The Blood Judgement I : Zero

FLASHBACK

Hari terlihat indah di perkotaan yang dihuni banyak orang dari beberapa kalangan, baik kalangan bawah, menengah ataupun kalangan atas. Kehidupan sehari-hari penduduk bisa dikatakan cukup damai. Aku bahkan berjalan-jalan dengan orang tuaku ke kebun binatang untuk menikmati hari yang cerah ini.

Berbagai jenis binatang ada disini sampai rasanya tidak bisa disebutkan satu persatu. Hari cerah menjadi momen yang tepat untuk bepergian bersama keluarga, selagi saat ini ayah sedang tak berada dikantor. Aku yang masih polos masih tak terbiasa melihat prilaku berbagai jenis hewan di kebun binatang, beberapa sepertinya cukup agresif dari biasanya. Sampai-sampai harus di tenangkan oleh Pihak kebun binatangnya.

Tanpa diduga binatang dengan prilaku agresif tersebut mulai tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, sampai membuat pihak kebun binatang dengan terpaksa membiusnya.

Keindahan panorama Alam di kebun binatang sangat mempesona dan menakjubkan. Ibuku terlihat bermesraan dengan ayahku, sementara aku hanya sendirian menonton jerapah berleher panjang dengan heboh. Lagipula usiaku yang masih cukup muda memang selalu penasaran dengan banyak hal.

"Woowww... leher Jerapah nya Panjang sekali! Keren!" Seruku begitu takjub menatap binatang berleher panjang itu.

Perlahan hari minggu yang semula cerah berubah menjadi kelam. Seolah-olah bencana sedang mengintip dan siap datang melanda. Aku melihat tanda aneh di langit. Tidak butuh waktu lama sebelum tanda itu mulai menyebar dan membunuh semua orang serta hewan di kebun binatang. Bahkan merubah mereka menjadi monster buas emperor. Saat itu aku tidak tahu apa yang terjadi menoleh ke sekitar mencari orang tuaku yang entah ada dimana. Aku hanya bisa menangis keras karena ketakutan.

Hari ini bertepatan dengan lahirnya Erupsi Malaikat Of Thunder dan Malaikat Of Flamescion di lokasi ini. Keduanya bersatu untuk menghancurkan umat manusia  bersama-sama. Jeritan dan kekacauan disekitar perkotaan menggambarkan dampak nyata akibat serangan itu. Dampak yang sangat dahsyat. Ada juga energi yang membuat lokasi ini mulai tidak bisa dihuni oleh valkries lain. Aku sempat kabur dari area pertempuran sambil mencari kedua orang tuaku yang menghilang, kemungkinan besar mereka sudah tewas terbunuh oleh erupsi yang sangat dashyat.

Para valkries segera berkumpul dan mulai menggunakan formasi untuk melawan kedua Malaikat itu. Tanpa diduga sebuah serangan mengenaiku dan membuat diriku terpental lalu terkapar lemas. Aku bahkan telah terlihat oleh monster buas emperor, mereka pasti akan segera datang untuk membunuhku. Aku sudah pasrah jika kehilangan hidup yang tidak berharga ini, tetapi tiba-tiba seorang gadis muncul dan menolongku dengan senjata miliknya. Gadis tersebut menghampiriku, dia tersenyum padaku sembari membantuku berdiri, membawaku ke tempat yang aman.

Valkries yang memegang tanganku begitu lembut dan membuat perasaanku menjadi lebih tenang. Tidak lagi terlalu ketakutan. Apalagi ia seperti bidadari malaikat, tetapi tentu saja bukan malaikat musuh umat manusia yang menyebabkan erupsi.

****

Tidak lama setelah itu, gadis tersebut membawaku ke tempat yang cukup asing bagiku.

Ia menangkup wajahku dengan kedua tangannya. Matanya yang cemerlang menatapku lekat-lekat dan tersenyum manis. Ketika aku berpikir sesuatu akan terjadi, ternyata dia justru pergi begitu saja.

Kehidupan dan kematian yang kualami tidak bisa menunjukkan takdirku begitu saja. Aku sudah kehilangan separuh harapan pada dunia karena kehilangan orang tuaku. Mereka satu-persatu tewas dan meninggalkanku sendirian di dunia yang kejam ini.

Setelah erupsi malaikat selesai di tangani oleh para valkries, dampaknya sangat terlihat. Wilayah sekitar hancur lebur dalam skala besar akibat pertempuran dan erupsi yang dashyat. Banyak orang yang tewas saat melawan bencana Erupsi, bahkan beberapa tewas tanpa jasad utuh saat melawan monster beast emperor. Hal ini terutama karena sangat jarang ada erupsi yang memberikan dampak sedahsyat ini sepanjang sejarah umat manusia.

Aku yang sudah putus harapan dan keinginan hanya bisa pasrah saja. Berusaha menenangkan hati walaupun sebenarnya sangat dihantui oleh rasa takut akan bencana yang bisa menimpa setiap harinya.

TAHUN SEKARANG - KLINIK UKS

Ketika terbangun, aku berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Namun aku tidak bisa mengingatnya.

Aku tak menyadari saat mataku berubah menjadi warna emas. Entah apa yang terjadi pada tubuhku hingga tiba-tiba terasa sangat sakit dan sulit digerakkan.

Dokter Mei bersama para ilmuwan lainnya memperhatikan subjek penelitian dari kaca satu sisi. Mereka ingin melihat hasil dari penelitian yang bertujuan untuk menciptakan senjata pembunuh massal, Sonic. Dokter Mei sudah menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk memastikan bahwa tidak ada ketidaknormalan pada subjek penelitian. Dia juga memastikan semua indikator baik-baik saja.

Catatan data statistik dokter Mei sendiri belum bisa memastikan akan sekuat apa Sonic yang terlahir sebagai senjata pembunuh massal. Dia sangat berharap kelak kekuatan Sonic bisa memenuhi harapan manusia.

Tepat saat itu, ada reaksi rasa sakit yang berlebihan diterima oleh subjek penelitian. Namun setelah di suntik vitamin, subjek mulai merasa lebih baik.

Kami masih menyelidiki kekuatan tempurnya. Apakah bisa menjadi harapan untuk menyelamatkan umat manusia. Tapi deskripsi pasti tentang kekuatannya belum bisa didapatkan.

BEBERAPA HARI KEMUDIAN - MEJA BUNDAR

Sudah banyak penjabat tinggi dan jenderal berkumpul dirapat meja bundar untuk membahas seputar keselamatan dan masa depan umat manusia. Mereka juga mengundang ilmuwan jenius yang sangat terkenal yaitu Dokter Mei. Sebagai ilmuwan yang memiliki kontribusi penting pada dunia, Dokter Mei memiliki kapasitas yang cukup untuk menjelaskan prestasi yang telah didapatkannya.

Penelitian Dokter Mei dikenal tidak pernah gagal. Saat itu dokter Mei juga menunjukkan cuplikan video dimana seorang pemuda subjek penelitian bernama Akio Graham  disuntik  kekuatan Sonic dari gadis berambut putih. Hebatnya, tidak ada reaksi buruk pada tubuh Akio selain sakit kepala. Yang menjadi kabar baik adalah pria itu juga tidak berubah menjadi monster.

Salah satu dewan menyarankan agar Akio dikirim ke divisi penelitian militer agar diawasi oleh ilmuwan-ilmuwan lain dan pemerintah dunia. Ini karena Akio akan dijadikan senjata pembunuh massal milik pemerintah. Dokter Mei tidak keberatan. Karena menurutnya, Akio tidak perlu diperhatikan lagi. Bagaimanapun dia tidak akan menjadi lebih spesial dari Indria.

Sebelum dikirim ke divisi penelitian militer, subjek akan disuntik dengan energi korosi terlebih dahulu. Energi ini memiliki nama yang berbeda disetiap negara. Suasana rapat sangat tegang saat ada seseorang yang berpendapat jika terlalu kuat, kemungkinan Akio bisa menghancurkan dunia dibanding menyelamatkan dunia karena tidak ada yang bisa mengendalikannya. Namun yang lain menentang pendapat seperti ini.

Argumen dan perdebatan membuat suasana menjadi tegang. Bahkan gebrakan meja tak terelakkan. Dewan tertinggi menghentikan perdebatan dan mengatakan akan melakukan pemeriksaan intensif kepada Akio sebelum mengirimnya ke divisi penelitian militer.

.....BERSAMBUNG.....