"Apakah cinta pernah salah memilih sasaran? Mengapa cinta tercipta diantara kita yang berbeda? Bolehkah aku marah pada Tuhan karena telah menumbuhkan cinta di hatiku untuk mu?"
Potongan sajak tulisan Renata menggambarkan luka hatinya karena kisah cintanya yang rumit. Perasaannya terhadap Gilang berkembang menjadi cinta yang tak pernah Renata sadari sejak kapan.
Kemunculan Renata yang tiba-tiba di kehidupan Gilang, membuat Ainun jadi sering memikirkan Gilang.
Kepada siapakah hati Gilang akan berlabuh? Kepada Renata yang berbeda keyakinan? Atau Ainun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnamanisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
One Step Closer
"Udaaah... Ayok..." kata Gilang sambil menarik tangan Renata. Renata yang terkejut dengan apa yang dilakukan Gilang, tengah mengatur degupan jantungnya agar tidak terdengar Gilang.
Gilang membukakan pintu mobil dan mempersilakan Renata masuk. Renata tersenyum dan masuk. Digenggamnya tangan yang habis digandheng Gilang. Sambil tersenyum.
"Seatbelt jangan lupa," kata Gilang mengingatkan.
"Eh, iya," Renata memasang seatbelt dengan perasaan campur aduk.
"Bismillahirrahmanirrahiim..." ucap Gilang sambil melongok ke spion untuk memastikan mobilnya aman melaju.
"Kata Ibuk kamu pengen jadi reseller?" tanya Gilang sambil fokus menatap jalanan.
"Eh? Iya. Mau nyoba jualan online buat nambah pemasukan. Udah mau lulus juga, kalo tiba-tiba nggak ada kegiatan sebelum dapet kerjaan takutnya jadi keenakan nganggur," kata Renata. Gilang manggut-manggut.
"Kamu udah lama bantu-bantu di pasar?" tanya Renata.
"Dari SMP," jawab Gilang singkat.
"Wuiih kereeen... Udah lama berarti ya," puji Renata.
"Kok bisa dapet ide bantuin Ibuk?" tanya Renata mencoba mengenal lebih dalam sosok yang dikaguminya.
"Biasanya Bapak yang bantuin. Tapi, karena Bapak udah nggak ada, aku kasihan ngeliat Ibuk angkut-angkut barang sendirian. Dulu belum ada mobil, adanya motor matic. Jadi, aku bilang sama Ibuk mau bantuin. Jadilah ketagihan sampe sekarang. Ibuk juga kasih aku upah. Aku bilang, upah yang buat aku buat bayar semua kebutuhan aku aja, lagian aku mana ngerti ngelola uang. Taunya cuma jajan aja. Baru, pas udah kuliah Ibuk bilang aku udah cukup dewasa buat mengelola uang ku sendiri, jadi upah dikasih ke aku tiap bulan," cerita Gilang.
Renata merasa sedih, karena dibalik cerita Gilang, Renata jadi tahu bahwa Gilang telah kehilangan sosok ayah. Dan dia berusaha membantu ibunya untuk menggantikan ayahnya.
"Kok diem?" tanya Gilang yang sadar Renata tengah menerawang jauh.
"Eh? Nggak apa-apa. Seru ya bisa menghasilkan uang sendiri," komentar Renata.
"Ibuk heran kenapa kamu tiba-tiba mau jualan online. Padahal orangtua kamu kan kaya katanya," kata Gilang yang sebenarnya juga penasaran dengan keputusan Renata.
"Hehe... Ya itu tadi, kan aku udah bilang kenapa," jawab Renata sambil meringis.
'Sama biar bisa dapet bonus lebih deket sama kamu,'
"Ibuk aku bingung soalnya dia kebanyakan stok baju muslim," kata Gilang jujur.
"Oh nggak apa-apa. Kemarin aku sempet liat ada blouse, atasan, rok-rok, overall gitu. Bagus-bagus. Daster aku juga mau ambil, gara-gara mama kontak hp ku isinya ibu-ibu jemaat gereja buanyaaak..." kata Renata. Gilang tertawa.
"Kok bisa mama kamu suka ngasih nomer kamu ke orang-orang?" tanya Gilang dengan nada geli dan menahan tawa.
"Jadi, dulu tuh mama nggak mau pegang hp. Aneh kan? Padahal anak-anaknya pegang hp semua. Alasannya karena telepon rumah masih aktif. Terus, jaman-jaman sekolah aku kan ikut banyak ekskul, dari yang seni lukis, TIK, sampe paduan suara juga. Naah mama aku suka teleponin aku kalo sampe jam lewat ekskul aku belum sampe rumah. Namanya juga remaja, pengen ikut temen nongkrong kan ya. Jadilah mama hafal nomer aku sampe sekarang udah punya hp sendiri, nomer aku yang dikasih ke orang-orang," cerita Renata.
"Emang adek kamu nggak pernah diteleponin?" tanya Gilang penasaran.
"There mah anaknya lurus-lurus aja. Pulang sekolah langsung pulang. Ada ekskul selesai langsung pulang, gitu," kata Renata.
"Dia introvert?" tanya Gilang.
"Keknya sih iya. Jarang keluar rumah juga. Kadang kalo disuruh mama beliin kecap atau bumbu dapur di toko kelontong depan rumah aja dia sukanya lempar ke aku, 'Kakak aja, Ma,' padahal aku lagi sibuk dibanding dia," cerita Renata. Gilang tersenyum.
"Kakaknya extrovert. Agak berantakan juga. Adeknya introvert, suka beres-beres, yang rapih gitu," kata Gilang sambil manggut-manggut.
"Eh kok tau kalo aku berantakan?" kata Renata sambil menata rambut dan baju yang dipakainya.
"Bukan... Bukan... Penampilan kamu aman kok. Kemarin mama kamu cerita kalo anaknya dua cewek semua tapi beda banget. Yang sulung agak berantakan, yang bungsu sukanya beres-beres," kata Gilang.
'Mama apaan sih!'
"Tapi memang kebanyakan orang extrovert tuh gitu, nggak terlalu rapih. Yang penting penampilan oke," kata Gilang yang membuat pipi Renata merah menahan malu.
"Oh iya, kamu kan anak psikologi ya? Baru inget aku," kata Renata ketika teringat kalau Gilang adalah anak jurusan psikologi.
"Kenapa pilih psikologi?" tanya Renata penasaran.
"Mmm... Seneng aja mempelajari manusia dengan segala sifat-sifatnya, keunikannya," kata Gilang sambil tersenyum dan fokus pada jalanan.
"Nggak pusing?" tanya Renata sambil tertawa kecil.
"Seru sih malahan,"
"Berarti bisa baca orang dong? Katanya kalo anak psikologi tuh bisa baca orang dari gimana cara dia merespon, dari ekspresi wajahnya?"
"Ada sih cara dan ilmunya. Kamu mau tak baca?" tanya Gilang.
"Eh? Nggak ah. Malu. Tuh tadi udah tau aku extro plus berantakan," jawab Renata.
"Hehe... Temen ku ada yang ahli baca ekspresi, pinter dia. Jadi nggak bisa bohong kalo sama temen ku ini," cerita Gilang.
"Serius?"
"Iya. Ada. Keren dia,"
"Tapi serem sih kalo gitu. Kek kita tuh nggak ada tutupnya gitu, transparan. Bisa kebaca gitu. Apapun! Hiii..." kata Renata sambil bergidik ngeri.
"Kalo kamu ambil jurusan apa di seni?" tanya Gilang sambil masih fokus pada jalanan.
"Diskomvis,"
"Wuiih kereeen..."
Renata tersenyum senang. Hatinya bahkan sudah meluap-luap seakan-akan meledak.
"Eh, berarti bisa desain kek iklan-iklan gitu nggak sih?" tanya Gilang.
"Bisa,"
"Keren, keren. Eh, rata-rata temen kamu cowok dong?" tanya Gilang.
'Wait. Mau kemana arahnya nih?'
"Iya. Banyak cowoknya sih. Tapi ceweknya juga lumayan. Apalagi dari angkatan aku ke bawah mulai banyak cewek-cewek yang masuk diskomvis," kata Renata mencoba dengan nada setenang mungkin.
"Eh, aku tadi main nyuruh kamu masuk mobil aja. Lupa. Nggak ada yang marah kan?" tanya Gilang yang teringat sosok Iko.
"Marah? Siapa?" tanya Renata bingung.
"Yang tempo hari sama kamu?" tanya Gilang lagi. Renata mengerutkan alis, berpikir.
"Oh... Iko? Dia mana bisa marah," kata Renata sambil tertawa kecil.
"Baik ya orangnya?"
"Banget. Kocak juga,"
"Keliatan,"
"Suka usil tapi. Bikin gemes,"
"Itu tandanya sayang,"
"Hah?" Renata kaget sambil menaikkan satu alisnya.
"Sayang?" tanya Renata memastikan dia tidak salah dengar.
"Iya. Biasanya cowok kalo suka ngusilin cewek itu karena dia sebenernya care sama cewek itu dan pengen bikin cewek itu ketawa terus," kata Gilang. Renata mulai berpikir. Memang selama ini Iko selalu sukses bikin dia tertawa.
"Padahal, hidup nggak cuma soal tertawa tapi juga menangis," lanjut Gilang yang membuat suasana di dalam mobil jadi aneh. Renata menatap Gilang yang fokus menatap jalanan. Kalau Iko selalu berusaha membuat Renata tertawa. Bagaimana dengan Gilang?
'Hidup adalah soal tertawa dan menangis?'
***
Sedih sih Renata gak sama siapa2 😂
Btw ainun sama rasyid kan ya? Kok gak di jelasin siapa suaminya thor?🤭
• Ainun & Rasyid
• Gilang & Joy (?)
• Renata & Iko (?)
Klo smuanya bahagia dpt pasangan, renata jg dong thor, kasihan masa beneran gabisa nikah karna jd suster 🤔
Waaah apa endingnya gilang bkal sm joy nih thor? 🤣🤭
Btw klo jd suster itu apa bnr2 ga boleh nikah sih?
Masi berharap renata tar bahagia nikah, pengennya sih sm iko.. tp klo gabisa jg munculin tokoh lain thor buat renata..
Kasian masa cm gara2 cintanya ke gilang dia smpe slmanya nutup hati gitu sih
Sampe udh bab segini masi gak suka bgt sm sikapnya gilang!
Apa itu dia "kangen sm renata?" & "merasa kehilangan renata?"
Halah bulshit!
Klo cm anggep temen masa smpe segitunya sih..
Dia psikolog kan ya, hrsnya dulu terapkan sifat pekanya dong, masa dulu smpe gapeka ada 2 cewe yg suka ke dia..
Akhirnya endingnya kyk gini kan.. Dia bkin patah hati renata & ngegantungin kyk jemuran perasaan nya ainun 🤭
sumpah thor ini bab yg paling nyesek bgt 😭😭😥
Semua lbh milih masa depannya masing2 tanpa saling memiliki..
Padahal tdinya berharap endingnya renata & iko sih, tp syg renata lbh milih jd suster 🥹
Males bgt bca yg bagian gilang 😆🤭
Tar stlh ungkapin ke gilang, plis buka sedikit hatinya rena buat iko..
Mnrut ku dia lbh gentlemen..
Klo gilang mah bomat lah endingnya sama siapa. terserah author 🤣🤣
Aku rada sebel sama sikapnya gilang 🤭
Klo aku jd renata mah bkl jwb gini "coba mbak ainun duluan yg ungkapin, aku tar stelah mba ainun" 🤣 Plingan ainun jg gabakal mau ungkapin tuh 🤣 Nyuruh org lain emang pling gampang deh 😂
Emg dikira segampang itu nembak cwo apa 😏
Sebutannya poligami sebelum nikah 🤣
Gregetan bgt deh sama tipe cwo kyk gilang ckck 😏😮💨
Tipe cwo kyk gilang itu mang paling sukses bkin cwe2 kebaperan 😂
Klo tar punya pasangan yg sensian, gampang cemburuan, posesif,, Gak akan kuat deh..
Pasti bakal makan ati mulu tiap hari 🤣🤣
Gilang keknya tipe cowo friendly gtu 🤣 jd kesannya suka tebar pesona ke cwe2, tipe gtu biasanya bkin mkn ati, bkin srg cembokur 😂
Yodahlah mending gilang sama ainun aja..
tuh nun ambil sono gilang 🤣🤣
aku jd keinget film Ayat Ayat Cinta, kisahnya Maria, Fahri & Aisyah..
Agak mirip 😅