NovelToon NovelToon
Arthur'S Desire

Arthur'S Desire

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:103.5k
Nilai: 5
Nama Author: Base Fams

Jatuh cinta kepada seorang Arthur Mayer yang memiliki masa lalu kelam tidak dipermasalahkan Shannon Claire karena ia sungguh mencintai pria itu.
Namun bagaimana ketika terungkap dimasa lalu Arthur lah dalang dari peristiwa yang menyebabkan Shannon kehilangan orang yang disayanginya? apakah Shannon memilih bertahan atau meninggalkan Arthur? simak kisahnya di novel hasil menghalu dari Ratu Halu Base 😎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AD #7

"Astaga, sudah pukul 8 pagi." Shannon melompat dari tempat tidurnya, berlari keluar mencari adik-adiknya.

"Adik-adikmu sudah berangkat ke sekolah, Shannon." Ucap Evelyn tersenyum begitu melihat Shannon keluar dari kamar. Shannon menghembuskan napasnya, wajah bantalnya sangat muram. "Kenapa wajahmu di tekuk seperti itu?"

"Aku sudah berjanji, akan mengantar mereka ke sekolah, Bibi. Pasti mereka sangat kecewa." Shannon menuangkan air ke dalam gelas, lalu meminumnya.

"Hal itu tidak akan terjadi. Adik-adikmu sangat menyayangimu, Shannon." Timpal Evelyn memberi semangat.

"Semoga, " ucap Shannon kemudian ia membantu Bibi Evelyn merapikan piring-piring kotor yang ada di atas meja. Keduanya melenggang ke dapur. Shannon meletakkan piring kotor tersebut di tempat cucian piring, lalu mencucinya. Sedangkan, Bibi Evelyn setelah mencuci tangan, wanita paruh baya itu melanjutkan aktifitasnya.

"Apa Bibi sedang membuat roti?"

"Ya, Shannon. Nyonya Amber, memesan roti untuk kegiatan amalnya. Omong-omong, apa yang membuatmu terlambat bangun? apa semalam kau tidak bisa tidur? "

Shannon yang sedang menyabuni piring, menoleh. "Ya Bibi, pukul 2, aku baru bisa tidur."

"Apakah ada sesuatu yang sedang kau pikirkan? tidak biasanya kau tidur larut."

"Tidak ada, Bibi."

"Kau sudah memikirkan masa depanmu?"

"Mengenai masa depanku," Shannon pura-pura berpikir, senyuman jail terbit di bibirnya. "Aku ingin mencari pria tampan, kaya, dan menjadikan pria itu suamiku kelak, Bibi. Setidaknya, aku bisa meminta uangnya untuk membantu menghidupi adik-adikku." Seloroh Shannon. Gadis itu terkekeh geli melihat ekspresi Bibi Evelyn yang terkejut.

"Ya Tuhan." Evelyn memukul pelan dahinya. "Sepertinya, Chloe sudah mencemari pikiranmu." Timpal Evelyn ikut tertawa.

"Kau benar, Bibi. Itulah yang dilakukan putrimu kepadaku."

"Jangan kau tiru."

Shannon tersenyum. Gadis itu akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. "Ada yang bisa aku bantu, Bibi?" Shannon merapikan piring-piring yang sudah di cucinya, menyusun di dalam rak.

"Tolong ambilkan dua kantung tepung di dalam lemari."

Shannon mengambil tepung, kemudian memberikannya kepada Bibi Evelyn. "Terimakasih Shannon. Kau belum sarapan, ambillah roti yang sudah matang."

"Aku ingin mandi dulu, Bibi." Shannon menghirup aroma tubuhnya. "Iyuh, aku bau sekali."

"Baiklah."

Shannon kembali ke kamarnya. Ia menyiapkan pakaian, kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi. "Shampo, dan sabunku sudah mau habis." keluh Shannon. "Setelah sarapan, aku akan ke swalayan."

🍂🍂🍂

Arthur mengemudikan mobilnya menuju kantornya setelah menghadiri pertemuan dengan koleganya. Ia menyapu pandangannya melihat kota Roma yang masih terlihat ramai, dan kini fokusnya pada sosok gadis yang melintas di trotoar lalu masuk ke swalayan.

"Bukannya gadis itu yang berada di festival?" Arthur yang dilanda rasa penasaran, mempercepat laju kendaraannya lalu berputar arah.

"Akhirnya sampai juga." Gumam Shannon. Untuk pertama kalinya, Shannon pergi ke swalayan sendiri setelah Dokter Richard mengatakan jika ia sudah sembuh total. Selama proses penyembuhan, Shannon tidak diperbolehkan pergi kemana-mana. Shannon menghabiskan waktu di panti membaca buku, dan juga belajar.

Shannon mengeluarkan secarik kertas dari dalam tasnya, kemudian membacanya. "Shampo, sabun, parfum, pembalut, telur, tepung, paprika merah, mozarella, daging sapi, dan sosis sapi. Baiklah, sekarang waktunya berbelanja." Shannon mengambil troli, lalu mendorongnya

"Dimana bagian daging," gumam Shannon seraya mengedarkan pandangannya. Dilihat sebuah papan yang tergantung di langit-langit bertuliskan beef. "Disana.. " gumamnya tidak menyadari jika ada seseorang yang mengikutinya sejak tadi.

"Nona! "

Merasa dirinya terpanggil, Shannon membalikkan tubuhnya, dalam detik yang sama Shannon tertegun menatap sosok pria yang di depannya kini. Tampan, dan gagah. Dua kata yang cocok untuk penggambaran pria itu.

Ternyata benar gadis ini yang aku cium saat di festival. Apa dia sudah bisa melihat?

"A- anda memanggilku?" Shannon bertanya dengan perasaan gugup.

"Darah, " ucap Arthur dengan menunjukkan ekspresi datar namun hal itu tidak mengurangi ketampanannya.

"Darah? " Shannon mengernyitkan dahinya. Ia masih loading, rupanya.

"Di celanamu, Nona."

Shannon menunduk, dan Ia terkejut mendapati noda darah di celananya yang berwarna cream. Shannon melebarkan pupil matanya. "Ya Tuhan, bagaimana ini?" lirih Shannon, sambil menggigit bibir bawahnya.

Arthur melepaskan jasnya, lalu mengulurkannya ke arah Shannon membuat Shannon menaikan tatapannya, memandang pria itu lagi. Shannon kembali tertegun, jantungnya berdebar sangat cepat.

Apa ini rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama? Shannon bermonolog dalam hatinya karena untuk pertama kalinya, Shannon merasakan sesuatu yang indah, berhadapan dengan lawan jenisnya.

Sebaiknya, aku pergi dari sini. Pria yang memiliki manik legam itupun, menjatuhkan jasnya, lalu ia berbalik dan melangkah.

"Tu- tunggu sebentar, Tuan, " Shannon memungut jas pria itu, dan terburu-buru menggunakannya. Kemudian, ia mengikuti langkah pria itu.

"Terimakasih, Tuan. Bo- bolehkah aku meminta, kartu namamu?" Shannon mengimbangi langkah lebar pria itu.

Arthur bergeming, mengabaikan pertanyaan Shannon, dan Shannon tidak menyerah begitu saja. "Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?" tanya Shannon sangat polos.

Salahkan sikap pria itu yang dingin, sikap itulah semakin membuat Shannon penasaran.

Lagi-lagi tidak ada jawaban. Bahkan pria itu tidak menoleh sama sekali ke arahnya. "Sekarang jawablah pertanyaanku. Bagaimana, caranya aku mengembalikan jasmu, Tuan?" pertanyaan Shannon, untuk ke 3 kalinya. Pria itu diam seperti tidak berniat menjawab pertanyaan Shannon.

Shannon nampak berpikir, dan pria yang mencuri atensinya masih melangkah dengan gagah. Wajahnya sedikit terangkat terlihat angkuh. Akan tetapi Shannon menyukai itu. Dia sangat keren. Puji Shannon dalam hatinya.

"Ah, bagaimana jika kita bertemu besok sore di kedai es krim yang ada di depan swalayan. Aku akan mengembalikan jasmu, dan mentraktirmu makan es krim. Bagaimana? kau mau?" Shannon mengedipkan matanya berulang-ulang, dan tersenyum tipis. Tapi sampai detik ini, pria itu tidak melirik ke arahnya.

"Lagi-lagi, kau mengabaikan pertanyaanku? apakah aku mengganggumu?" keluh Shannon.

Akhirnya langkah pria itu berhenti, Shannon semakin melebarkan senyumannya. Salah satu trik untuk menarik perhatian, kali saja berhasil. Dan kini keduanya saling melempar pandang.

"Sttt, " Arthur menyentuh bibir Shannon membuat Shannon melayang-layang di udara, dan tindakan pria itu sontak mengingatkannya pada seorang pria yang telah mencuri ciuman pertamanya. "Berhentilah untuk bertanya. Kau sangat berisik, Nona." Bisik Arthur di dekat bibir Shannon.

Hampir saja Shannon jatuh pingsan menatap wajah pria itu dari dekat beruntung ia sudah sarapan tadi.

Sorot mata pria itu memicing, sangat tajam, alis tebalnya setengah menukik, bahkan rahang yang ditumbuhi bulu halus itu terlihat tegas, dan mengetat.

Shannon merekam struktur wajah pria itu yang nyaris sempurna. Pahatan yang terbentuk diwajahnya, begitu pas. Tidak ada kurangnya. Dan tidak ketinggalan, suara pria itu mengusik ketentraman dirinya. Suaranya serak, tegas, dan berat. Bahkan, pria itu sangat wangi.

Oh... Andaikan bumi berhenti berputar, Shannon akan memilih bertahan, berada disini memandang wajah pria itu, tidak akan membuatnya bosan. Tidak sama sekali.

1
αɓเժzαr
dudul emang si arthur, bisa² nya seali nya nahan tawa dr tadi. tp syukurah shanoon selamat berkat bantuan arthur.
wah wah, shanoon terjamah 🤣🤣
αɓเժzαr
Alhamdulillah akhirnya bertemu lagi nih, seru pertemuan gegara si Harley tp malah mengobati rindu nya si Shannon ma Arthur
who am I
kisah seorang gadis yatim piatu yang ternyata sudah pernah bertemu dengan laki laki yang akan menjadi suaminya saat dirinya masih buta
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
aku pikir Arthur semanis chery😁🤭
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
Arthur bisa se-happy itu saat bersama Shannon
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
wahhh parahh ini sihhh. Shannon mulai beraksi membuktikan tuduhan Rosella /Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
waduh waduh...knp hatiku yg cenat cenut sihh😶🤐
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
kapokkk kau Ros🤐
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
kedutan kmu, Ros 🙄
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
kapokk kau Ros. siap" dh kena hukuman Krn sdh mengusik kekasih bosmu.
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
selalu sihh. manis & pahit kn emang kloppp. kyk kopi kn, Thor 🥺😶
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
dihh si penguntit rupanya
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
menghadiahi katanya. pdhl minta bonus /Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
mimpi yg uhukk apaan sih, Thor. ada" sj nih othor ihikkk 😁
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
jiyaaahhhh vitamin B/Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
nah lohh waktunya pembalasan dr Chloe /Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
berarti Arthur bergerilya saat Shannon sdh terlelap /Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
ampun dh Shannon /Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
hmmm namanya juga sdg dimabuk cinta /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
anak sekecil itu hrs menyaksikan hal keji menimpa ibunya, tanpa bisa berbuat apapun. pasti sangat menyiksa 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!