Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Orangtua Xiana
Xiana dan Dirga turun menuju restaurant hotel untuk sarapan bersama keluarga. Lusi hanya minum kopi kemudian meninggalkan restaurant untuk bergegas pulang, karena dia tidak ingin berlama-lama bertemu dengan Xiana.
“Xiana, jangan di pikirkan. Tante Lusi memang begitu” Ucap Christian
“Tidak apa-apa Pak”
“Panggil Christian aja, kita akan jadi ipar”
“Xiana, mau sarapan apa?”
“Bubur”
“Duduk dulu, aku mintakan bubur”
Xiana meninggalkan Christian lalu segera duduk di samping Dirga. Christian semakin tertarik untuk mengungkap hubungan antara sepupunya dengan sekretarisnya tersebut. Jika memang terbukti hubungan itu hanya status palsu, Christian akan mendekati Xiana.
Christian sangat tertarik dengan Xiana saat pertama kali mereka bertemu dirumah Dirga. Dia sangat yakin, jika Xiana hanyalah alat Dirga untuk menghindari tuntutan orangtuanya.
“Permisi Ibu Buburnya”
“Terimakasih”
“Xi?”
“Aldi?”
Dirga menatap ke arah Xiana dan pelayan restaurant tersebut, kemudian pelayan restaurant meninggalkan Xiana dan Dirga.
“Kamu kenal?”
“Teman sekolah”
“Hmm”
Xiana memandangi Dirga, ada raut tidak suka dari wajah Dirga ketika Xiana berinteraksi dengan pri lain, termasuk Christian.
“Cuma teman, dulu kita pernah satu kelas waktu kelas 3”
“I trust you, Xiana”
Xiana tersenyum manis, lalu segera makan. Sedangkan Dirga masih setia sarapan dengan kopi hitamnya tanpa gula. Christian memandang lekat Xiana dari jauh, membuat Dirga semakin tidak menyukainya.
Dirga membantu mengesampingkan rambutnya, saat Xiana sedang makan, lalu Dirga mengusap kepala Xiana dengan lembut, dan mencium pucuk kepalanya.
Dirga berdiri meninggalkan Xiana yang sedang makan, menuju meja Christian untuk menyapa sepupunya atau lebih tepatnya mengganggu Christian yang sedang memperhatikan Xiana.
“Christian, gimana kantor cabang?”
“Baik, kemari nada Marco yang bantu. Menurut kamu Marco seperti apa?”
“Kurang tanggung jawab. Jangan memasrahkan pekerjaan besar sama Marco”
“Oke, noted”
Saat ini Xiana sedang memperhatikan Dirga yang sedang fokus dengan Christian, Xiana tersenyum menatap Dirga. Rini yang melihatnya merasa senang, sepertinya memang Xiana adalah kekasih Dirga.
Rini selalu ragu dengan Dirga, karena Lusi terus mengganggunya dengan mengatakan jika Xiana adalah gadis yang di sewa Dirga untuk berpura-pura menjadi kekasihnya.
“Xiana, Dirga sudah bertemu dengan orangtua Xiana?”
“Belum tante, Ayah sama Ibu masih di luar kota berkunjung ke adik yang lagi kuliah disana”
“Laki-laki atau perempuan adiknya?”
“Perempuan tante, Namanya Xiera”
“Cantik sekali Namanya, Xiana dan Xiera”
“Terimakasih tante”
“Xiana, tante harap Xiana bisa hidup dalam status pernikahan dengan Dirga. Mungkin Dirga sedikit cuek, tapi dia sangat bertanggung jawab”
“Minta doanya ya tante”
“Tante selalu mendoakan untuk kebaikan kalian”
“Terimakasih tante”
Dirga meninggalkan meja Christian kemudian menemui Xiana yang sedang bersama orangtuanya.
“Ma, aku antar Xiana pulang dulu ya. Dia juga harus bertemu orangtuanya”
“Loh bukannya di luar kota”
“Sore mereka sudah pulang Ma”
“Xiana, salam untuk orangtuanya”
“Terimakasih tante, saya permisi dulu”
Xiana meninggalkan restaurant, dan kembali kerumahnya bersama dengan Dirga.
“Mau pulang kemana?”
“Kerumah yang Pak Dirga pinjamkan”
“Gak pulang?”
“Nanti Pak, setelah ini pulang”
“Kalau begitu langsung saja ke rumah kamu, saya antar”
“Baik Pak”
Xiana mulai gugup, dia takut jika orangtuanya salah paham tentang kedekatan Xiana dengan atasannya.
Sampai dirumah Xiana, Dirga turun mrngantar Xiana sampai bertemu dengan orangtuanya. Xiana sudah menolak, namun Dirga memaksa untuk menemui orangtuanya.
“Xiana!” Panggi Fatma, Ibu Xiana.
“Ibu, kenalkan ini Pak Dirga. Dan Pak Dirga ini Ibu saya”
“Dirga, Bu”
“Fatma, ayo masuk dulu istirahat di dalam”
“Terimakasih Bu”
Dirga masuk ke dalam rumah, Xiana hanya bisa pasrah dengan kondisi yang dia alami saat ini. Entah akan sampai mana dia dan Dirga memerankan semua ini.
“Nak Dirga, teman kerja Xiana?” Tanya Fatma
“Benar Bu”
“Terimakasih sudah mengantar Xiana pulang, tunggu sebentar ya Nak, Ayah Xiana masih di kamar mandi”
“Iya Bu”
Fatma meninggalkan Xiana dan Dirga di ruang tamu, kemudian menuju ke dapur untuk membuatkan minuman. Tidak lama Ayah Xiana datang menyapa Dirga.
“Saya Gunawan, Ayahnya Xiana”
“Saya Dirga, Pak”
“Duduk nak Dirga, maaf ya rumah Xiana hanya sederhana seperti ini”
“Tidak apa-apa Pak, justru ini sangat nyaman”
“Ayah, Nak Dirga ini rekan kerja Xiana”
“Oh, begitu”
“Bukan Ayah, sebenarnya Pak Dirga adalah Presdir di kantor Xiana”
“A-apa?”
Gunawan terkejut saat mendengar Xiana menyebutkan jika Dirga adalah Presiden Direktur di Veleura. Sama halnya dengan Fatma, dia juga sangat syok karena bagaimana bisa Xiana dan Pimpinannya sedekat ini.
“Pak, Bu, jangan melihat status saya saat di kantor. Itu hanya status saja Pak, Bu”
“Nak Dirga, maksud saya Pak Dirga, aduh bagaimana ini Bu, Ayah bingung jadinya”
“Pak, Bu, tidak perlu memanggil saya dengan sebutan Pak. Panggil Dirga saja, lagi pula saya pacar Xiana”
“APA?” Fatma dan Gunawan kompak menjawab.
Bahkan Xiana sampai pucat ketika Dirga mengatakan jika Xiana adalah kekasihnya. Keadaan yang canggung mendadak mereda karena Dirga sudah menjelaskan semuanya, dan meyakinkan orangtua Xiana.
Semakin lama obrolan mereka semakin santai, Ayah Xiana dan Ibunya menerima Dirga dengan sangat baik. Terlepas dari siapa Dirga sebenarnya.
“Pak, Bu, kalau begitu saya permisi dulu. Lain kali saya akan berkunjung lagi”
“Nak Dirga terimakasih banyak”
“Sama-sama Pak Bu, mari”
“Hati-hati dijalan” Ucap Xiana
“Terimakasih” Jawab Dirga sambil mengusap lengan Xiana
Setelah kepulangan Dirga, Gunawan dan Fatma duduk bersama di ruang tamu dengan menginterogasi Xiana.
Setelah menjelaskan jika Xiana di terima baik oleh keluarga dirge, Gunawan dan Fatma merasa sangat lega. Karena putrinya hanya dari keluarga yang sederhana, sedangkan Dirga berasal dari keluarga terpandang.
“Ayah lega, kalau memang orangtua Dirga bisa menerima kamu”
“Iya Ayah, terimakasih”
“Xiana, bulan depan Xiera akan magang di kota ini. Kamu bisa bantu carikan tempat magang?”
“Aku coba dulu ya Ayah”
“Iya sayang”
Siang ini Xiana menghabiskan waktu bersama keluarganya, bibir Xiana tersenyum bahkan tertawa, tapi dalam pikiran dan hatinya sangat berkecamuk. Memikirkan masa depannya, Xiana takut orangtuanya akan kecewa jika mengetahui ini semua hanya pura-pura.
“Ayah, Xiana mau keluar dulu ya. Ketemu Aldi dan Maya”
“Dimana?”
“Di mall dekat sini”
“Hati-hati nak”
“Oke Ayah, siap”
Xiana mengganti pakaianya dengan lebih casual, menggunakan celana panjang, dan kemeja berwarna hitam. Dengan menggunakan taksi online, Xiana sampai ke tempat pusat perbelanjaan. Dia segera mencari lokasi yang menjadi tempat bertemunya antara Xiana dan teman sekolahnya.
“Xiana!” Panggil Maya
“Maya, apa kabar. Lama gak ketemu”
“Iya nih, aku baik. Kamu gimana Xi?”
“Baik juga, mana Aldi?”
“Masih di jalan, tadi katanya baru pulang kerja”
“Oke, ayo kita pesen minum dulu, sambil nunggu Aldi”
“Mau pesen apa Xi?”
“Chocolate frappe aja”
Maya membantu Xiana untuk memesan minuman, dia juga sekaligus memesan untuk Aldi. Lalu menuju meja Xiana, dan saling melepas rindu.
Tidak lama, Aldi datang menghampiri meja Xiana dan Maya, mereka berkumpul lalu saling menceritakan kehidupannya masing-masing.
Xiana setelah lulus SMA, dia melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi, begitu juga dengan Maya. Tapi Aldi, hanya melanjutkan kursus lalu bekerja di Hotel milik keluarga Dirga. Dari status pekerjaan hanya sebagai waiters, sekarang Aldi menjadi kepala pimpinan departemen food and beverage.
“Aldi keren banget, benar-benar memulai daari nol” Ucap Maya
“Betul, tidak ada hasil yang menghianati usaha, semangat Aldi” Tambah Xiana.
Setelah kenyang dan puas berbagi cerita, mereka berkeliling pusat perbelanjaan, menemani Maya berbelanja beberapa barang yang akan dia pakai untuk kerja, dan Aldi juga membeli sepatu untuk dia pakai bekerja.
“Xiana gak belanja? Gaji kamu pasti banyak kan?”
“Hmm kemarin udah May, aku rasa untuk sekarang belum perlu. Tapi aku mau coba belikan Ayah dan Ibu baju”
“Ide bagus, tunggu ya”
“Oke May”
Sekarang, giliran Aldi dan Maya yang menemani Xiana mencarikan beberapa pakaian untuk orangtuanya. Xiana masuk ke dalam toko baju lalu memilih bebera untuk orangtuanya, setelah itu Xiana membayar dan segera meninggalkan toko tersebut.
“Maya, Aldi. Kita mau kemana lagi?”
“Gak tau Xi, aku capek banget keliling pakai heels”
“Hahah sama”
Xiana sedang membawa tiga paperbag berisi pakaian orangtuanya, kemudian mengikuti Maya dan Aldi yang ada di depannya.
double m ya tor😅