windu pamungkas adalah seorang pria yang menanggung kutukan akibat kesalahan leluhur nya.
dalam perjalanannya dia ditemani kekasih nya ayu Kinasih, mengarungi dunia persilatan sekaligus menyempurnakan kekuatan empat unsur dalam tubuh nya...
mampukah windu pamungkas menghadapi tekanan, musuh yg belum diketahuinya ditambah sebuah organisasi misterius yang selalu membuat kekacauan di dunia persilatan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopugho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan melawan si jubah hitam
Tantra mendi terlihat sedang menyiapkan jurus yang akan di keluarkan nya. Setelah semua jurus siap dia mulai menyerang windu dengan beringas, semua gerakan nya terlihat aneh dan windu merasa kebingungan melihat jurus yang di keluarkan lawan nya. Untung saja windu sudah mempergunakan jurus langkah malaikat.
Jurus yang digunakan untuk membuat pertahanan dari serangan lawan sembari melihat kesempatan untuk melakukan serangan balasan, setelah menyerang windu selama lima puluh jurus tapi tidak mampu untuk mendaratkan satu pukulan pun ke tubuh lawan, membuat si jubah hitam geram bukan kepalang.
Ki gundala dan ki buru reksa pun heran, tadi sewaktu ki gundala bertarung dengan tantra mendi, dia juga menggunakan jurus yang sama, tapi kenapa sekarang tantra mendi tidak mampu memecahkan langkah malaikat yang di keluarkan oleh windu.
Sebenar nya hal ini tidak mengagetkan bagi windu, windu menggabungkan langkah malaikat dengan kala tetra, pertahanan yang tangguh di barengi penglihatan yang tajam dari kala tetra membuat langkah malaikat versi windu tidak bisa di tebak, ditambah dengan tingkat energi tenaga dalam windu yang diatas tetra mendi dan juga ki gundala serta ki buru reksa membuat dia dengan leluasa memainkan kedua jurus tersebut tanpa takut dengan benturan.
Tetra mendi yang sudah kesal melompat satu tombak kebelakang, hal ini dibiarkan saja oleh windu, dia tahu kalau lawan nya itu akan menyiapkan ajian terkuat nya. Untuk itu windu juga menyiapkan ajian Cakra buana.
“sudah saat nya kau mampus anak muda “ geram tantra mendi.
“hm” windu hanya bergumam.
Tentra mendi menyilangkan kedua tangan nya di depan dada sambil komat – kamit, tak lama kemudian sepanjang tubuh tentra mendi muncul cahaya hitam yang lama –lama mengumpul di kedua telapak tangan nya. Sedangkan windu, mengumpulkan seluruh tenaga dalam nya berpusat kepada kedua telapak tangan nya, sinar biru terang muncul di kedua telapak tangan windu.
Tentra mendi melompat ke arah windu sambil berteriak keras dan memukulkan telapak tangan nya ke arah dada windu, tapi windu juga membalas dengan pukulan serupa sehingga kedua telapak tangan mereka bertemu di pertengahan, pada saat itulah kembali ledakan energi terpancar jelas, ledakan demi ledakan sebanyak tiga kali terdengar keras.
Tentra mendi kaget elihat telapak tangan nya lengket dengan telapak tangan windu, tak lama kemudian dia merasakan aliran tenaga dalam nya tersedot keluar secara deras, dia merasakan kesakitan yang luar biasa. Pada puncak nya setelah seluruh energi tenaga dalam tentra mendi habis, dia hancur menjadi debu. Hal ini membuat ki gundala dan ki buru reksa yang saling berpandangan tersenyum senang. Setelah memastikan lawan musnah, windu langsnung mengambil sikap bersemadi untuk memulihkan tenaga dalam nya yang terkuras akibat pertarungan tadi.
Setelah semua tenaga dalam nya dirasa sudah pulih, windu langsung berjalan ke arah ki gundala dan tokoh persilatan lain nya. Sambil menghaturkan hormat windu duduk di pendopo perguruan camar es. Di sana sudah duduk ki gundala, ki buru reksa, serta para tokoh baik aliran putih maupun hitam. Ki gundala yang ingin menyampaikan sesuatu pada semua tokoh yang hadir, tiba – tiba dia terdiam setelah mendengar suara bisikan melalui ilmu pengirim suara,
“jangan kau bicarakan tentang masalah yang penting itu gundala, aku takut bahwa diantara aliran hitam dan putih sudah di susupi oleh organisasi jubah hitam,”
Suara tersebut terngiang ditelinga ki gundala, dia tahu yang bicara sebentar ini adalah ki buru reksa tokoh terkuat aliran hitam. Ki gundala hanya mengangguk pelan untuk memberitahu ki buru reksa bahwa dia memahami perkataan buru reksa.
“baiklah saudara ku semua, saya ingin tahu bagaimana kelanjutan pemilihan ketua aliran putih, apakah harus diadakan pemilihan atau kita adakan uji tanding?” tanya ki gundala pada semua yang hadir di sana.
Ki buru reksa hanya diam, karena sebagai aliran hitam dia tidak berhak mengikuti acara pemilihan itu, lagi pula kalau dia di suruh memilih, dia sudah memiliki calon kuat untuk menduduki posisi ketua aliran putih.
“saya merasa pemuda yang menjadi murid ki gundala adalah orang yang cocok untuk menduduki posisi ini, karena uji tanding pun, kalau dia ikut, saya lebih baik mundur karena kita sudah melihat sendiri bagai mana dia menghabisi orang jubah hitam tadi” ujar bandu wongso ketua perguruan elang putih.
Perkataan bandu wongso diamini oleh semua yang hadir termasuk tokoh aliran hitam sekalipun. Tapi tiba – tiba ki kusumo menyeltuk pembicaraan.
“saya pikir pembicaraan ini tidak baik kita buka di tempat umum, lagi pula di sini juga ada orang – orang yang akan menjadi musuh kita aliran putih sebagai pembela kebenaran” ujar ki kusumo.
Ucapan ki kusumo membuat ki gundala dan ketua perguruan lain nya menggeleng pelan, mereka merasa ki kusumo mencoba membangkitkan lagi perseteruan antara hitam dan putih. Perkataan ini membuat telinga ki buru reksa menjadi panas.
“kau menyindirku kusumo, hitam putih beda nya hanya pada cara pandang menyikapi kebenaran itu, kau pikir dirimu bersih, semua orang tahu bagai mana kau memperlakukan masyarakat di sekitar perguruan mu,” bantah ki buru reksa.
“lagi pula kehadiran ku di sini bukan ingin ikut campur atas pemilihan ketua kalian, kehadiran ku karena ada nya ki gundala, kalian tidak memahami bagaimana hubugan kami, sekalipun beda aliran”
“saat ini, kau tidak bisa berpikir dirimu yang paling hebat buru reksa” lanjut ki kusumo.
“kau ingin bertarung dengan ku kusumo?, apakah sudah kau pikirkan dengan matang? Tanya ki buru reksa dengan keras.
“he he he, aku mungkin tidak bisa mengimbangimu buru reksa, tapi sekarang kami memiliki jagoan baru di aliran putih, dan ku pikir, kaulah yang harus berpikir ulang mengenai itu” bantah ki kusumo.
Mendengar ini ki wulung sukmara menjadi meradang,
“ketua, ijinkan saya menghajar orang tua busuk ini” tanya ki wulung.
“he he he, sudah kubilang padamu bur reksa, dan kau juga wulung sukmara, saat ini kamu bisa menghadapi jagoan kami” jawab ki kusumo.
Windu yang merasa disindir oleh ki kusumo menjadi kaget, dia tidak menyangka ki kusumo akan berlindung ke belakang pundak nya, dia baru sadar betapa licik nya orang seperti ki kusumo ini. Ki gundala merasa kaget, murid nya di bawa – bawa ke permasalahan yang di buat oleh ki kusumo.
“hmmm, kalau kau ingin menjajal ki buru reksa atau ki wulung sukmara silahkan kusumo, jangan kau bawa – bawa murid ku, di depan ada lapangan luas untuk mu agar dapat meladeni salah satu dari mereka berdua” jawab ki gundala.
“saya tidak akan bertarung tanpa sebab, saya melihat ki kusumo ingin bertarung, jadi silahkan saja, agar saya yang lebih muda bisa belajar dari tettu ki kusumo dan lainnya” jawab windu kalem.
Jawaban ini membuat ki kusumo terhenyak geram, sedangkan yang lain nya tersenyum, memang di aliran putih ki kusumo terkenal licik, dia tidak pernah langsung bertarung, selalu memanfaatkan yang lain nya untuk kepentingan nya, dan ketika perguruan lain meminta bantuan, ki kusumo selalu berdalih dengan banyak alasan, karena arogan pelit dan licik nya ki kusumo membuat dia selalu dikucilkan oleh aliran putih.