Kehidupan yang kualami semenjak kecelakaan itu sungguh berat. Aku mesti sendirian menghadapi hidup. Hingga harta kekayaanku habis. Semua kulakukan untuk penyembuhan, pengobatan, dan lain sebagainya demi keseharianku yang sudah enggan di lakukan. Bahkan orang mengira kalau aku kena depresi. Sehingga tak bahagia. Dan yang kulakukan hanya merenung. namun hari hari ke depan mesti di lalui dengan semangat dan keceriaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 3112, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7
“Nah, sekarang kita pulang.“
“Hooh….“
Aku mengiyakan.
Sudah habis. Besok jualan lagi. Senang rasanya. Apalagi sebagai penjual, barang habis dan duit kumpul tentu itu yang di harap semenjak awal. Daripada barang habis dan duit tidak kumpul. Atau barang habis tapi uang tidak kumpul, maka akan kecewa. Mending kumpul-kumpul menghabiskan uang. Tapi lebih bagus lagi kalau duit kumpul terus di tabung dan sugih. Itu yang lebih membahagiakan banyak orang. Termasuk aku. Yang sudah pastinya bakalan kita manfaatkan untuk banyak keperluan. Termasuk untuk pembetulan gerobak yang mesti butuh perawatan lebih. Akibat usia yang sudah tua, serta banyak kerusakan di sana sini. Karena jika di biarkan, serta terus di pakai untuk mencari rejeki, maka bakalan semakin parah saja kerusakan yang di derita peralatan itu, bahkan jika sampai rusak total akan semakin memprihatinkan. Selain tak bisa usaha, juga membutuhkan banyak dana yang diperlukan untuk memperbaikinya. Untuk itu selagi belum parah dan ada dana, maka akan lebih bijak untuk melakukan penanganan terbaik agar segalanya bisa di selamatkan.
Sampai rumah langsung tidur. Capek sekali rasanya. Inginnya sih mencuci gerobak biar bisa langsung menggunakannya besok. Tapi karena capek dan tenaga rasanya sudah habis, makanya semua itu di tunda. Padahal menunda pekerjaan untuk sesuatu yang tidak penting kurang baik. Tapi bagaimana lagi, badan rasanya pegel semua. Dan otot bayu seakan lemas. Makanya mending merebahkan diri dulu supaya pulih tenaga, sehingga nanti semuanya bisa di lakukan dengan nyaman. Juga pikiran menjadi lebih jernih untuk mampu Kembali berusaha dengan keadaan yang sama serta tenaga yang pulih tadi. Selebihnya bisa memberi bantuan pada lingkungan. Atau bisa saja mengerjakan sesuatu yang seharian tak kena pegang sama sekali. Karena terlalu fokus dengan keinginan mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan biaya yang di keluarkan sekecil-kecilnya. Itulah yang akhirnya pekerjaan tadi menjadi terbengkalai dengan kondisi masih utuh serta berserakan kemana-mana dengan tidak tertata.
Juga bisa mimpi indah di dalam sana. Kalau lagi senang tentunya apa-apa juga indah. Termasuk dalam mimpi juga indah. Bisa terbang Bersama anak istri. Atau jajan cilok di dalam sana. Dan tidak risau. Seperti di kejar-kejar sesuatu yang menyeramkan. Dengan keringat bercucuran. Untuk bangun juga megap-megap. Sebab terasa seperti betulan. Sesuatu yang mengerikan. Mungkin lebih baik di gigit ular. Mimpi demikian katanya berarti lebih baik. Di banding dengan mimpi memperoleh panen lebih yang ternyata bakalan gatal-gatal akibat padi di sawah itu sangat gatal dan inginnya menggaruk. Maka akan gatal betulan, bukan sebuah rejeki, karena padi yang dihasilkan bisa di rubah menjadi beras, kemudian di masak, dan nasinya bisa di makan. Tapi ini sekedar symbol yang menyiratkan sesuatu yang terkadang berlainan. Makanya akan sangat kecewa, jika hasilnya lain. Sudah sakit di gigit ular dalam mimpi, hingga ketakutan dan megap-megap, tahunya kala bangun malahan di patok ayam yang lagi ngiring, membawa anak-anak. Sudah sakit bertambah sakit pula. Untuk ini, makanya lebih baik tidak bermimpi, namun bertemu gadis Impian, itu baru Namanya senang. Rejeki yang tidak di nyana-nyana.
Bangun-bangun jam delapan. Itu juga di gedor-gedor si Josephine. Katanya mau mengajak keluar. Beli jagung bakar. Dengan uang habis jualan.
Kubilang kalau sudah kumasukkan ke celengan celeng. Sembari mengekeh aku.
