Aku Bukan Pelakor

"Haiii.... Lihat tuh, cewek murahan, perebut suami kakak sendiri, padahal sudah mau nikah besok, malah tidur sama kakak iparnya, memalukan, pakai hijab tapi kelakuan kaya ja lang." cibit teman teman kerja Arimbi, namun Arimbi cuek saja, karena mereka tidak tau apa yang terjadi.

"Masih berani ya dia ke restoran ini, dasar tebal muka." cibir yang lain.

Arimbi tetap berlalu ke ruangan Alvaro dan Sindi.

Ceklek....

"Huufff.... ngeselin banget sih." keluh Arimbi menghempaskan tubuhnya di sofa empuk itu.

Alvaro dan Sindi hanya terkekeh, dia tau apa yang terjadi sama sahabat mereka itu.

"Aku dengar dengar kau kemaren mau gadaikan suami mu, gara gara uang mu tidak cukup membayar belajaanmu." kekeh Alvaro.

"Haiisss... itu pasti Sila yang bocorin ya." kesal Arimbi, ya kasir kemaren bernama Sila, dia juga sahabat Arimbi, dan Supermarket kemaren juga punya Alvaro.

"Lagian kamu ada ada saja, Ceo ganteng mau di jadiin jaminan," kekeh Alvaro.

"Lah, gue mana tau dia Ceo klau bukan loe yang kasih tau.

"Lagian, mana mungkin juga gue mau jadiin laki gue jaminan, gue cuma berjanda doang kok." kekeh Arimbi.

"Bercanda.... dodol" sewot Sindi.

"Oh... sudah ganti nama ya." polos Arimbi membuat Sindi hanya mendelik kesal

"Sudah sudah, kau kerjain berkas ini, yang lain biar aku yang urus." ujar Alvaro.

"Baik lah Tuan, tapi klau ngak selesai gue kerjain besok, maklum sudah punya suami, jadi harus pintar pintar bagi waktu." kekeh Arimbi.

"Cieee.... yang udah bersuami...." ledek Sindi dan Alvaro, membuat Arimbi ikut terbahak.

"Arimbi pulang ke kontrakannya, dia masuk ke dalam rumah, mengganti baju dengan baju rumahan, setelah itu dia lansung beberes rumah, menyapu, ngepel, dan memasak, setelah semua selesai Arimbi masuk ke kamar dan keluar membawa handuk, dia ingin mandi terlebih dahulu, karena sudah merasakan gerah di tubuhnya.

Sementara itu Alex sedang ke datangi sang kakek ke kantornya.

"Tumben kakek main ke sini?" tanya Alex, karena sudah waktu pulang kantor, istri cantiknya pasti sudah ada di rumah sedang menunggu dirinya.

"Kakek lansung aja, emang benar yang di bilang sama mertua kamu, klau kamu meniduri adik iparmu.?" tanya sang kakek.

"Di bilang meniduri juga ngak sih kek, tapi nyatanya kami memang tidak memakai pakaian sama sekali, kami di jebak." ujar Alex.

"Loh... kok bisa?" bingung sang Kakek.

Jadi gini...... Alex menceritakan semuanya kepada sang kakek, dan berakhir mereka tidur bersama tanpa sehelai benang pun, Alex juga memberikan rekaman cctv yang sempat dia ambil.

"Astaga... Dasar keluarga durjana, tapi kamu nikahin ngak Arimbi kasian dia." keluh sang kakek.

"Aku nikahin lah kek, saat itu juga, lagian aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama, namun kakek menjodohkan aku sama si Belek itu." cibik Alek.

"Kan kamu ngak nolak, mana kakek tau klau kamu suka Arimbi." kekeh sang kakek.

Alex hanya mendengus kesal.

"Jadi dimana sekarang istri kamu itu, apa kamu masih mauengetes dia?" tanya sang kakek.

"Dia sudah tau siapa aku, dan aku juga tau siapa dia, kakak pasti kaget campur senang" kekeh Alex.

"Maksud kamu gimana?".

"Arimbi berteman sama Alvaro dan juga Sindi, dia bekerja sebagai kepercayaan Alvaro di restoran dan satu lagi dia juga seorang dokter bedah terbaik di rumah sakit Wijaya Kusuma." ujar Alek.

"Waahhh.... kita dapat kakap ternya, bagus kau di buang ikan teri, di lempar ke ikan kakap hahaha...." kakek Doni sangat bahagian, ternyata cucunya mendapatkan istri lebih baik dari pada perempuan yang di jodohkan nya itu.

"Kek, gimana Mami klau tau aku sudah menikah, kakek tau sendiri klau aku mau di jodohkan sama anak temannya yang alay itu." Alex bergidik ngeri memikirkan itu.

"Kau tenang saja, kakek akan selalu di pihak kalian." ujar sang Kakek.

"Makasih kek, kakek yang terbaik, klau bukan karena kakek, belum tentu aku bisa bertemu istriku." ujar Alex.

" Kau tidak berniat membawa istri mu pindah dari kontrakan itu, minimal ke apartemen kamu lah." ujar Sang kakek.

"Nantilah kek, drama baru bakal di mulai besok, soalnya istri ku itu mau nikah besok sama calon suaminya, tapi malah nikah sama Bella, dan biaya pesta belum di bayar oleh Arimbi satu pun, yakin lah pasti ngamuk besar mereka hahahah..." pecah sudah tawa Alex dan kakeknya.

"Kau atur lah semuanya kakek ingin melihat dramanya nanti hahaha."

"Sayang...." panggil Alex saat sampai di rumah dia tidak melihat sang istri.

"Kakak sudah pulang?" tanya Arimbi dari pintu kamar mandi, dengan memakai daster rumahan.

Glek....

Alex menelan salivanya dengan kasar, melihat tubuh moleh sang istri yang di bungkus kain satin bertali spagety, dengan daster berwana merah kontra dengan kulitnya yang putih mulus.

"Yang, kamu bikin gerah saja, bikin si joni meronta ronta ingin masuk kandang." keluh Alex.

Arimbi mendekat ke arah sang suami

Cup....

"Mandi sana, ngak usah mikir yang aneh aneh, nanti setelah mandi lanjut makan, baru mikir yang lain." omel Arimbi.

"Baiklah sekrang kakak menurut, tapi nanti kakak mau garap sawah mu." bisik Alex sambil menjilat leher jenjang sang istri, tidak hanya itu di meninggal kan jena kepemilikan di sana.

"Ahhh.... Mandi sana." isir Arimbi dengan suara serak.

"Huuu... ingin mengerjai, malah gue yang di kerjain." gerutu Arin memegang dadanya yang deg degkan.

"Yang, apa ngak sebaiknya kita pindah ke apartemen kakak?" tanya Alex.

"Nanti lah kak, kita selesaikan dulu drama ini." sahut Arimbi memgmbilkan makan untuk sang suami.

"Baiklah, tapi jangan lama lama, kaka pengen anboxing di apartemen, klau di sini takut di dengan tetangga." kekeh Alex.

"Mesum." kekeh Arimbi.

Bersambung.....