Melodi Asmara di kota Sakura
Rina Tamaki murid baru di sekolah SMU Negeri Sakura, menemui tunangannya Mitsuru Mugita, dengan membawa tugas dari keluarga, untuk menguak suatu misteri.
Namun, pertemuannya dengan tetangga depan rumah yaitu Taiga Yuki, di hari pertama, membuatnya terkesan.
Lalu, seperti apa kisah asmara yang di penuhi oleh gula? yuk ikuti kisahnya di kota Sakura yang penuh dengan misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitray Uni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
minum teh bareng ketua kelas
Day 4 - 07.00
Taiga jatuh dari tempat tidur yang sempit karena tendangan Rina.
Taiga terbangun dan mengucek matanya yang masih terasa mengantuk.
"Kau, kenapa kau bisa tidur di sini?" Taiga kaget melihat Rina tengah mendengkur pulas di tempat tidurnya.
Tak ada jawaban, dan Taiga berlalu menuju kamar mandi serta mengganti pakaian dengan seragam sekolah.
"Hei, kau mau berangkat ke sekolah?" tanya Rina masih berbaring di tempat tidur.
"Ya, dan kau kenapa kau bisa tidur di sini?" tanya Taiga lagi dengan kesal.
"Ya bisalah, rumah dan kamarmu tidak terkunci," kata Rina tersenyum.
"Kau menodai ku semalam?" tanya Taiga menatap Rina tajam.
Gadis berambut gold itu terdiam, ia bingung harus bicara apa.
"Ya, dan sepertinya sebentar lagi kau akan hamil," jawab Rina memeluk guling dan berbalik menghadap tembok.
"Huh, itu sangat lucu," umpat Taiga dan berlalu meninggalkan Rina.
Rumah itu kembali sepi, Rina masih malas untuk bangun, tetapi ia ingat pada janjinya kemarin untuk segera masuk kelas. Tidak bagus juga kalau berurusan dengan pihak OSIS atau guru, apalagi kepala sekolah.
Akhirnya Rina bangkit dan berangkat sekolah, tanpa mandi, tanpa ganti pakaian, tanpa sarapan juga, dan seperti kemarin tanpa membawa tas serta perlengkapan belajar.
Rambut sebahunya terurai lembut, sedikit kusut dan kembali rapi setelah ia menyisirnya dengan beberapa jari.
"Hai."
"Halo."
"Selamat pagi."
"Apa kabarmu."
Begitu teguran yang dilontarkan gadis berambut gold itu pada beberapa teman dan senior yang ia jumpai dari halaman sekolah hingga koridor kelas.
Seperti biasa ada kepala sekolah di sana, tak lupa Rina membungkuk hormat pada pria dewasa yang rambutnya mulai memutih itu.
Tidak sulit untuk menemukan kelas 1-1, Rina melangkah masuk ke kelas yang mulai ramai, dan tempat duduknya di bagian kiri nomor tiga.
Hatsuki melambaikan tangannya pada Rina, dan Rina senang ternyata teman yang ia kenal sekelas dengan nya.
"Kau Rina Tamaki? Tiga hari tidak hadir, kau membuat ku dalam kesulitan," seorang siswa mendekati Rina dan berdiri melipat kedua tangannya di dada.
"Ah, ya aku Rina Tamaki, mohon maaf sudah menyulitkan mu," Rina berdiri dan membungkuk kan badannya sedikit.
"Aku Ryuji Sakuma, ketua kelas di sini, bagaimana caramu menebus kesalahanmu itu?" tanya Ryuji menatap tajam pada Rina.
Rina berpikir sejenak, matanya melirik Hatsuki yang menatapnya dan menggerakkan tangan ke mulutnya seakan sedang meminum sesuatu.
"Oh ya, bagaimana kalau kita minum teh bersama, aku bisa menjelaskan apa yang terjadi dengan ku selama tiga hari ini," Rina memberi penawaran dengan wajah menyesalnya.
"Kapan?"
"Sekarang."
"Aku terima," Ryuji kembali ke mejanya mengambil tas dan memberi isyarat pada gadis berambut ekor kuda yang duduk di bangku belakang untuk ikut dengannya.
Rina juga melangkah mengikuti ketua kelas dan melirik Hatsuki yang tersenyum dan langsung bangkit dengan tas sudah di tangannya.
"Mau kemana kalian?"
Guru bahasa jepang yang juga sebagai wali kelas mereka masuk, dan bertanya menatap mereka berempat yang sudah berada di pintu untuk segera pergi.
"Kami ada sedikit urusan pak Jiro, jadi kami mohon ijin," Ryuji bersikap hormat hingga wali kelasnya tidak bisa melarang.
"Baiklah, segera kembali setelah urusan kalian selesai."
Guru muda yang sangat tampan itu masuk dan memulai pelajaran hari itu.
Ryuji berhenti di halaman sekolah, menatap ke tiga gadis yang berada di belakang nya.
"Dimana kita minum teh?" tanya Ryuji datar.
"Wagyu restoran, aku belum pernah ke sana," ucap gadis berambut ekor kuda menatap Ryuji tersenyum manja.
"Baiklah, kita ke sana," ucap siswa yang terlihat sangat kuat itu.
Mereka melangkah ke parkiran mobil, dan hanya ada satu sedan merah di sana. Ryuji duduk di bangku kemudi, di sebelahnya gadis manis yang manja, di belakangnya Rina dan Hatsuki.
Sedan merah meluncur sedang membelah kota, hingga bertemu dengan jalanan berwarna merah. Terus melewati perumahan mewah dan berbelok ke arah belakang Sakura Music Club', dan terus lurus menelusuri jalanan berliku ke arah gunung.
Setelah hampir satu jam, mobil itu melintasi jembatan merah yang terlihat angker, meski pemandangan alam nan elok dan sangat memukau.
Satu jam tiga puluh menit, waktu yang mereka tempuh menuju Wagyu restoran yang di pilih si manja tanpa meminta persetujuan Rina dan Hatsuki.
"Ini Chika Mihara, kekasih ku," Ryuji memperkenalkan gadis yang selalu ia tatap dengan penuh damba, setelah mereka turun dari sedan merah yang telah di parkir.
"Ya, dan kalian menjadikan kami berdua sebagai nyamuk," jawab Rina dingin.
"Ah, tidak masalah, yuk masuk," Hatsuki tertawa pelan menggandeng tangan Rina untuk masuk ke restoran yang terletak di pinggir danau yang sangat indah.
"Selamat datang di restoran kami."
Pelayan perempuan dengan seragam yang manis, menyambut dengan hangat.
Ryuji memimpin untuk naik ke lantai dua, dengan pemandangan yang benar-benar indah.
Mereka mulai memesan makanan yang terlihat sangat enak dengan harga sesuai.
Beef werington, Roast beef, sirloin steak, dan salad set, dan beberapa minuman dingin.
Chika menyuapkan makanannya ke mulut Ryuji, dan pemuda itu menerima dengan senang.
"Apa kalian sudah tinggal serumah?" tanya Rina menggigit sayuran yang ia pesan.
"Kau sangat tidak sopan anak baru," kata Chika meletakkan garpu di piringnya.
"Namaku Rina Tamaki, kau boleh panggil aku Rina saja," kata Rina tersenyum.
"Habisnya kalian berdua seperti sepasang pengantin baru yang tengah berbulan madu," kata Hatsuki tertawa pelan.
"Sudahlah, kita makan saja, oya, katakan bagaimana harimu di kota ini, menyenangkan?" tanya Ryuji menatap Rina.
"Cukup menyenangkan, kau tahu, pagi tadi aku terbangun di kamar senior Taiga, wajahnya sangat lucu, kaget dan marah," Rina tertawa mengingat kejadian pagi tadi.
"Wah, benarkah? Senior Taiga Yuki? Kok bisa, wah kau sangat beruntung," Chika terpesona dengan apa yang ia dengar barusan.
Uhuk ... Uhuk ...
Hatsuki terbatuk, melihat Chika yang tampak memuja senior di depan kekasihnya.
"Ya, Taiga Yuki, rumah kami saling berhadapan, kami juga sering menghabiskan waktu bersama," cerita Rina dengan senyum manisnya.
"Wah, bisakah kau mengajakku juga nanti?"
Chika benar-benar lupa kalau kekasihnya saat ini tengah cemberut di samping nya.
"Tentu, kau boleh ikut denganku nanti," jawab Rina dan kembali memakan makanannya yang masih banyak.
"Rina, sebaiknya kisah pribadi seperti itu tidak di umbar sembarangan di depan umum, kau bisa terkena masalah nanti," Ryuji mengingatkan Rina.
"Kau benar, tetapi, mau bagaimana lagi, kalian sudah tahu sekarang," celetuk Rina acuh.
"Ryuji bisakah kita main sebentar di danau itu, sangat indah," kata Chika menunjuk ke dermaga yang menjorok ke tengah danau.
"Tidak bisa, kita harus segera kembali ke kota, tidak bagus melewati jembatan merah saat malam," jawab Ryuji membuat Chika cemberut tak senang.
"Kita bisa menginap atau mengambil arah berputar," kata Rina memberi solusi.
"Nginap saja yuk," Hatsuki memberi pilihan yang sangat ia dambakan.
Pemandangan danau sangat memukau, sejenak mereka merasa bahagia, melupakan kepenatan setelah beraktivitas sepanjang Minggu.
Bersambung...
semangat terus
ijin follow yaaa dan jangan lupa follback /Smile/