NovelToon NovelToon
Gadis Sultan & Cowok Pas-pasan

Gadis Sultan & Cowok Pas-pasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: @Asila27

Di dunia yang penuh gemerlap kemewahan, Nayla Azzahra, pewaris tunggal keluarga konglomerat, selalu hidup dalam limpahan harta. Apa pun yang ia inginkan bisa didapat hanya dengan satu panggilan. Namun, di balik segala kemudahan itu, Nayla merasa terkurung dalam ekspektasi dan aturan keluarganya.

Di sisi lain, Ardian Pratama hanyalah pemuda biasa yang hidup pas-pasan. Ia bekerja keras siang dan malam untuk membiayai kuliah dan hidupnya sendiri. Baginya, cinta hanyalah dongeng yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Takdir mempertemukan mereka dalam situasi tak terduga, sebuah insiden konyol yang berujung pada hubungan yang tak pernah mereka bayangkan. Nayla yang terbiasa dengan kemewahan merasa tertarik pada kehidupan sederhana Ardian. Sementara Ardian, yang selalu skeptis terhadap orang kaya, mulai menyadari bahwa Nayla berbeda dari gadis manja lainnya.

dan pada akhirnya mereka saling jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Asila27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mulai akrab

Setelah Ardi pamit ke bapak pemulung tadi, ia pun melanjutkan perjalanannya ke tempat kerja.

Tepat setelah sampai, Ardi langsung disuruh mengantar minuman ke meja pelanggan restoran.

Sesampainya di meja pemesan, ia menyapa dengan ramah.

"Maaf Mbak, ini pesanannya." kata Ardi dengan span.

"Oh iya Mas, taruh di meja aja." sahut pelanggan itu tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

Nayla yang sibuk bermain HP awalnya tidak menyadari siapa yang mengantar minumannya. Namun saat mendongak, ia langsung terkejut.

"Loh kamu?" ucap Nayla kaget setelah melihat siapa yang mengantar minumannya.

Ardi pun ikut kaget setelah menyadari bahwa pelanggan itu adalah Nayla.

"Eh Mbak, ketemu lagi kita." kata Ardi tersenyum.

Nayla yang mendengar dirinya dipanggil Mbak langsung sewot.

"Mbak, Mbak? Emang gue kakak lo?!" katanya kesal.

Dina yang melihat interaksi Nayla dan Ardi hanya diam, menikmati percakapan mereka.

"Ya maaf, Mbak." sahut Ardi dengan senyum.

"Gue tuh punya nama, ya! Gak usah panggil mbak'." kata Nayla kesal.

Ardi yang tetap santai malah balik bertanya.

"Emang nama Mbak siapa? Kemarin diajak kenalan gak dijawab, sekarang gak mau dipanggil 'Mbak'. Jadi saya harus manggil apa dong?" katanya sambil tersenyum.

Nayla semakin kesal. "Lo tuh maunya apa sih?!"

"Loh saya gak mau apa-apa, Mbak. Saya kan cuma antar pesanan aja." jawab Ardi santai.

Dina yang melihat Nayla mulai geram buru-buru melerai.

"Udah dong Nay, malu tuh diliatin pelanggan lain!" bisiknya.

Nayla semakin kesal karena Dina malah membela Ardi.

"Loe kok malah belain nih cowok sih Din?! Kan dia yang salah, manggil gue 'Mbak' terus!"

Dina hanya tertawa kecil. "Ya kalau gak mau dipanggil 'Mbak', sebutin dong nama lo ke Mas ini."

Nayla yang mendengar ucapan Dina hanya bisa diam kesal.

Ardi yang melihat kedua pelanggan itu berdebat cuma bisa geleng-geleng kepala.

"Ya udah Mbak, saya minta maaf. Emang Mbak mau dipanggil apa kalau gak mau dipanggil 'Mbak'?"

Nayla langsung menjawab. "Saya Nayla, panggil Nay aja. Dan satu lagi, lo gak usah sebutin nama lo, gue udah denger kemarin." katanya dengan ketus.

"Ya udah, Mbak Nayla, kalau begitu saya ke belakang dulu, masih banyak pesanan yang harus diantar." ujar Ardi sopan.

Nayla semakin geram. "Gak ada 'Mbak' nya ya, !"

Ardi hanya bisa tersenyum. "Iya, Nay. Ya udah, saya ke belakang dulu."

Dina yang melihat Nayla ingin membalas ucapan Ardi buru-buru memotongnya.

"Udah deh Nay, gitu aja kok sewot."

Dina lalu menoleh ke Ardi. "Udah Mas, gak usah didengerin teman saya. Oh iya, saya Dina Mas." katanya memperkenalkan diri.

"Oh iya Mbak Dina, saya Ardi, biasa dipanggil Ar. Ya udah, Mbak, saya tinggal ya. Silakan dinikmati pesanannya." ujar Ardi ramah.

"Eh iya Mas, silakan." sahut Dina.

Nayla hanya diam melihat interaksi temannya dengan Ardi.

Setelah Ardi pergi, Nayla menatap Dina yang masih memperhatikan arah kepergian Ardi.

"Udah kek, ngeliatnya! Sampe mau lepas tuh mata." ucap Nayla sarkastik.

Dina hanya diam tanpa menanggapi.

"Kenapa lo diam? Ngambek gara-gara gue ganggu saat lo asik ngeliatin cowok cakep?" ledek Nayla.

Dina langsung geram. "Loe tuh ya, Nay! Malu-maluin aja. Masalah panggilan aja lo sewotin. Lagian lo bukannya makin gak merasa aneh? Kok Mas ganteng itu malah lo suruh manggil nama lo?" katanya curiga.

Nayla langsung mengelak. "Apaan sih lo Din?! Gak jelas!"

"Ya udah, ayo makan daripada bahas cowok gak jelas itu." ujar Nayla mengalihkan topik.

Dina hanya menghela napas. "Terserah lo deh, Nay."

Saat mereka makan, Nayla sempat melamun.

"Apa iya yang dibilang Dina bener? Kesananya gue yang malah terpesona sama tuh cowok?" batinnya.

Tapi lalu dia menggeleng cepat. "Ih, apa-apaan sih gue?! Kenapa malah mikirin tuh cowok? Masa cuma gara-gara lihat dia baik sama bapak pemulung gue jadi terpesona?! Ngaco aja!" gerutu Nayla di dalam hati.

Dina yang melihat Nayla melamun langsung memanggilnya.

"Nay? Nayla? Lo gak apa-apa, kan?"

"Eh, iya Din. Kenapa?" sahut Nayla tersadar.

"Lo kenapa sih, kok malah melamun? Jangan-jangan lo mikirin tuh cowok ya?" goda Dina.

"Siapa yang mikirin dia?! Ngaco aja lo!" elak Nayla cepat.

Dina tertawa. "Habisnya lo habis marah-marah sama dia, eh malah melamun. Kan curiga gue!"

"Curiga apaan sih lo Din?! Gak jelas." sahut Nayla ketus.

"Udah, cepet habisin makanan terus pulang." ujar Nayla cepat-cepat, takut ketahuan kalau ia benar-benar memikirkan Ardi tadi.

Dina menyipitkan mata. "Halah, pake ngalihin pembicaraan lagi. Jangan-jangan lo beneran naksir tuh cowok karena dia nolongin bapak pemulung tadi?"

Nayla langsung sewot. "Loe bisa diem gak sih, Din? Gue sumpel juga mulut lo pake garpu nih!"

Dina tertawa. "Idih, galak amat, Mbak!"

Sementara itu, di dapur, Ardi sedang sibuk menyiapkan pesanan pelanggan lain.

ridho, teman kerjanya, melihat kejadian tadi dan bertanya. "Eh, bro, lo kenal sama cewek tadi? Yang marah-marah sama lo itu?"

Ardi hanya menjawab santai sambil menata minuman. "Iya, kenal. Baru kenalan tadi."

ridho mengumpat. "Sialan lo, gue nanya serius!"

Ardi tertawa. "Iya, mereka teman kampus gue, adik angkatan."

"Tapi kok kayaknya mereka gak akrab sama lo?" tanya ridho.

"Susah jelasinnya." ujar Ardi.

"Ya makanya jelasin!"

Ardi menghela napas. "Ya kurang akrab karena pertemuan kami juga gak disengaja, gara-gara kecelakaan."

ridho melongo. "Kecelakaan gimana? Jangan-jangan lo pernah lecehin dia?"

Sebelum Ardi bisa menjawab, manajer restoran datang dan menegur mereka.

"Hei kalian! Cepet antar pesanan pelanggan! Mau dipecat kalian?!"

Ardi dan ridho langsung menjawab serempak. "Eh, iya, Pak!"

Ardi menatap Ridho dengan kesal. "Loe sih, bro, kena semprot kan kita?"

"Kok gue sih?! Kan lo juga yang salah!" sahut ridho.

Manajer mendengus. "Udah-udah, cepet antarin pesanan, gak usah saling nyalahin!"

"Siap, Pak!" jawab Ardi

1
Nyoman Nuarta
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!