Balas Dendam Dahlia Dan Putranya

Saat ini Dahlia sedang memandangi ponselnya yang sedari tadi menunggu panggilan telepon dari Galang, tetapi tidak ada satupun panggilan telepon yang masuk. 

"Apa pria itu tidak melihat berkasnya?" Ucap Dahlia sambil mengigit kukunya. 

Perempuan itu menunggu sampai tengah malam hingga akhirnya dia tertidur di kursi. 

Pada keesokan paginya ketika Dahlia tersadar, perempuan itu langsung mengecek ponselnya namun tidak ada panggilan telepon ataupun pesan yang masuk hingga membuatnya merasa sangat tidak tenang. 

Tok tok tok...

Pintu kamar Dahlia tiba-tiba saja diketuk lalu diikuti oleh pintu yang terbuka memperlihatkan Denisa muncul sambil membawa sebuah iPad. 

"Hari ini hari pertama mu bekerja, selain itu perusahaan pria yang menculik putramu juga menghubungi kita untuk kerjasama dalam sebuah proyek," ucap Denisa membuat Dahlia Langsung melompat ke arah Denisa. 

"Kau serius? Kapan pertemuan kita dengan orang-orang dari perusahaan Itu?" Tanya Dahlia. 

"Untuk pembahasan lebih awal akan dilakukan besok pagi. Tapi kau tidak bisa mengambil pekerjaan ini tanpa mendiskusikannya dengan agensi tempatmu berada sekarang. Jadi--"

"Ayo cepat bersiap, kita harus ke agensi sekarang!" Kata Dahlia sambil berlari menuju kamar mandi. 

"Astaga,, dia pasti sangat tertekan karena anaknya, sampai-sampai dia sangat bersemangat untuk memulai misinya. Tapi kenapa dia belum membahas soal berkas yang sudah diberikan pada Galang kemarin?" Ucap Denisa sambil keluar dari kamar Dahlia. 

Saat perempuan itu hendak menutup pintu kamar, ia mendengar suara ponsel Dahlia Yang berdering hingga dia kembali memasuki kamar dan melihat sebuah panggilan telepon dari nomor tak dikenal. 

"Seseorang menelponmu!" Teriak Denisa ke arah kamar mandi. 

"Angkat saja untukku!" Teriak balik Dahlia membuat Denisa segera mengangkat panggilan telepon itu. 

"Halo," kata Denisa pada orang di seberang telepon. 

"Temui aku di cafe Lemoni jam 12.00 siang nanti!" Tegas seorang perempuan dari seberang telepon sebelum menutup panggilan telepon itu dengan sangat tidak sopan. 

"Siapa orang ini?" Gerutu Denisa sambil meletakkan ponsel Dahlia. 

"Siapa yang menelpon?" Tanya Dahlia dari dalam kamar mandi. 

"Entahlah, seorang perempuan yang menyuruhmu bertemu dengannya di kafe lemoni jam 12.00 siang nanti. Dia sangat tidak sopan!" Gerutu Denisa. 

"Perempuan?" Tanya Dahlia. 

"Iya, tapi dia langsung mematikan panggilan telepon itu setelah mengatakan maksud dan tujuannya," ucap Denisa yang merasa kalau mereka tidak perlu Meladeni perempuan itu. 

"Atur jadwalnya untukku ya!" Perintah Dahlia dari kamar mandi membuat Denisa mengerutkan keningnya. 

"Kau yakin?" Tanya Denisa. 

"Iya," jawab Dahlia yang sudah menebak Siapa yang menelponnya dengan sikap yang tidak sopan seperti itu. Siapa lagi kalau bukan sepupunya?

'Kalau Galang tidak bereaksi pada berkas yang ku kirimkan itu, maka perempuan itu pasti bereaksi. dia akan mencegah siapapun mengetahui rahasia keluarga besar kami karena keluarganya menjadi keluarga yang paling berkuasa di perusahaan Setelah dia bertunangan dengan Galang. aku harus memanfaatkannya dengan baik untuk mendapatkan kembali putraku yang mereka sandera,' ucap Dahlia dalam hati sambil menahan air matanya mengingat putranya yang entah bagaimana kabarnya.

Perempuan itu pun cepat-cepat bersiap dan segera mengambil salinan berkas yang telah Ia siapkan.

"Tunggu ibu Alan, ibu akan menyelamatkanmu, kita akan kembali bersama-sama," ucap Dahlia sambil menyimpan berkas di tangannya ke dalam tas yang telah Ia siapkan.

Dia tidak sabar untuk bertemu Tiara dan melihat bagaimana raut wajah perempuan itu saat melihat berkas-berkas yang telah Ia siapkan.