Pengawal Istimewa

Penampilan Andika yang tampak semrawut membuat pandangan semua orang tertuju ke arah mereka sehingga hal itu membuat Yolanda malu telah menjadi pusat perhatian.

Yolanda mulai melihat ke kanan dan ke kiri hendak menyebrangi jalan menuju ke mobilnya yang terparkir di seberang. Setelah Yolanda yakin jalanan sepi dia mulai berjalan untuk menyebrang.

akan tetapi ketika baru empat langkah Yolanda berjalan sebuah mobil truk besar sangat laju menuju ke arahnya. Yolanda seketika terkejut melihat mobil truk yang sudah begitu dekat dengannya padahal sebelumnya dia tidak melihat adanya mobil.

Yolanda menjadi ketakutan sehingga matanya terpejam dan tampak pasrah, dengan jarak seperti itu dapat di pastikan dia akan tertabrak truk dengan cepat. Yolanda tidak menyangka di usianya yang masih 23 tahun harus berakhir dengan cara seperti ini

Akan tetapi ketika Yolanda memejamkan matanya dia merasakan tubuhnya tiba-tiba saja di tarik oleh seorang dan kemudian berguling-guling di aspal.

Sedetik kemudian Yolanda mulai membuka matanya dan menyadari truk itu telah berjalan menjauh darinya sedangkan dirinya kini sedang terbaring di aspal di dalam pelukan Andika.

Andika sendiri melihat Yolanda yang akan tertabrak mobil segera melompat dengan sangat cepat meraih tubuh Yolanda kemudian langsung memeluknya agar pada saat jatuh ke aspal Yolanda tidak mengalami luka.

Menyadari tubuhnya di peluk oleh Andika segera Yolanda langsung mendorong tubuh Andika menjauh darinya. Yolanda tampak sangat marah ini pertama kali dirinya bersentuhan dengan seorang pria tapi mengapa harus dengan Andika yang tampak begitu seram dengan rambut gondrong tidak terurus pikirnya.

"kamu tidak apa-apa" ujar Andika sambil bangkit dari atas aspal.

"aku baik-baik saja terima kasih atas pertolongan mu" Jawab Yolanda.

Walaupun Yolanda marah karena Andika berani memeluknya tapi Yolanda juga sadar dia bisa tertolong dari insiden tadi itu semua berkat Andika.

untuk mengendalikan amarahnya Yolanda mulai berjalan menuju ke mobilnya yang terparkir. Andika juga mulai berjalan mengikuti di belakang Yolanda sambil memikirkan sesuatu. Andika merasa tidak beres dengan kejadian ini di mana mobil itu muncul secara tiba-tiba dan bahkan ketika mobil itu hendak menabrak seseorang mobil itu tidak membunyikan klakson apa lagi mengurangi kecepatannya, sangat jelas mobil itu memang berniat untuk menabrak Yolanda pikir Andika.

Andika menyadari bahwa masalah ini mungkin tidak sederhana pantas saja David begitu ngotot untuk menjadikannya sebagai pengawal pribadi keluarganya.

Di dalam mobil suasana begitu hening Yolanda tampak fokus mengemudikan mobilnya. Andika mulai berpikir untuk mencari cara agar dapat mencairkan suasana.

"Hem bagaimana apakah kerjasamanya berjalan lancar" tanya Andika memecahkan keheningan.

"kamu tahu apa tentang kerjasama" jawab Yolanda dengan ketus.

Yolan sendiri belum sepakat mendapatkan kerja sama ini karena pria di kafe mall tadi masih mengulur waktu untuk menandatanganinya. Sehingga hal itu membuat Yolanda kesal karena telah membuang-buang waktunya di tambah lagi Andika baru saja menyentuh tubuhnya sehingga membuatnya bertambah kesal.

Andika terkejut dia bertanya baik-baik tapi malah justru di jawab seperti itu oleh Yolanda. Dirinya memang tidak mengerti masalah kerjasama tapi Yolanda juga tidak perlu berbicara seperti itu kepadanya pikirnya.

"dasar wanita aneh" ujar Andika pelan akan tetapi Yolanda masih bisa mendengarnya.

"apa kamu bilang barusan" ucap Yolanda tampak kesal.

"tidak aku tidak berbicara apa-apa" Andika gugup berusaha untuk mengelak.

"awas jika kamu berani mengatai ku" ujar Yolanda kembali fokus mengemudikan mobilnya.

melihat ekspresi Yolanda yang begitu serius dalam mengemudikan mobil dan juga ekspresinya yang sedang marah ini, membuat wajahnya tampak begitu cantik dan imut di mata Andika. Hal itu membuat Andika merasakan perasaan aneh yang belum pernah dia rasakan selama ini.

Hari berikutnya Andika juga mulai belajar mengemudikan mobil karena David meminta agar Andika bisa untuk mengemudikan mobil. Andika yang memang mempunyai bakat alam dalam segala hal dapat dengan mudah mempelajarinya dan hanya dalam beberapa jam saja dia sudah lancar mengemudikan mobil seperti orang-orang pada umumnya.

Setelah Andika sudah bisa menyetir David meminta Andika untuk menjemput Luna pulang dari kampusnya di karenakan sopir yang biasanya sedang pulang ke kampung di karenakan urusan keluarga yaitu adiknya menikah.

Andika juga langsung mengemudikan mobil menuju ke kampus tempat Luna berada. Di kampus Luna sedang berjalan keluar dari kelasnya untuk menuju ke luar gerbang kampus guna menunggu jemputannya.

Kemudian tiba-tiba saja seorang pria langsung menarik tangan Luna sehingga membuat Luna terkejut. Pria itu adalah Dandi Irwanto.

"Dandi lepaskan apa yang kamu lakukan" teriak Luna sambil menarik tangannya.

"Luna aku mau menjelaskan atas kejadian kemarin"

"bukankah sudah jelas kamu meninggalkan ku begitu saja" jawab Luna dengan kesal.

akibat kejadian kemarin Luna kini sangat membenci Dandi. padahal dulu dia memiliki sedikit perasaan kepada Dandi tapi kini semuanya telah hancur. Luna sakit hati bagaimana mungkin seorang pria meninggalkan wanita yang sedang berada dalam bahaya, sungguh lelaki banci dan tidak bertanggung jawab pikirnya.

"Luna kemarin aku meninggalkanmu pergi karena aku sedang mencari pertolongan dan begitu aku kembali kamu sudah tidak ada" jelas Dandi.

Dandi sendiri terkejut mendengar dari sahabatnya bahwa Luna masuk kelas dan dalam keadaan baik-baik saja. Mendengar itu Dandi juga langsung menghampiri Luna dan berniat kembali untuk mendapatkannya.

"sudahlah" Luna langsung berjalan meninggalkan Dandi begitu saja.

Luna tertawa di dalam hatinya dan menganggap lucu semua penjelasan dari Dandi bahkan anak kecil pun tidak akan percaya perkataan Dandi pikir Luna.

Melihat Luna berjalan pergi, Dandi juga tidak mau menyerah dia mulai mengikuti di belakang Luna. Hingga akhirnya Luna telah berada di luar pintu gerbang kampus dan Dandi kembali menghadangnya.

"Luna aku mohon beri aku kesempatan lagi" ujar Dandi sambil memegang tangan Luna dan menariknya dengan kuat

Luna merasakan sakit di pergelangan tangannya akibat cengkraman Dandi yang begitu keras. langsung berusaha menarik tangannya dan entah mengapa Luna semakin jijik melihat Dandi.

"Dandi sakit lepaskan" teriak Luna akhirnya bisa melepaskan cengkraman Dandi walaupun kini tangannya merasakan sakit.

"Luna beri aku kesempatan satu kali lagi" ucap Dandi.

"sudah kamu lebih baik pergi aku tidak akan pernah memaafkan mu dan sangat malas melihat mu" jawab Luna tegas.

Melihat tingkah Luna ini akhirnya kesabaran dari Dandi pun habis sehingga dia mulai memperlihatkan sifat aslinya kepada Luna.

"dasar jalang kamu pikir wanita hanya kamu saja, aku Dandi Irwanto tidak kekurangan wanita"

Mendengar itu seketika Luna langsung terkejut, kata jalang langsung menusuk hatinya dia tidak menyangka Dandi berani bicara seperti itu kepadanya. Luna yang tidak pernah mendapatkan penghinaan seperti itu mulai meneteskan air matanya.

"plak" Luna langsung seketika menampar Dandi dengan keras.

"sialan berani sekali kamu menamparku" teriak Dandi terkejut, sambil memegangi pipinya yang panas.

Dandi seketika mengangkat tangannya hendak menampar balik Luna. Luna pun tampak pasrah di tidak menyangka Dandi begitu kasar dan hendak menamparnya balik. Dandi melayangkan tangannya akan tetapi sebelum telapak tangannya menyentuh wajah Luna Andika tiba-tiba saja muncul menangkap pergelangan tangan dari Dandi.

"berani kamu menyentuhnya maka aku akan membunuhmu" ucap Andika sambil memelototi Dandi.

Dandi tampak terkejut dia berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Andika akan tetapi sekuat apapun Dandi berusaha tangannya juga tidak bisa terlepas.

"sialan lepaskan aku" teriak Dandi terus memberontak.