Ameera Ku Sayang

Tok..tokk..

.Tokk..tok..

"Tuan permisi.." Ameera memanggil Alex dari luar kamar dengan takut - takut.

.

tok..tok..

"tu.." belum sempat Ameera memanggil alex sudah keluar dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Berani sekali hah.. babu sepertimu mengusik tidurku" bentak alex.

"ma.. maaf tuan, saya tidak bermaksud lancang saya hanya meminta izin untuk bekerja." Ameera menunduk takut pada Alex.

"Terserah lakukan apa saja, mau jual diri sekalipun terserah. yang pasti pastikan semua tugas mu di rumah ini beres." ucap alex acuh langsung menutup pintu kamarnya.

Brakk...

"baiklah.. semangat Ameera kamu pasti bisa, ayoo kita selesaikan pekerjaan di rumah, lebih cepat lebih baik." Ameera menyemangati dirinya dengan wajah yang ceria.

Begitu meninggalkan lantai atas tepatnya kamar alex, Ameera lekas menyelesaikan semua tugas - tugasnya dengan mulai menyapu dan mengepel lantai rumah kemudian ke bagian taman belakang.

"Alhamdulillah.. akhirnya selesai juga, setelah ini aku harus pergi mencari pekerjaan agar bisa membeli makan yang bergizi untuk adek dan menabung biaya persalinan nanti." ucap Ameera pada dirinya sendiri.

sebelum pergi mencari pekerjaan Ameera berpamitan pada mbok Sumi, ia takut kalo wanita paruh baya tersebut khawatir mencari keberadaan dirinya.

"mbok, Ameera pamit keluar sebentar." pamit ameera pada mbok sumi

"loh neng meera mau kemana?" tanya mbok Sumi.

"Ameera mau cari kerja, mbok kan tahu sendiri Ameera tidak boleh mengambil makanan di rumah ini, jadi Ameera harus bisa mendapatkan uang mbok." jawab Ameera dengan senyum diwajahnya.

"tapi neng kalau tuan marah bagaimana?" tanya mbok sumi lagi,

"mbok tenang saja, Ameera sudah meminta izin, dan tuan mengizinkan asalkan semua pekerjaan Ameera di rumah beres bik." balas Ameera, menatap wanita yang sudah di anggap seperti ibunya sendiri.

Ada perasaan haru melihat orang lain yang tidak memiliki ikatan darah padanya tapi begitu menyayanginya seperti keluarga sendiri.

"mbok hanya khawatir neng, yasudah mbok doakan semoga lancar semua urusannya ya neng, tunggu disini sebentar ya neng." pinta mbok sumi, lekas menuju ke kamarnya meninggalkan ameera.

selang beberapa menit kemudian mbok Sumi datang kembali dengan terburu - buru.

"ini ada sedikit dari mbok untuk bekal neng meera di jalan nanti yaa" kata mbok Sumi dengan memberikan 2 lembar uang kepada Ameera.

"eh..mbok tidak usah Ameera gak mau merepotkan mbok, dengan mbok mendukung Ameera saja sudah lebih dari cukup." tolak Ameera dengan halus.

"sudah ambillah, mbok ikhlas kamu pasti butuh pegangan di luar sana, jangan sampai kamu kelaparan dijalanan." bantah mbok Sumi pada Ameera.

"tapi mbok"

"suuuttt... sudah tidak ada tapi - tapian, kalau kamu memang menganggap mbok ini ibu kamu sendiri tolong terima pemberian mbok ini yaa." kata mbok Sumi sambil menggenggam tangan Ameera.

"terimakasih banyak mbok" ucap Ameera dengan mata berkaca-kaca.

"iya sama - sama neng, Husst sudah jangan menangis. " balas mbok Sumi tak kalah lembut

"baiklah.. Ameera pamit yaa mbok, doakan Ameera mbok." pamit ameera sambil Mencium tangan mbok Sumi.

"pasti neng, doa mbok selalu menyertai neng meera. Hati - hati ya." mbok Sumi menatap iba pada perempuan yang sudah di anggap anaknya sendiri.

---

Di bawah terik matahari yang menyengat, Ameera masih berjalan dengan semangat. sudah beberapa tempat yang ia datangi, mulai dari kafe - kafe dan beberapa toko pakaian namun tidak satupun yang menerima Ameera.

Akhirnya Ameera memutuskan beristirahat sejenak di sebuah warung makan kecil pinggir jalan.

" silahkan neng, mau pesan apa?" tanya pemilik warung.

"eh.. iya buk pesan nasinya pake sayur labu saja buk." jawab ameera kemudian.

pemilik warungpun melayani pesanan Ameera, karena merasa iba pada gadis tersebut sang pemilik warung memberikan tambahan lauk beserta minuman kepada Ameera.

"buk.. apa ini tidak salah, saya hanya memesan nasi dengan sayur labu" tanya Ameera pada si pemilik warung.

"tidak apa - apa neng, ibu ikhlas makan saja." jawab si pemilik warung.

" terimakasih buk." ucap Ameera, sang pemilik warungpun membalas dengan senyuman.

Ameera pun makan dengan lahapnya, ia begitu bersyukur masih banyak orang baik di luaran sana.

melihat pengunjung yang semakin banyak dan pemilik warung terlihat kerepotan, gadis itu berinisiatif membantu hitung - hitung balas budi kepada pemilik warung.

"wah terimakasih banyak ya neng, atas bantuannya." ucap si pemilik warung.

"sama - sama buk, saya juga terima kasih banyak kepada ibuk." jawab ameera.

"eh.. ngomong - ngomong neng namanya siapa? dan sepertinya ibu lihat kamu kecapekan sekali." tanya pemilik warung tersebut.

''nama saya Ameera buk, sebenernya saya sedang mencari pekerjaan buk, tapi belum rejeki meera mungkin." jawabnya dengan senyum tulusnya.

"wah kebetulan sekali ibu disini, kalau mau kamu bisa bantu ibu disini. tapi maaf ibu tidak bisa memberi upah yang besar." kata sang pemilik warung

"beneran buk? saya mau sekali buk, tidak apa - apa buk yang penting Meera bisa makan buk." balas Ameera dengan mata berbinar.

"baiklah, mulai besok kamu bisa mulai bantu - bantu disini, warung ibu buka dari jam 11 pagi sampai jam 7 malam." kata sang pemilik warung.

"sekali lagi terimakasih banyak bu.." Ameera dengan bahagia.

"iya sama - sama, nama ibu Rosmala, kamu bisa memanggil saya bu rosma." kata pemilik warung lagi

"baiklah bu rosma, kalau begitu Ameera pamit dulu sekali lagi terimakasih buk." pamit ameera pada bu rosma.

Bu Rosma pun tersenyum memperhatikan Ameera berjalan keluar dengan wajah bahagianya.