NovelToon NovelToon
Cinta di Badai Musim Semi

Cinta di Badai Musim Semi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dwi-chan

Amira Nimra, seorang gadis yang mengidap DID atau biasa disebut dengan penyakit kepribadian ganda. Begitu banyak liku-liku yang ia jalani, di jauhi oleh orang-orang karena di anggap aneh, lalu musuh kakak-nya yang terus mengincar dirinya.

Namun, seseorang datang kepadanya. Memberikan uluran tangan untuknya, memberikan semangat, dan mengisi rasa kesepiannya setiap saat.

"Jangan bodoh, mati tidak akan menyelesaikan semuanya!" ~

***

"Amira, kau bisa mengandalkan aku kapan pun kau mau."


Don't Copy My Story
Warning Typo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lolos

"Arsenik atau biasa disebut dengan Raja Segala Racun. Zat ini hampir tidak terdeteksi, sehingga sangat sering digunakan baik sebagai senjata pembunuhan atau sebagai elemen cerita misteri. Racun ini dapat dengan mudah menyatu dalam air, makanan dan sejenisnya. Arsenik telah mengambil banyak nyawa yang terkenal seperti Napoleon Bonaparte, George ke3 dari Inggris dan Simon Bolivar. Pada catatan lain, arsenik, seperti belladonna, digunakan oleh Victoria untuk alasan kosmetik. Beberapa tetes dapat membuat kulit wanita menjadi putih," tutup Gerald setelah membaca semua data yang ada.

Rio menopang dagunya, pemuda itu nampak berpikir akan sesuatu.

"Lalu, bagaimana dengan Pelayan itu?" tanya Rio kemudian. Gerald membuka lembaran kertas lainnya dan membacanya.

"Pelayan itu menyatakan, bahwa ia di perintahkan oleh pesaing Perusahaan kita. Namun aneh-nya, wanita itu meninggal saat hendak menyebut nama Perusahaan itu. Wanita itu tiba-tiba mengeluarkan busa di mulutnya, dan ia memegangi lehernya sendiri seakan-akan rasa sakit itu berasal dari tenggorokannya, dan tidak lama dari itu Ia meninggal dunia."

Mendengar penjelasan itu membuat Rio menatap Gerald tajam, Pemuda itu mendesis, "Apa maksudmu?"

"Benar Tuan, wanita itu meninggal saat hendak menyebutkan nama pelaku. Saya berpikir bahwa dia melakukan bunuh diri dengan menelan sebuah pil, tapi ternyata bukan," jelas Gerald lagi, lalu Pemuda itu memberikan sesuatu kepada Rio.

Rio meneliti sebuah benda yang cukup kecil itu dengan seksama, "Pelacak?"

"Benar, kami menemukan pelacak ini di dalam tubuh Pelayan itu. Setelah kami selidiki lebih lanjut, nampaknya Pelayan itu meninggal karena Racun yang sengaja disimpan di pelacak ini."

"Jadi maksudmu ada seseorang yang mengendalikannya? Mungkin orang itu tahu bahwa Pelayan itu akan membocorkan informasi, jadi mereka langsung membunuhnya untuk menutup rapat," kata Rio mengambil kesimpulan setelah mendengarkan semua yang di jelaskan tangan kanannya.

Gerald mengangguk setuju, "Anda tenang saja, kami akan mencari informasi lebih banyak lagi dan segera menangkap pelaku."

Rio menepuk bahu pemuda itu, "Terimakasih, kau sudah banyak membantuku. Setelah ini, tolong berikan bantuan kepada para keluarga pelayan yang ditinggalkan, katakan kepada mereka bahwa Pelayan itu meninggal karena memiliki penyakit."

"Baik Tuan."

...****************...

"Sepertinya ada yang kurang, ah! Ini dia."

"Ini juga, ini juga, nah! Ini juga."

Rio menghentikan tangannya saat hendak mengetuk sebuah pintu apartemen. Pemuda itu tersenyum tipis kala mendengar suara yang nampak sibuk di dalam sana.

"Mungkin lain kali saja," ucapnya pada dirinya sendiri dan pergi meninggalkan tempat itu.

Sementara itu..

"Selesai!" seru Amira dengan penuh semangat. Gadis itu memperhatikan semua barang-barang yang sudah selesai Ia kemas dengan rapi.

Amira membaringkan tubuhnya di atas ranjang, gadis itu menatap langit-langit kamarnya dalam diam.

"Kapan semuanya berakhir?" gumamnya entah dengan siapa. Amira memejamkan matanya dan terlelap ke dalam mimpinya.

Mata itu kembali terbuka menampilkan tatapan yang berbeda, yaitu datar. Gadis itu menoleh menatap jam dinding yang tidak terlalu jauh darinya yang menunjukkan pukul 21.37 malam. Lalu tatapannya tidak sengaja mendapati sebuah buku yang ada di atas meja nakas. Gadis itu membuka dan membacanya dengan seksama.

"Perkemahan ya? Sepertinya menyenangkan."

~Hari Perkemahan~

"Bagaimana jika kakak mengantarmu?"

Amira yang mendengar tawaran Kakaknya itu pun menggeleng, "Tidak, aku tidak ingin mereka tahu."

"Amira bersamaku saja," ucap seseorang menginterupsi keduanya. Rio menatap tajam seorang pemuda yang baru saja datang di depan apartemen adik-nya dengan mengendari sebuah mobil.

"Siapa kau?" tanya Rio dengan menyelidik. Amira sontak berdiri di depan Kakaknya mencoba menenangkannya, "Dia teman angkatanku Kak."

Setia menundukkan kepalanya menghormati, "Perkenalkan namaku Setia Renandra, maaf jika tiba-tiba datang menganggu."

"Apa yang kau tahu dari kami?" tanya Rio masih dengan tatapan tajamnya. Setia menatap Amira sejenak dan menjawab, "Kalian merupakan saudara kandung. Aku tidak tahu alasan kenapa Anggara menyembunyikan seorang Putri. Rio Anggara, rahasia ini akan terjaga padaku."

Rio menatap Pemuda itu dengan pandangan menelisik, lalu Pemuda berusia 23 tahun itu tersenyum.

"Renandra, keluarga kalian memang bisa di percaya. Kalau begitu, aku percayakan Amira padamu," Amira menatap kaget Kakaknya, "Ti-tidak perlu, aku akan naik Bis bersama teman-teman yang lain."

"Tidak," sergah kedua pemuda itu secara bersamaan. Kedua saling menoleh dan memalingkan wajah.

Amira menghela napas pasrah, 'Apa-apaan ini?' ucap batinnya lelah.

Setia membawa semua barang Gadis itu dan sejenak menatap Rio, "Kami akan berangkat."

"Setia," panggil Rio membuat langkah Pemuda itu berhenti. Rio mendekati Pemuda itu dan menatapnya dengan tatapan serius, "Apa pun yang terjadi pada Amira, Aku harap kau bisa menutupinya dengan rapat."

Setia nampak mengernyit bingung, Pemuda itu menatap Amira yang kini menunduk takut. Rio mendekati Amira dan menepuk pucuk kepalanya, "Jaga dirimu baik-baik Amira, kakak akan selalu mengawasimu di sana."

"Aku akan baik-baik saja," jawab Amira dengan tersenyum manis.

Setia membukakan pintu pada Amira, Pemuda itu menatap Amira yang masih terdiam, "Amira, masuklah."

"Ah ya, terima kasih," ucap Gadis itu dan memasuki mobil. Amira mencoba mendudukan dirinya dengan nyaman, sesekali Gadis itu menoleh ke arah Setia yang masih fokus menyetir.

"Bagaimana kau bisa tahu apartemenku?" tanya Amira tiba-tiba. Setia melirik Gadis itu dan menjawab, "Rumah kita se-arah. Aku selalu melihatmu berhenti di sana, dan yah Kupikir itu memang rumahmu."

"Lalu, kenapa hari ini kau membantuku? Bahkan tiba-tiba sekali?" tanya Amira lagi dengan rasa penasaran yang besar.

"Karena kau adalah temanku," jawab Setia tanpa beban. Amira memalingkan wajahnya, Gadis itu menatap ke-arah luar jendela, "Jangan terlalu jauh."

Setia menatap Amira dengan bingung, "Apa maksudmu?"

"Kubilang, jangan terlalu jauh. Jangan terlalu jauh mencampuri urusan hidupku. Hidupku tidak semenarik seperti yang kalian bayangkan. Bersembunyi, bersembunyi, hanya bersembunyi yang bisa aku lakukan," tegas Amira dengan nada nanar. Amira membelalakan matanya saat tersadar, Gadis itu kembali memalingkan wajahnya, "Maaf, aku tidak bermaksud."

Setia hanya terdiam tidak merespon. Pemuda itu masih fokus menyetir kendaraannya di jalanan. Namun, pikirannya sedikit berkelana memikirkan setiap kata Amira yang terlontar.

"Memang benar aku tidak tahu dirimu dan kehidupanmu. Alasan kenapa Kakakmu menyembunyikanmu, atau rumor yang tidak meng-enakan yang tertuju padamu. Memang benar aku tidak tahu apa-apa, tapi Amira.. Setidaknya jika kau bisa terbuka sedikit saja, mungkin orang-orang akan bisa mendekatimu dan memahamimu," tutur Setia panjang lebar kepada Gadis di sebelahnya itu.

Amira terkekeh, lalu ia tertawa membuat Setia menjadi bingung. Sikap Gadis itu berubah hanya dalam beberapa waktu, bahkan Pemuda itu dapat melihat tatapannya yang jauh berbeda dari biasanya.

"Bodoh, jika seseorang menyuruhmu untuk menjauh, maka menjauhlah," ujar Amira dengan nada sinis. Gadis itu menatap Setia dengan tatapan datar namun menusuk, "Jika tidak, kau akan mati."

Bersambung..

1
Yoo Stefanno
kurang
Dwi-chan: makasih kak masukannya/Smirk/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!