NovelToon NovelToon
Istri Pilihan Shankara

Istri Pilihan Shankara

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Istri ideal
Popularitas:20.6k
Nilai: 5
Nama Author: Skinant

Shankara Adhiyaksa. Putra sulung Reenan Xavier Adhiyaksa dan Annisa Harsono, lelaki tampan mapan dan kaya raya tentunya.

Hidup aman tenang dan damai yang ia jalani berubah seketika ketika sang ayah menyuruhnya untuk menikahi seorang perempuan pilihan ayahnya,

Disisi lain pertemuannya dengan wali kelas adiknya membuat Shankara sedikit terusik karena perasaan yang ia rasakan pada wali kelas adiknya sedikit berbeda, bisa di bilang ia jatuh cinta pada pandangan pertama

Tapi ia juga tidak mungkin mengecewakan ayahnya walau hatinya bersikeras menolak permintaan sang ayah

Di hadapkan pada dua pilihan, siapa yang akan di pilih Shankara pada akhirnya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skinant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

"Maaf?" tanya Ana setelah diam beberapa saat

"Aku tau kau mungkin terkejut dan ini juga tidak sopan tapi ku mohon menikahlah denganku"

Ana tertawa sumbang mendengar ucapan dari Shan, ia terus tertawa hingga tawanya berubah menjadi isakan tangis yang membuat Shan menjadi khawatir

"Ada apa?" tanya Shan panik saat mendengar suara tangisan Ana,

Ana terus saja menangis dan Shan tetap setia mendengarkan tangisan Ana, walau hatinya ingin sekali pulang untuk menenangkan wanita pujaannya.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya Ana mulai bisa untuk lebih tenang, ia mengatur nafasnya sebelum mulai berbicara lagi pada Shan,

"Kamu tau apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Ana serak,

"Shaka sudah bercerita" jawab Shan

"Jadi setelah aku di anggap perebut suami orang sekarang kamu juga mau membuatku di anggap perebut tunangan orang?" tanya Ana sinis,

Shan tertegun, ia memang sudah tau kalau hal ini pasti akan mempersulit langkahnya tapi ia juga tidak akan mundur semudah itu,

"Maaf kalau untuk membahas seperti itu lagi jangan pernah menghubungiku" Ana mematikan sambungan telfonnya,

Ana kembali menangis di atas tempat tidur karena rasa malu yang luar biasa yang ia rasakan sekarang, bisa-bisanya ia tidak tau kalau laki-laki yang dekat selama ini dengannya adalah suami orang,

Tapi yang lebih membuatnya tertekan adalah kedatangan istri laki-laki itu ke tempatnya bekerja, bahkan harus di saksikan para guru dan murid disana,

Jika ia bertamu secara halus dan baik mungkin ia tidak akan se malu ini sekarang, tapi ia sudah berteriak-teriak dari awal saat kedatangannya ke kantor guru,

Barulah setelah mendengar penjelasannya dan ia menunjukkan bukti-bukti bahwa suaminya memang mendekatinya dengan status lajang perempuan itu terdiam dan menangis, tapi hal itu juga percuma karena banyak siswa yang sudah berkumpul untuk menyaksikannya,

Saat ini rasa malu lebih mendominasi perasaan Ana hingga sepertinya ia tidak sanggup untuk berangkat mengajar esok

"Setidaknya jangan banyak menangis, mataku bisa bengkak besok" ucap Ana pada dirinya sendiri,

...****************...

Shan sudah mulai berkuliah, ia sudah tidak banyak waktu untuk bersantai sekarang, walau kuliahnya tidak selalu setiap hari tapi ia tetap saja harus mengurus pekerjaan-pekerjaannya dari sini, belum lagi ada beberapa usaha kerja sama yang ayahnya dirikan disini jadi ia harus ikut memantaunya,

Ia mencoba hidup mandiri karena dengan permintaannya sendiri ia menyuruh paman Joshua untuk pulang ke Indonesia karena bagaimanapun beliau punya keluarga yang selalu menantikan kehadirannya,

Ayahnya sempat ingin mengirim orang lain lagi untuk menemaninya di Amerika tapi dengan santainya ia menjawab

"Bawa gadis yang bernama Ana kesini, aku hanya mau di temani olehnya"

Itu yang selalu ia katakan sampai ayahnya tidak pernah lagi membahas tentang orang-orang yang akan menemaninya di negara yang sedang ia singgahi,

Waktu berlalu begitu cepat hingga 1 bulan sudah Shan berada di negeri Paman Sam itu, tidak ada masalah berarti sampai hari ini, ia menjalani harinya dengan biasa, bertukar kabar dengan ibu dan adiknya juga selalu menyempatkan diri mengabari Ana, walau merasa seperti pengkhianat dalam hubungannya dengan Bella tapi hatinya terus saja menginginkan wanita selain tunangannya sendiri,

Pagi hari saat ia siap untuk bekerja ponselnya terus saja berbunyi yang mau tidak mau membuat Shan terdiam melihat semua notifikasi ponselnya,

Bahkan ibunya langsung menelfon saat ia sedang membaca seluruh pesan juga notifikasi yang bersarang di ponselnya,

"Aku tidak melakukan apapun" ucapnya sebelum ibunya mengatakan sesuatu,

"..............."

"Bunda akan percaya padaku atau perempuan ular itu?"

".............."

"Jika percaya padaku, cukup dengarkan aku dan jangan dengarkan berita atau ucapan apapun dari orang lain"

"Tapi pulanglah dan selesaikan ini" pinta Annisa

"Akan ku usahakan, aku akan menemui profesorku lusa"

"..............."

"Aku akan segera pulang dan membereskan semuanya"

Shan menutup panggilan telfonnya, harinya mendadak buruk setelah ia melihat apa yang tunangannya lakukan saat ia pergi,

"Harusnya aku tidak pernah setuju walau ayah merangkak dan menangis darah di kakiku" ucapnya pada bayangannya sendiri,

Shan sedikit terkejut saat tiba-tiba temannya memberitahu kalau Bella mengadakan konferensi pers setelah kepergok oleh salah satu media sedang mengunjungi dokter kandungan,

Tapi Shan pikir itu hanya akal-akalan Bella saja, bisa jadi ini semua sudah di rencanakan Bella dari jauh-jauh hari karena tiba-tiba pergi tanpa mengatakan apapun padanya, juga walau sekeras apapun Bella berusaha menghubunginya ia tetap saja bersikap dingin dan tidak pernah sekalipun membalas panggilan atau pesannya,

Hamil?

Bahkan bergandengan saja belum pernah ia lakukan, bagaimana bisa tiba-tiba Bella mengumumkan kehamilannya? Jika memang benar Bella hamil berarti itu bukan anaknya dan ia juga berani bersumpah kalau ia tidak pernah menyentuh Bella,

Ponsel Shan kembali berdering, kali ini Shaka yang menelfon nya

"Apa lagi?" tanya Shan ketus

"Bu Ana di berhentikan dari sekolah buntut kasus kemarin"

"Lalu?"

"Ini hari terakhir bu Ana bekerja"

"Akan ku pikirkan nanti"

"Dan selamat kau akan segera punya anak" ucap Shaka sinis,

"Jika terbukti itu bukan anakku kau mau apa?" tanya Shan menantang

"Tidak apa-apa, kuberi selamat lagi jika terbukti buka anakmu" jawab Shaka enteng lalu mematikan sambungan telfonnya

"Aku harus segera pulang"

Shan berubah haluan menuju universitasnya, ia membatalkan seluruh janji temunya hari ini dan ia sudah memutuskan untuk pulang hari ini juga,

Setelah bertemu dengan profesornya Shan membicarakan yang terjadi dan berita hari ini yang membuatnya mau tidak mau harus segera pulang ke Indonesia,

Setelah sepakat untuk memberi waktu Shan selama seminggu, ia langsung memesan tiket pulang saat itu juga

Dalam pikirannya ia sudah merencanakan hal jahat bahkan jika harus membunuh Bella akan ia lakukan jika Bella terus saja menguji kesabarannya,

Belum lagi masalah Ana yang pasti saat ini sedang terpukul karena di berhentikan dari sekolah tempatnya mengajar,

Ia menepikan mobilnya dan menelfon bundanya untuk membantu Ana sekarang, setidaknya masalah yang akan mengusik pikirannya saat ini berkurang,

"Bunda" panggil Shan saat Annisa mengangkat telfonnya

"Ya nak?"

"Bisakah membantuku sebelum aku sampai ke rumah?" tanya Shan

"Kapan kau pulang?"

"Jam 3 sore ini aku akan berangkat ke Indonesia, aku akan sampai besok jadi bisakah bunda menolongku?" tanya Shan penuh harap

"Apa yang harus bunda tolong?"

"Bisakah bunda menerima 1 guru baru lagi di sekolah yayasan milik kakek buyut? Terserah itu mau tingkat SD, SMP atau SMK terserah bunda"

"Kenapa memangnya?"

Shan menceritakan apa yang terjadi pada Ana, semua ia ceritakan tanpa ia tutupi juga ia mengirim bukti yang Ana kirimkan padanya tempo hari, ia berusaha keras meyakinkan bundanya agar bisa membantu wanitanya bekerja lagi,

"Ku mohon bunda"

Annisa terdiam saat mendengar permohonan putra sulungnya, setelah dewasa hingga berusia lebih dari 20 tahun baru kali ini ia mendengar anaknya meminta bantuannya hingga memohon seperti ini,

"Apa perempuan itu memang sangat berharga untukmu?" tanya Annisa

"Sangat bunda, sangat berharga" jawab Shan lirih

1
bunda n3
waaah, Shan hati hati
bunda n3
Dimas emang semenyebalkan itu
bunda n3
kenapa ga dipecat sih Dimas tuh
bunda n3
Shan, kendalikan emosimu
bunda n3
kena grebek tuh kalian wkwk
bunda n3
kata kata Shan terlalu menyakitkan hari Ana
bunda n3
shakaaa
bunda n3
to the point sekaleee
bunda n3
salahin suaminya lah, kan bisa jadi bu Ana ga tau kalau pacarnya itu dah punya istri
bunda n3
beda kasus paman
Roha yati
Kecewa
Roha yati
Buruk
bunda n3
sepertinya Bella hamil deh
bunda n3
Shan lain di mulut lain dihati
bunda n3
jawaban yg sangat jujur
Phiphiet Safitri
Luar biasa
Isnaaja
yeh itu mulut gak dijaga banget,, cinta itu gak memandang rupa.
Isnaaja
pasti si dimas minta motor mahal,, biar kelihatan keren.
Sh
35 juta.. duit khayalnya author.. habis ga?? kalau mazih banyak, kirim ke rumahku 1 😄
Skinant: /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Sh
Minggu lalu aku baru baca ortunya..jalan cerita nya ga bisa tertebak..penuh kejutan..aku pikir nikah ama orang kaya enak dan jalannya lurus aja, tapi ternyata penuh kejutan.walau baru 2 novel, tapi bakatnya udah keliatan.sehat selalu dan makin kreatif Author.
Skinant: Terima kasih banyak /Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!