Kania, gadis yang lahir dari keluarga yang miskin, memiliki bunda dan ayah yang selalu bertengkar karena ekonomi, ayah nya yang selalu mabuk-mabukan bahkan mengumpat bunda nya saat pulang kerumah.
Kejadian dimana Kania cape dengan segala nya, Kania pergi dari rumah namun sebuah truk besar menabrak dirinya, apakah dia mati? dia malah berpindah kesebuah tubuh seorang wanita cantik dan kaya, hidup wanita itu sangat jauh berbeda dengan dirinya.
Namun wanita itu hidup di jaman dahulu, ketika Kania belum lahir, hingga akhirnya Kania bertemu dengan bunda nya diwaktu muda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuka monei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. ayah
"Kenzia pergi ke sekolah dulu ya ma" ucap Kenzia sedikit terburu buru keluar dari mobil, dia hari ini kesiangan karena semalam dia tidak bisa tidur, Kenzia terus berlari melihat pintu gerbang itu akan segera ditutup oleh satpam.
"Eittt stop" ucap satpam memberhentikan Kenzia, kemudian satpam itu melihat jam nya
"Sudah lewat waktunya, yang telat silahkan buat barisan" Kenzia menghelakan nafas kesal, walaupun bukan hanya dia yang telat namun Kenzia merasa lari nya tadi hanya sia-sia saja.
Mereka semua yang telat membuat barisan, dan disuruh menunggu dibarisan itu dahulu karena masih banyak diujung sana yang menuju ke gerbang sekolah.
"Bunda?" batin Kenzia melihat dibarisan depan ada Moudy
Kenzia yang awalnya baris dibelakang berjalan kedepan dan berdiri disebelah Moudy. "Hai!" ucap Kenzia kepada Moudy, Moudy tersenyum lalu menyapa kembali Kenzia "Hallo"
"Cepatt!" ucap pak Yatno yang ikut menjaga gerbang kepada murid-murid yang masih berada diluar gerbang sekolah mereka terus berlari, sampai di murid terakhir dan akhirnya gerbang ditutup oleh satpam.
"BUAT BARISAN YANG RAPI!" Teriak pak Yatno, sepontan mereka semua berbaris yang rapi dan tegap
"Saya sebenarnya sedang tidak ingin marah-marah, tidak ada gunanya marah kepada kalian hanya menghabiskan energi saya saja, kalian sudah dibilangin jika jam masuk sekolah adalah jam 08.00 namun kalian datang di jam 08.10, seharusnya kalian bisa mengatur waktu kalian, kalian seharusnya mandi di jam 06.30 kemudian pergi kesekolah di jam 07.30 atau jika kalian bersiap kesekolah lama kalian bisa bangun lebih awal, kalo bisa bangun di jam 04.00" ucap pak Yatno dengan panjang lebar
"Katanya ga mau marah-marah" batin Kenzia sedikit kesal mendengar nya
"Kalian saya hukum, bersihkan lapangan belakang sekolah sekarang juga, cepat lari!" ucap Pak Yatno mereka semua berlari
"Yang bener aja, masa kelapangan belakang sekolah jauh banget anjir kenapa ga lapangan depan aja si, emang Yatno sengaja biar kita lari larian" batin Kenzia sambil berlari
Lapangan belakang sekolah cukup jauh, mereka berlari hingga sampai sana mereka kehabisan nafas dan ngos-ngosan, Kenzia mengatur nafas nya dengan cepat.
"Huhh hahh cape" ucap Kenzia
"Semangat, kita harus bersihin ini sampai lapangan.. GEDE BANGET ANJING" ucap Kenzia ketika melihat lapangan itu cukup besar, semua mata kala itu tertuju kepada Kenzia karena dia reflek berteriak.
Kenzia yang melihat Moudy menyapu sendiri berniat mendekati Moudy dan ikut membantu Moudy agar Moudy tidak terlalu cape sendirian, namun seseorang sudah terlebih dahulu menghampiri Moudy.
"Aku bantuin ya" ucap pria yang menghampiri Moudy, Moudy tersenyum kepada pria itu "Makasih ya Jevan" ucap Moudy
"JEVAN?!" Kenzia lagi lagi refleks berteriak, Jevan yang mendengar itu menoleh ke arah Kenzia
"Aku?" ucap Jevian sambil menujuk diri nya sendiri, Kenzia berjalan kearah Jevan lalu menatap lekat wajah Jevan.
"Wahh bajingan ini seperti nya akan mendekati bunda, ayah maafkan aku tapi ayah tidak berhak mendapatkan bunda" batin Kenzia
"Kenapa? Ada yang salah?" ucap Jevian ketika melihat Kenzia yang sedari tadi menatap nya
"HEH! JAUH JAUH SAMA MOUDY YA, JEVAN JAUH-JAUH GA!" ucap Kenzia marah marah sendiri, Jevan yang melihat itu sedikit mengerut kan alis nya bingung karna Kenzia yang tiba-tiba marah-marah.
"Kenzia kenapa?" Tanya Moudy
Kenzia memegang badan Moudy untuk menjauh dari Jevan "Moudy, dengerin aku. Kamu ga boleh deket sama Jevan dia bukan orang baik, dia itu hobi nya mabuk mabukan!" ucap Kenzia, Moudy menutup mulut nya menggunakan tangan nya dia tidak menyangka akan perkataan itu.
Orang-orang refleks melihat ke arah Jevan, Jevan sedikit bingung mereka berbisik bisik membicarakan Jevan "Heh! kamu jangan sembarangan ngomong ya mana mungkin aku mabuk-mabukan, nyentuh minuman kaya gitu aja belum pernah" ucap Jevan sedikit menentang kata Kenzia
"Cuih, hus hus udah sana dasar cowo kasar" Jevan kembali mengerut kan alis nya, dia bahkan tidak pernah bertemu dengan Kenzia namun wanita dihadapan nya ini selalu menuduh nya
"Kamu bisa kena pasal fitnah seperti ini" ucap Jevan
Kenzia bukan nya takut dia mengeluarkan lidah nya "Ga peduli wlee" ucap Kenzia, kemudian menarik Moudy untuk pergi dari sana "Ayo Moudy kita bersihin bagian ujung sana aja, jangan mau deket-deket sama pemabuk" ucap Kenzia
"Heh! Jangan sembarangan nuduh ya! Woiiii!" ucap Jevan berteriak namun diabaikan oleh Kenzia, Kenzia terus berjalan menjauh dari nya
"Siapa si baru lihat mukanya udah main tuduh ada, anak baik kaya gini dituduh yang engga engga" Batin Jevan
Kenzia membersihan bagian ujung lapangan bersama Moudy, Moudy sedikit memperhatikan Kenzia sedari tadi.
"Kenapa?" tanya Kenzia kepada Moudy
"Yang kamu bilang tadi bener ya?" ucap Moudy kepada Kenzia
"Ya bener makanya kamu jangan mudah percaya sama cowo kalo mau hidup bahagia" Kenzia mencoba meyakinkan Moudy
"Dia itu setiap pulang kerumah selalu mabuk-mabukan, terus kasar sama kamu, kamu kok bisa ya suka sama dia, padahal dia aja but.." Kenzia sedikit memberhentikan omongan nya, Kenzia kembali melihat ke Jevan, Kenzia terkejut hingga melepaskan sapu ditangan nya
"HAH!!" ucap Kenzia menutup mulut nya
"Kenapa? maksut kamu gimana dia kasar sama aku? Aku ga serumah dengan dia, aku juga belum suka sama dia.." ucap Moudy
"Jevan mata sebelah kiri nya engga buta?" tanya Kenzia ketika melihat mata Jevan tidak ditutup dan terlihat normal
"Engga, Jevan bisa melihat kok" ucap Moudy kepada Mora
"Berarti.. Ayah ga buta sedari lahir?" batin Kenzia
Kenzia terus memperhatikan Jevan, benar terlihat dia seperti biasa matanya pun sangat normal.
"Aku masih penasaran maksut kamu tadi apa?" ucap Moudy membuat kenzia sadar kemudian mengalihkan tatapan dari Jevan ke arah Moudy
"Ah itu, ya biasanya nih ya orang-orang kaya dia itu kasar pemabuk lihat aja muka dia itu, muka muka orang mes*um ihh" ucap Kenzia sambil menunjuk kearah Jevan
Moudy memperhatikan wajah Jevan, Kenzia melihat Moudy seperti salting melihat Jevan, Kenzia menarik ujung bibir nya.
"Jelek"
"Ganteng"
Ucap Kenzia dan Moudy bersamaan, Kenzia memegang sapu dengan kuat "UCAP SEKALI LAGI GUE PUKUL YA LO!" ucap Kenzia menatap Moudy tajam, Moudy sedikit terkejut dengan Kenzia yang seperti itu.
"Eh iya maaf maaf" ucap Moudy kemudian lanjut menyapu daun daun disana
"Apa Kenzia suka ya sama Jevan?" batin Moudy sambil melihat kearah Kenzia yang sedang mengumpulkan sampah dan daun-daun.
"Duh nih kayanya gue kurang gercep deh, bunda kayanya udah mulai kepelet sama ayah" batin Kenzia
...----------------...
...****************...
trus mamanya nyalahin jevan sm moudy. bhkn jevan sampai buta. jdinya dy mabuk2an. stlh mabuk timbul kekerasan. bisa aja kn..