
"Eh? Yaudah ayo."
...----------------...
Setelah cukup lama perjalanan mereka, akhirnya mereka sampai di depan rumah Aira.
"Berhenti disini saja." Ucap Aira.
Aldo pun langsung memberhentikan mobilnya di depan rumah yang lumayan kecil namun terlihat nyaman ditingali.
Aira melepas sabuk pengamannya dan berpamitan. "Terimakasih Pak, Hati-hati dijalan ya." Ucapnya kemudian di balas senyuman oleh aldo.
...---------------...
Aira hendak berjalan masuk namun aira melihat banyak sekali tamu di ruangan depan, Aira pun masuk melalui pintu belakang yang langsung terhubung dengan dapur.
Aira melihat ibunya sedang menyiapkan roti untuk dihidangkan.
"Selamat sore." Aira memberi salam.
"Sore sayang, tumben cepet pulang. Kebetulan karena kamu udah pulang bantuin mama dulu anter ini ke meja depan.
"Eh, kenapa rame-rame ma? Tumben." Tanya Aira sambil melepaskan blazer yang ia gunakan.
"Ada arisan."
"Bukannya giliran mama bulan depan?"
"Mama tukeran sama tante disa. Kamu tau kan, kita perlu uang."
"Antarkan roti ini di depan." Stela menyodorkan Piring yang dengan roti di atasnya.
Aira pun mengambil piring itu dan membawanya di depan para tamu.
"Eh! Aira, tadi pacarmu yang di depan?" Ucap salah satu tamu.
"Bukan Tante, itu boss aku." Ucap Aira sambil menyengir tipis.
"Kamu belum punya pacar?"
"Belum tan." Jawab Aira.
"Astaga, umur kamu sudah 24 tahun loh. Anak tante saja 22 tahun sudah menikah." Ucap tamu itu, Aira hanya merespon dengan senyuman yang canggung.
"Standarnya pasti tinggi ya?" Tanya tamu yang lain.
Aira sudah mulai tersinggung, namun berusaha menahan diri. "Engga tan, cuma belum ada yang cocok aja."
"Padahal kalau kamu ada suami, kamu ga usah susah-susah kerja. tinggal aja dirumah dan masakin suami kamu."
Aira tidak merespon ucapan itu. "Tan aku masuk dulu ya, mau mandi udah gerah seharian kerja." Aira pun berjalan masuk menuju kamar.
"Dasar tante rempong"--batinnya
Aira pun masuk ke dalam kamarnya dan mandi. Setelah mandi Aira langsung melanjutkan pekerjaannya, menyiapkan Jadwal meeting minggu depan beserta merevisi proposal yang dikirim Pak Aldo.
...----------------...
Tok! Tok! Tok! [ketukan pintu]
"Kamu lagi kerja?" Tanya Stela kepada Aira.
Mata Aira fokus kepada laptop. "Iya nih ma, ada perlu apa ma?" jawab Aira.
Stela berjalan mendekati Aira dan duduk di kasur. "Jadi gini, mama dapat arisan 5 juta. Rencananya mama mau sewa rumah." Ucap Stela.
Aira langsung melihat ke arah Stela. "Aira kan ud-" Aira belum selesai berbicara namun Stela sudah memotong ucapannya.
"Tunggu dengerin mama ngomong dulu." Ucap Stela dengan serius.
"lebih baik kita relakan rumah ini. Dan kamu denger kan kata temen mama? Lebih baik kamu cepat mencari calon suami, kamu sudah cukup dewasa."
"Mama sedih liat kamu belajar, dan bekerja terus nak..." lirih Stela.
"Mama ga bisa gitu dong. Mama tau kan di rumah ini banyak sekali kenangan dengan papa."
"Dan untuk calon suami, Mama sabar aja kalau memang jodoh pasti ketemu kok."
Stela pun berdiri dan berjalan ke arah luar. "Terserah kamu saja, kalau memang uangnya tidak dapat, tidak apa-apa. Kamu jangan pernah sama sekali memakai cara kotor buat dapetin uang." Ucap Stela sebelum pergi dari kamar Aira.
"Iya ma... Aira tau kok."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...THANKS FOR READING💋😇...
