NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gelisah

Malam yang begitu menyenangkan bagi para pasangan muda, Dimas dan Indah yang tengah menjaga dan menanti kehadiran sang buah hati dalam hidupnya. Memang masih beberapa bulan kedepan anak mereka lahir, lain halnya dengan Deri dan Iyah. Mereka menikmati waktu berdua, seakan mengulang masa dimana mereka masih berpacaran. Anak mereka dititipikan kepada nenek dan kakeknya, sejenak mereka memanjakan diri setelah sekian hari bekerja. Biasanya mereka setelah pulang dari kantor mereka akan fokus pada anak mereka, yang kembar dan masih dalam masa pertumbuhan. Karna kesibukan mereka diluar rumah, dan setiap kembali ke rumah mereka kembali disibukkan untuk mengurus buah hati kembar mereka, nampaknya mereka juga membutuhkan quality time untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Disaat kedua pasutri itu tampak menikmati waktu pacaran yang jarang sekali mereka lakukan, ada satu laki laki yang tampak berpura pura menikmati acara konser malam itu. Berkali kali Romi melirik pada Hanifah yang  tampak ikut berdendang dan berjingkrak gembira. 

"Sayang, kamu jangan ikut lompat lompat ya" Tegur Dimas dengan suara yang tampak seperti berteriak. Karna suara musik yang teramat kencang, membuat suaranya kalah dengan sound system. 

"Aman sayang, kita joget tipis tipis aja" Jawab Indah yang juga sedikit berteriak. 

Malam itu mereka lewati dengan hati yang gembira, janji Romi yang akan mengantarkan pulang Hanifah pada pukul sebelas malam nyatanya molor sampai jam satu malam. Bukan karna Romi tak tepat janji, karna semakin larut malam acara konser itu malah semaki asyik dan damai. Hanifah sendiri yang sudah untuk diajaknya pulang, hingga tiba saat Hanifah merasa lelah dan terkantuk. Pada jam satu lewat lima belas menit Romi tiba di kontrakan Hanifah, mengantarkan Hanifah sampai depan kontrakannya. 

"Aku langsung pulang ya fah, selamat istirahat" Kata Romi yang langsung berpamitan pada Hanifah. 

"Iya Rom, makasih ya udah nganterin. Kamu juga nanti kalau sampai kontrakan kamu kabarin aku ya" Kata Hanifah menjawab. 

Romi tersenyum kemudian ia benar benar meninggalkan Hanifah, ia pulang ke kontrakannya. Rasa lelah dan ngantuk telah menyerang para pasutri yang baru sampai di kontrakan mereka. Usai bersih bersih dan berganti pakaian, Dimas dan Indah langsung beristirahat. 

"Sayang, udah tidur belum ya anak papa ini" Sebelum tidur Dimas menyempatkan untuk menyapa atau sekedar mengelus perut istrinya. 

"Nggak ada pergerakan, kayaknya udah tidur si dede mas" Kata Indah yang menjawab. 

"Mungkin ya sayang, ya sudah kamu tidur. Besok kita harus ke rumah ibu" Kata Dimas yang menyuruh Indah untuk tidur. 

Indah pun menuruti apa mau suaminya, kini Indah merebahkan diri dan mengambil posisi ternyaman untuk tidur. 

Malam semakin larut, lampu lampu dirumah rumah warga juga sudah mulai padam. Hanya segelintir orang yang masih berlaku lalang, ya itu bapak bapak yang tengah berjaga. Meskipun daerah itu termasuk daerah yang aman, minum prilaku kejahatan. Akan tetapi pak RT disana tetap mewajibkan warganya untuk ronda malam. Derit jangkrik yang terus berbunyi sebagai backsound damainya malam itu,  meski sudah merasa lelah namun matanya masih tak mau terpejam, sehingga Romi hanya berguling berganti ganti posisi berbaring nya. Meski matanya terpejam, namun telinganya masih mampu menangkap suara suara diluar sana. Meski matanya terpejam, namun kesadarannya masih terjaga, ia tidak mampu terlelap dan sejenak melupakan hari itu. 

"Ckkk akhrggg. Kenapa jadi nggak bisa tidur begini sih, apa Hanifah sudah tidur ya" Monolog Romi yang kini terduduk dan bersandar pada sandaran ranjangnya. 

IaIa meraih ponselnya, lalu membuka aplikasi whatsapp. Ia mengecek pesannya pada Hanifah, sudah lewat dari satu jam namun tak kunjung membiru pada tanda ceklis. Itu artinya, Hanifah belum membacanya. Sejak sampai di kontrakan tadi Romi langsung memberi kabar pada Hanifah kalau ia sudah sampai di kontrakannya, sesuai dengan apa yang Hanifah minta. Akan tetapi Hanifah malah tidak membalasnya, hal itu yang membuat Romi malah kepikiran. Gelisah mengapa Hanifah tak membalas pesannya. 

"Ah, ya kali dia cepet banget tidurnya, kenapa nggak dibales sih fah? Mbok ya bales dulu gitu loh. Iya Romi, selamat istirahat ya gitu kek atau apa, malah gak dibalas" Grutu Romi yang kini mengusap wajahnya kasar, lalu merebahkan tubuhnya dengan tertelungkup. Menyembunyikan wajahnya diatas bantal, tak lama kemudian ada notif dari ponselnya. 

Dengan eksaited ia sudah berharap kalau itu adalah balasan dari Hanifah. Akan tetapi ia malah patahati sendiri, karna saat melihat notif itu bukan dari Hanifah. Melainkan notifikasi dari oprator kartu perdananya. 

"Ya elah, ngenes banget sih malah kuotanya habis" Monolog Romi saat membaca notifikasi itu. 

Kini Romi mencoba untuk memaksakan dirinya terpejam, lama lama Romi terlelap juga. Tenggelam dalam mimpinya, hingga pagi menjelang Romi terbangun setelah alarmnya berbunyi. Setelah itu Romi beranjak dari ranjangnya, dan membuka jendela kontrakannya. Melihat suasana pagi hari itu, matahari yang sudah memancarkan sinarnya. Terke siap Romi saat tersadar jika sudah kesiangan, sampai  sampai ia melewatkan waktu subuh. 

"Ya Alloh. Aku lupa sholat subuh, gara gara nunggu notifikasi dari mahklu ciptaan-mu yang cantik itu sampai aku lupa untuk memintanya melalui doaku, astaghfirullah" Monolog Romi yang kini beranjak menuju kamar mandi. 

Hari ini adalah weekend, hari libur kerja. Seperti yang  Dimas katakan semalam, pagi ini Indah dan Dimas setelah membereskan kontrakan mereka. Mereka kini bergegas untuk datang ke rumah pak Joko, semalam ibu Indah dan sang ayah menghubungi mereka berdua. Meminta agar mereka berdua datang ke rumah pak Joko, akan ada hal yang mereka bicarakan pada anak mereka. Ya itu Indah dan Dimas sebagai seorang mantunya, Dimas melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. 

"Kira kira bapak sama ibu itu mau bicara apa ya mas, kok kayaknya penting banget" Kata Indah membuka percakapan didalam mobil. 

"Mas juga nggak tau sayang, mungkin mereka kangen sama kamu. Apalagi semenjak kamu hamil kita jarang kerumah ibu" Kata Dimas menanggapi. 

"Heemm, iya juga ya. Nanti kita berhenti di pasar sebentar ya. Aku mau beli buah buat ibu sama bapak" Kata Indah meminta pada Dimas untuk berhenti di pasar. 

Sesuai dengan permintaan Indah, Dimas berhenti di pasar dan menemani Indah untuk membeli buah. Indah mulai memilah milih buah yang segar, setelah itu ibu penjual mulai menimbangkan buah untuk Indah. Setelah membayar mereka kini pergi dan melanjutkan perjalanan menuju ke rumah orang tua Indah. 

Lima belas menit setelah melanjutkan perjalanan mereka akhirnya sampai dirumah pak Joko. Mereka disambut hangat oleh pak Joko, bu Aini serta dua adik kandung Indah. 

"Ya ampun mbak Indah, sekarang malah jadi tambah gemoy" Kata Intan yang tampak senang dengan kedatangan kakaknya itu. 

"Ya iya lah, makan terus" Kata Indah menjawab seraya tersenyum. 

Sedikit berasa basi dengan kedua adiknya, dan bapak ibunya. Kini mereka duduk di ruang tamu bersama, awalnya mereka hanya membahas obrolan yang ringan. Namun kini pak Joko mulai berbicara membahas hal yang serius, ya itu membahas atas rumah yang kini sudah delapan puluh persen selesai dibangun. Tinggal tahap finishing, jelas Indah dan Dimas terkejut dengan hal itu. Sebab pak Joko tak pernah ada obrolan jika ia dan Indah akan dibuatkan rumah, hal itu sengaja pak Joko sembunyikan dari Indah dan Dimas. Karna pak Joko tau jika Indah dan Dimas akan tidak setuju tentang hal itu. 

"Tapi kapan rumah itu dibangun, kok sudah delapan puluh persen aja terbangun. Bapak nggak pernah ngomong sama Indah ataupun mas Dimas" Kata Indah yang tercengang. 

"Ya kalau bapak ngomong sama kalian, bapak tau pasti kalian bakal nolak. Jadi sengaja bapak sama ibu sembunyikan pembangunan itu dari kalian" Kata Pak Joko menjawab. 

"Iya nak kalian itu susah untuk menerima pemberian bapak sama ibu. Ibu tau kalau kalian ingin mandiri, beli rumah dengan hasil kerja kalian sendiri. Tapi bapak sama ibu sebagai orang tua juga mau yang terbaik buat kalian" Kata Bu Aini yang kini menjelaskan. 

"Tapi luas tanahnya ini apa nggak berlebihan pak? Bu? Terus untuk Irwan sama Intan bagaimana. Dimas juga masih mengusahakan untuk membeli rumah padahal" Kata Dimas yang kini tercengang melihat luas tanah yang diberikan pada mereka. Dimas membaca dan melihat pada surat tanah yang ada diatas meja dihadapannya. 

"Kamu nggak usah khawatir adik adikmu, mereka sudah ada bagiannya sendiri. Bapak dan ibu lakukan ini karna bapak sayang sama kalian. Apalagi kalian sebentar lagi punya anak, bapak mau yang terbaik untuk cucu bapak kedepannya. Dari pada kalian pusing menabung untuk membeli rumah, lebih baik kalian tabung ua kalian untuk biaya pendidikan anak kalian nanti" Kata pak Joko menasihati. 

Indah dan Dimas saling pandang, jika pak Joko sudah berkata dan berkehendak. Apalagi bukti nyatanya sudah ada dihadapan mereka, maka mereka sudah tak lagi mampu untuk menolak. Mereka kini hanya bisa pasrah dan menerima pemberian dari orang tua Indah, dan apa yang dikatakan Pak Joko memang ada benarnya. Lebih baik mereka menabung untuk biaya pendidikan anaknya kelak, meski masih sangat lama hal itu terjadi. 

"Baiklah pak, bu. Terimakasih atas pemberiannya, terimakasih banyak. Maaf jika Dimas masih belum bisa mewujudkan cita cita Dimas atas Indah, Dimas akan selalu berusaha untuk membahagiakan Indah" Kata Dimas yang berterimakasih pada ayah mertuanya. 

"Sama sama, tetap jaga Indah dan sayangi Indah, sama seperti bapak dan Ibu menyayangi dia" Kata Pak Joko menasihati Dimas. 

Setelah itu Dimas dan Indah diajak untuk melihat rumah mereka yang hampir selesai. 

"Ya ampuuunn. Haaaaaaa" Sementara itu suara teriakan kegembiraan Romi di kontrakannya menggema didalam kamar. Bahkan dia sampai melakukan aksi rol depan diatas kasur, setelah melihat notif dari Hanifah. 

Bahagia bukan kepalang bagi Romi saat itu, tetangga kontrakannya pun sampai heran dengan Romi. Heboh sendiri  di hari yang sepagi itu. 

"Alhamdulillah, Romi sekarang nggak jomblo lagi ahahahaha"  Gema kebahagiaan Romi membuat ia seakan lupa kalau ia punya tetangga kontrakan. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!