Menikahi Pria Koma S2
DUA TAHUN KEMUDIAN.
Cit ... Cuit ... Cit ... Cuit ...
Terdengar suara burung-burung berkicau di atas pohon yang berdiri kokoh di samping jendela kamar seorang wanita cantik yang saat ini masih tertidur lelap.
Krieeet ...
Terdengar suara pintu kamar yang terbuka oleh seseorang.
"Astaga, masih saja tidur," ucap wanita paruh baya yang kemudian menghampiri ranjang wanita cantik tersebut.
"Sayang, bangun di luar sudah ada yang menunggu," kata wanita paruh baya tersebut sambil mengelus rambut sang wanita cantik.
"Huaaam," wanita cantik itu seketika tersadar, menguap dan juga merenggang kan otot-otot tubuh nya.
"Mama, aku masih sangat mengantuk," kata wanita cantik itu kembali menarik selimut nya.
"Sayang jangan seperti ini, dia sudah menunggu di bawah, kau ini kalau sudah tidur lupa segalanya." kata wanita paruh baya tersebut terus membujuk sang anak.
"Ya ya ya, sepuluh menit aku akan turun, sekarang mama pergi dulu saja," ucap nya lagi tanpa bergerak dari tempat tidur.
"Tidak, mama tidak akan turun kalau tidak bersama mu, ayo cepat bangun jangan buat mama marah," ucap sang mama yang kemudian memaksa anak nya untuk bangun dan kemudian menarik nya pelan ke kamar mandi.
"Astaga mama," rengek rengek wanita yang matanya masih saja terpejam.
Byurrrr ...
Air shower pun mengguyur tubuh nya yang mulus, mata nya kini terbuka sempurna karena dingin nya air shower tersebut.
Sementara sang mama di dalam kamar menyiapkan baju yang harus di pakai oleh sang anak.
Empat puluh menit pun berlalu.
Tap ... Tap ... Tap ...
Suara langkah kaki seorang perempuan cantik menuruni satu persatu anak tangga menuju ruangan tengah.
Mendengar suara langkah kaki nya, sepasang mata yang sedari tadi sudah tak sabar kini menatap nya dengan tatapan bahagia.
"Maudy," ucap nya yang kemudian berdiri dari duduknya melihat wanita yang ia panggil Maudy datang ke padanya.
"Mas Gaza, maaf membuat mu menunggu lama," ucap Maudy sambil tersenyum manis.
"Tidak apa-apa, aku juga belum terlalu lama sampai," kata Gaza sambil tersenyum menatap wanita pujaan hatinya.
"Lah kalian kenapa malah berdiri? Ayo duduk," ucap sang papa yang sedari tadi memeprhatikan kedua orang tersebut.
"Ah iya pa," ucap Maudy yang kemudian duduk di sebelah Gaza.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan Gaza?" tanya papa Ferguson yanag saat ini memulai percakapan.
"Aku ingin mempercepat tanggal pernikahan ku dengan Maudy secepatnya om, dua tahun bagiku sudah cukup lama untuk mengenal satu sama lain," kata Gaza sambil memegang tangan Maudy.
Beberapa bulan lalu Maudy dan Gaza telah melangsungkan pertunangan. Keduanya saling jatuh cinta setelah bertemu.
Namun Maudy ia jatuh cinta kepada Gaza setelah setahun mereka menjadi guru dan murid di kelas seni yang di ikuti Maudy. Dan sekarang Maudy pun telah menjadi pelukis yang lukisan nya lumayan banyak di kenal oleh orang-orang, itupun karena Gaza yang sangat cekatan mendidik nya.
Sementara Gaza telah jatuh cinta dengan Maudy pada pandangan pertama, begitu banyak usaha yang dia lakukan untuk meyakinkan Maudy kalau dirinya benar-benar mencintai Maudy, ia juga berusaha keras untuk membantu Maudy untuk sembuh dari luka masalalu yang membuat nya trauma dengan cinta seorang laki-laki, namun pada akhirnya Gaza bisa menaklukkan hati Maudy.
"Apa? Di percepat? Tapi bukankah aku masih banyak pesanan lukisan? Itu pasti akan menunda pekerjaan mas," ucap Maudy kaget.
"Maudy, singkirkan dulu pekerjaan, papa rasa lebih cepat lebih bagus," ungkap sang papa kepada Maudy.
"Papa saja setuju, kenapa kamu tidak?" tanya Gaza sambil menatap Maudy.
"Ah, bukan begitu, tapi ... aku ..." sudah lah lupakan soal pekerjaan, papa setuju dengan ide Gaza, secepatnya kita persiapkan pernikahan kalian ya," kata sang papa.
Maudy tak bisa membantah jika sang papa sudah mengatakan iya dan setuju.
"Sudah tenang saja, jangan terlalu khawatir soal pekerjaan," ucap Gaza.
Setelah mengobrol lama di rumah Maudy, Gaza pun meminta ijin dengan papa Ferguson untuk membawa Maudy jalan-jalan karena ini harus Minggu jadi mereka ingin pergi ke suatu tempat untuk menjernihkan pikiran.
Papa Ferguson selalu mengetahui kalau sudah bersama dengan Gaza.
"Mas, kamu yakin Ingin mempercepat pernikahan ini?" tanya Maudy sambil menatap Gaza yang sedang mengemudi mobil.
"Kenapa tidak sayang?" ucap Gaza sambil tersenyum dan sesekali memegang tangan Maudy.
Gaza cukup baik dan juga lembut di mata Maudy, namun entah kenapa di hatinya masih ada keraguan yang tak bisa ia jelaskan.
Sementara itu di sisi lain.
"Sudah dua bulan kau memutuskan untuk memindah kan bisnis mu ke Korea, namun kau masih diam saja melihat pergerakan mereka?" Kata seorang laki-laki dengan kacamata yang selalu membantu pengelihatan nya agar lebih jernih.
"Aku tidak diam, aku sedang menunggu waktu yang tepat, kau pikir aku akan membiarkan mereka bahagia begitu saja? Tidak, setelah mama ku mati," ucap laki-laki tampan dengan stelan jas membalut tubuh nya dan juga tatapan dingin yang menembus hati.
"Percuma kita pindah ke Korea dan membawa semua bisnis ke sini, jika kau tidak mendapatkan nya, oh ya, ada kabar buruk untuk mu, mata-mata melaporkan kalau mereka akan segera menikah, laki-laki itu mempercepat tanggal pernikahan." Ucap Hans kepada Elgara.
Ya dua orang yang tengah berbicang saat ini adalah Hans dan Elgara.
Elgara dengan segala ambisius nya mengurus semua aset dan bisnis selama satu tahun untuk ia pindahkan secara perlahan ke Korea, semata-mata demi mendapatkan Maudy kembali, entah karena cinta atau karena dendam kesumat nya.
"Menikah? Cih, mereka pikir itu bisa?" kata Elgara sambil mengepalkan tangannya.
"Karena itu segeralah bertindak," ungkap Hans yang selalu menjadi pendukung Elgara.
Selama dua tahun bersama mereka berdua mampu menaikkan nama perusahaan Elgara, perusahaan yang berada di bawah pimpinan Elgara saat ini benar-benar maju dan tak sedikit cabang yang mereka miliki jikalau di bandingkan dengan Ferguson mereka jauh lebih unggul.
"Itu mudah, kita pakai sekarang kartu as yang telah aku tanamkan di perusahaan mereka," ujar Elgara menatap Hans.
Seketika Hans kebingungan, ia tak mengerti apa yang di maksud oleh Elgara.
"Apa maksud mu?" tanya Hans.
"Buat perusahaan mereka bangkrut," kata Elgara lagi.
Seketika Hans tersenyum ia tak memikirkan itu namun ternyata Elgara lebih pintar dari pada dirinya.
Seminggu pun berlalu.
Terlihat papa Ferguson yang termenung di pinggir kolam renang rumah nya.
Ia akhir-akhir ini terlihat punya banyak banyak masalah namun memilih untuk tetap diam dan tak bicara kepada siapapun.
Maudy yang khawatir pun akhirnya memutuskan untuk menghampiri sang papa dan menanyakan apakah yang sebenarnya terjadi dengan papa nya itu.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kalau pun kau dendam Elgara tapi Maudy tiada kaitan nya...
2024-07-30
0
Nur Wahyuni
ih si el gara ko jadi jahat sih.. eh emang awalnya dia jahat ya... dasar laki2 gak sadar diri
2024-06-30
0
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
lanjut kak semngat..
keknya maudy masih mencintai elgara..
dn semoga apa yg dperbuat elgara adlah cinta bukan ambisi ya..
karena bakal kasihan si maudy..
2024-06-11
1