Sabar bukan berarti lemah,bertahan bukan berarti bodoh.Itulah ungkapan Arumi menjalankan rumah tangganya.
Sejak menikah, Arumi harus banting tulang cari nafkah untuk suami, anak dan juga mertuanya.Tapi apa yang di dapatkan Arumi, hanya perlakuan kasar dari suaminya
Setelah mendapatkan kekerasan rumah tangga.
Apakah Arumi masih akan mempertahankan rumah tangganya?
Jika ingin tahu kelanjutan ceritanya ikutin terus ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selviana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Di ajak tinggal di apartemen .
"Aaaaah...."
Teriakan Aqilah terdengar begitu nyaring saat mobil itu semakin mendekat membuat anak kecil itu memejamkan matanya.
Namun, mobil itu segera berhenti, tepat di depan Aqilah.Melihat hal itu, Arumi bernafas lega hingga menghampiri putrinya lalu memeluk Aqilah sebagai rasa syukur karena putrinya selamat.
"Aqilah, itu sangat berbahaya sayang! Tidak seharusnya kamu berlari di tengah jalan,"ucap Arumi sambil menyentuh pundak putrinya.
"A-aqilah anya ingin nolongin kucing itu,Bunda.Maafkan Aqilah.Jangan marahin Aqilah ya,Bunda," ucap Aqilah yang gelagapan karena masih syok.
"Bunda tidak marah sama Aqilah.Bunda hanya khawatir.Ayo, kita pergi dari sini!" ajak Arumi sambil menggenggam tangan putrinya.
"Tunggu!"
Mendengar seorang pria yang memanggil dirinya hingga Arumi menghentikan langkahnya lalu berbalik badan ke arah suara tersebut.
" Pak Angga."
Arumi sontak terkejut melihat bosnya yang tenyata pemilik mobil yang hampir saja menabrak putrinya.
"Apa itu putrimu?" tanya Angga dengan menatap Aqilah di samping Arumi.
"Iya,Pak Angga.Tapi maaf, kami harus pergi,"ucap Arumi.
Dengan sigap pria itu menggenggam tangan Arumi."Kemana? Biar aku antar ya?Lagi pula ini sudah larut malam."
"Tidak perlu! " tolak Arumi dengan menipis tangan Angga.
"Bunda,Ita mau pergi kemana? Ita sudah tidak punya rumah.Ita ikut sama Om ini aja ya, Bunda?" kata Aqilah dengan menarik tangan bundanya tetapi Arumi masih bergeming.
Hingga suara klakson terus berbunyi di belakang mobil Angga karena menghalangi jalan mereka.
" Hey... berikan kami jalan! Kami mau lewat,"teriak si pengendara.
" Tunggu sebentar,Pak!" kata Angga lalu beralih pada Arumi." Jika benar apa yang di katakan putrimu itu.Ikutlah denganku!Aku punya Apartemen dan kalian boleh menempatinya.Apa kamu tidak kasihan melihat putrimu yang kedinginan?Apalagi cuaca malam ini sepertinya akan turun hujan."
Duarrr...
Terlepas dari perkataan Angga, ketika suara petir bergemuruh menyambar ke bumi hingga Aqilah memeluk bundanya.
" Bunda.... Aqilah akut."
"Baiklah.Aku ikut dengan ,Pak Angga,"sahut Arumi.
Saat ini, Aqilah yang terpenting dalam hidupnya.Dia tidak ingin terjadi sesuatu hal buruk menimpa pada putrinya hingga setuju pergi di Apartemen Angga.
Lalu senyuman manis terukir di bibir Angga saat mendengar perkataan Arumi.Dia begitu bahagia saat Arumi akan tinggal di Apartemen miliknya.Hingga pria itu segera membuka pintu untuk Arumi dan Aqilah agar mereka bisa masuk ke dalam mobil.
Satu jam kemudian,mareka sudah tiba di Apartemen hingga Angga mengajak Arumi masuk bersama Aqilah.Saat di dalam Apartemen, Aqilah langsung berlari menaiki tempat tidur lalu meloncat-loncat di atas tempat tidur.
"Bunda, kemari!Tempat tidulnya bagus.Beda tempat tidur ita di rumah," kata Aqilah yang nampak senang.
"Aqilah, turun! Itu bukan tempat mainan!" titah Arumi tidak enak hati pada Angga dengan tingkah putrinya yang sudah membuat tempat tidur berantakan.
Tetapi hal itu tidak membuat Angga marah justru pria itu naik ke atas tempat tidur.
" Apa Om boleh..ikut?" tanya Angga dengan mengikuti kaya bicara seperti anak kecil.
" Boleh,Om.Ayo, Bunda kesini! ita main loncat-loncat yuk," ajak Aqilah.
" Maaf, bunda tidak bisa sayang." Arumi menolak membuat Aqilah cemberut.
Kemudian Angga turun dari tempat tidur lalu menarik tangan Arumi naik di tempat tidur."Apa salahnya membahagiakan putri kamu sendiri dengan menuruti keinginannya?Ayolah, Arumi! Jangan buat dia bersedih!"bujuk Angga.
Walaupun merasa malu karena bukan anak kecil lagi.Namun, untuk menyenangkan hati Aqilah.Arumi memberanikan diri loncat begitu juga dengan Angga hingga mereka tertawa lepas karena menganggap hal itu lucu hingga Aqilah ikut tertawa.
Angga yang terlalu bersemangat sampai kesulitan menjaga keseimbangan kakinya hingga berpegangan pada tangan Arumi.Saat melihat tangan dia sentuh, wanita itu segera mendorong tubuh Angga hingga pria itu terlepas dari pegangan tangan Arumi.Kemudian pria itu segera meraih tangan Arumi kembali hingga mereka jatuh bersamaan dan Arumi menindih tubuh Angga hingga sepasang bola mata mereka saling berpandangan satu sama lain.
" Bunda sama Om, alah sama anak kecil.Hore...Aqilah menang," tepuk tangan Aqilah dengan rasa gembira.
Arumi menyadari hal itu, segera bangkit dari tubuh Angga kemudian turun dari tempat tidur.Tetapi pria itu justru salah tingkah sampai keluar dari Apartemen tanpa mengatakan apapun lalu kembali lagi sambil cengengesan.
"He...he...aku lupa memberikan kunci Apartemen ini padamu," ucap Angga yang nampak grogi.
Setelah memberikan kunci Apartemen itu pada Arumi kemudian keluar.Tapi tak berselang lama, pria itu kembali lagi.
"Ada apa,Pak Angga?" tanya Arumi.
"Ini dia.Kunci mobil aku ketinggalan di sofa,"sahut Angga yang masih salah tingkah di hadapan Arumi hingga berjalan mundur ke belakang.
Saat pria itu berbalik badan, jidatnya ke bentur di dinding.
" AW..." pekik Angga ,malunya luar biasa di depan Arumi.
Arumi tertawa ." He...he.. Pak Angga kalau jalan lihat ke depan, bukan di belakang! Jadinya ke bentur,kan?"
"Tega ya menertawakan Bos sendiri?Tapi it's oke, yang penting aku bisa melihat orang yang aku sayangi bisa tertawa seperti ini.Itu sudah membuat rasa sakit ini hilang."
" Maksud, Pak Angga?" tanya Arumi.
Angga terdiam sejenak karena bingung harus mengatakan apa.
"Okey, aku segera pulang.Tunggu aku di sana!" dalih Angga yang berpura-pura mendapatkan panggilan telepon hingga pergi dari Apartemen.
'Benar aneh.... padahal handphone dia tidak berdering.Tapi seakan dia bicara dengan seseorang ," batin Arumi sambil menggelengkan kepala atas sikap keanehan bosnya itu.
++++
Sementara Gerry yang merasa bosan di rumah hingga pergi mencari hiburan di luar sana dengan datang ke klub malam.Terdengar suara dentuman irama musik, semua orang bergoyang dan bergembira menikmati suasana di dalam sana.Gerry tak hentinya menuangkan secangkir minuman alkohol ke dalam mulutnya.Di saat dia lagi mabuk berat, melihat wanita cantik didepannya hingga pria itu langsung memeluk wanita itu.
"Ternyata benar apa yang di katakan Ibu.Kalau kamu itu akan kembali padaku.Aku tahu kamu tidak bisa jauh dari diriku.Iya,kan ,Rum?" Gerry mengira wanita itu adalah Arumi.
" Maaf anda salah orang.Aku bukan orang yang anda maksud," ucap wanita itu yang mencoba melepaskan dekapan pria itu dari tubuhnya.
Tetapi Gerry tak mau melepaskan pelukan dia dari tubuh wanita itu."Bohong! Kamu itu istri aku.Kita pulang ya sayang!Aku janji akan selalu membahagiakan kamu."
Puk!....Puk!...
Suara pukulan mendarat ke wajah Gerry hingga pria itu melepaskan dekapan dari tubuh wanita itu.
" Siapa yang berani memukul,hah..?"bentak Gerry yang kini berdiri sempoyongan.
"Kenapa? Tidak terima? Silahkan pukul aku kalau berani.Enak aja main peluk pacar orang," sahut pria itu yang terlihat kesal karena tidak terima kekasihnya di peluk pria lain.
Kemudian Gerry memutar badan wanita itu di depan pria itu." Apa kamu sudah buta,hah..? Sampai tidak mengenali pacar kamu sendiri.Ini itu ,istri aku.Ayo,sayang....kita pergi dari sini! Pria itu sudah gila," kata Gerry dengan menarik tangan wanita itu.
Lalu muncul dua pria berbaju hitam hingga menghentikan langkahnya.
"Si-siapa kalian? Jangan pernah ganggu istriku! Aku ini suaminya.Kalian ini pasti ingin menjauhkan aku darinya,"ucap Gerry dengan intonasi naik turun yang semakin ngelantur kalau bicara.
" Istri katamu? Rasakan ini!" Gerry di hajar sampai babak belur hingga tumbang tak sadarkan diri.
"Cepat buang pria itu!" titah pria itu pada bodyguard nya.
"Baik ,Tuan."
sebenarnya Gerry yg tlg mencuri wang ibunya...🤣🤣🤣