NovelToon NovelToon
Love Or Tears

Love Or Tears

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Tukar Pasangan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Rani seorang guru TK karena sebuah kecelakaan terlempar masuk ke dalam tubuh istri seorang konglomerat, Adinda. Bukannya hidup bahagia, dia justru dihadapkan dengan sosok suaminya, Dimas yang sangat dingin Dan kehidupab pernikahan yang tidak bahagia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Adinda pergi

Adinda menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Rani, apa yang akan kuceritakan mungkin sulit dipercaya, tapi kumohon dengarkan aku sampai selesai."

Rani mengangguk, jantungnya berdebar kencang menantikan kebenaran yang akan terungkap.

"Lima tahun lalu," Adinda memulai, "ayahku, Pak Hendra, menyelamatkan nyawa Dimas dalam sebuah kecelakaan mobil yang fatal. Dimas hampir meninggal, dan ayahku yang membawanya ke rumah sakit tepat waktu."

Rani mengangguk berusaha mendengarkan.

"Ya, ayahku tidak pernah menceritakannya pada siapa pun," Adinda melanjutkan. "Sejak saat itu, keluarga Dimas merasa berhutang budi pada ayahku. Dan ketika ayahku meninggal, keluarga Dimas merasa bertanggung jawab untuk menjagaku."

Air mata mulai menggenang di mata adinda.

 "Jadi... pernikahan kalian hanya karena hutang budi?" tanya Rani.

Adinda mengangguk sedih. "Ya, Rani. Dimas menikahiku bukan karena cinta, tapi karena rasa tanggung jawab dan hutang budi pada ayahku. Itulah mengapa ia selalu bersikap dingin padamu."

Rani merasa ikut sedih. Sekarang ia mengerti mengapa Dimas selalu bersikap dingin dan tak acuh padanya. "Pantas saja... pantas saja dia tidak pernah menunjukkan kasih sayang padaku."

"Tapi bukan itu saja, Rani," ujar Adinda, suaranya berubah serius. "Ada hal lain yang harus kau ketahui. Sebenarnya... Dimas masih mencintai mantan kekasihnya, Kayla."

Rani menatap Adinda dengan terkejut. "Kayla? Siapa dia?"

"Kayla adalah kekasih Dimas sebelum kecelakaan itu terjadi," jelas Adinda. "Mereka sudah berencana untuk menikah. Tapi setelah kecelakaan dan janji Dimas pada ayahmu, mereka terpaksa berpisah."

Rani merasa kepalanya berputar. Ini terlalu banyak untuk dicerna sekaligus. "Jadi... selama ini, Dimas masih mencintai wanita lain?"

Adinda mengangguk pelan. "Ya, Rani. Aku sering melihat Dimas diam-diam memandangi foto Kayla. Dan terkadang, aku mendengarnya menyebut nama Kayla dalam tidurnya."

Air mata mulai mengalir di pipi Adinda. Selama ini, ia mengira Dimas mungkin hanya butuh waktu untuk membuka hatinya. Tapi ternyata, hati pria itu sudah dimiliki oleh orang lain.

"Rani, ada satu hal lagi yang harus kau tahu," Adinda melanjutkan. "Sebenarnya... aku ada di dalam tubuhmu, tapi waktuku sudah tidak lama lagi."

Rani menatap Adinda dengan bingung. "Apa maksudmu?"

"Saat kecelakaan itu terjadi, aku lah yang menabrakmu. Tubuhku baik-baik saja, tapi entah bagaimana, jiwaku berhasil bertahan dan... masuk ke dalam tubuhmu."

Rani merasa semakin bingung dan kewalahan. "Jadi... kau ada di dalam diriku? Tapi bagaimana bisa kau ada di sini sekarang?"

"Ini hanyalah proyeksi, Rani. Sebenarnya aku masih ada di dalam dirimu. Dan sekarang... aku akan pergi."

"Pergi? Apa maksudmu?" tanya Rani, panik mulai menyelimutinya.

Adinda menatap Rani dengan sedih. "Aku tidak bisa terus hidup dalam situasi ini, Rani. Melihat Dimas yang tidak bahagia, dan kau yang terus-menerus terluka. Aku ingin bebas, Rani. Aku ingin pergi jauh, meninggalkan semua ini."

Rani terdiam sejenak, mencoba mencerna semua informasi ini. Kemudian, dengan suara tegas, ia berkata, "Tidak, Adinda. Aku tidak setuju dengan keputusan sepihakmu ini."

Adinda terlihat terkejut. "Tapi Rani, ini yang terbaik untuk kita semua. Kau bisa mencoba membangun hubungan yang baru dengan Dimas, atau mungkin menemukan kebahagiaanmu sendiri."

"Tidak, Adinda," Rani menggeleng keras. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja. Aku tidak ingin terjebak di dalam hubungan palsu Dan tubuhmu."

"Maafkan aku Rani, Tapi hidupmu mungkin akan lebih sulit. Kau juga harus bersiap menghadapi kenyataan tentang Dimas dan Kayla. Juga perjanjian kontrak yang sudah kami buat..."

Rani menggenggam tangan Adinda erat. "Kita bisa menghadapinya bersama, Adinda. Aku tidak peduli seberapa sulit itu. Kita akan mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini, entah itu berarti membangun kembali hubungan dengan Dimas atau menemukan jalan baru untuk kita berdua. jangan tinggalkan aku."

Rani mulai menangis. "kalau kamu pergi maka tubuhku akan dimakamkan dan bagaimana aku bisa kembali."

Air mata mengalir di pipi Rani. adinda melepaskan gengaman tangannya. "Kamu tidak bisa mencegahku, ini semua sudah takdir."

Adinda mundur sejenak dan bergerak ke belakang. Samar-samar dirinya mulai menghilang. Rani hanya bisa diam membeku, menyaksikan sosok yang baru saja mengungkapkan kebenaran mengejutkan itu perlahan lenyap dari pandangannya.

Tiba-tiba, ponsel Rani bergetar. Sebuah pesan dari Dimas:

 "Di mana kau? Kembali sekarang juga atau kau akan aku buat menyesal."

Rani menatap layar ponselnya, jantungnya berdegup kencang. Dengan tangan gemetar, ia segera mengetik pesan:

 "Aku sedang di toilet. Tunggu sebentar."

Setelah mengirim pesan itu, Rani menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Pikirannya berkecamuk, dipenuhi oleh informasi yang baru saja ia terima dari Adinda. Pernikahannya dengan Dimas hanyalah hasil dari rasa berhutang budi, dan suaminya masih mencintai wanita lain bernama Kayla. Belum lagi fakta bahwa Adinda entah bagaimana berada di dalam tubuhnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!