Kisah cinta 3 karakter dari dua insan sejoli berbeda latar belakang sosial antara Kemal dengan Safitri.
Kemal adalah pribadi yang sinis, kejam, acuh dan tak punya hati, tapi sejak kejadian sang Mama, Kemal memiliki trauma akut yang membuat dia selalu dihantui mimpi buruk dan keesokan harinya Kemal berubah menjadi Rico yang memiliki kepribadian hangat, sabar, suka menolong serta romantis 180 derajat berbeda dengan sifat Kemal dalam dirinya.
Safitri yang terjebak pernikahan bohong dengan Kemal demi melunasi hutang mendiang ayahnya di buat bingung dengan kepribadian ganda yang di miliki Kemal.
Mampukah Safitri terus bertahan di samping pribadi Kemal yang kejam juga dingin dan Rico yang hangat penuh cinta untuknya
.
Yuk baca cerita komedi romantis receh kedua ku reader kesayangan. Jan lupa jadiin favorit ya Kaka"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Korban Kekuasaan
Kemal sedikit menoleh ke arah Safitri melirik sinis dengan ujung matanya yang tajam.
"Kenapa lo melotot?" Kemal bertanya sinis pada Safitri yang berdiri terpaku di samping mobilnya.
"Dia bukannya cowok yang tadi pagi ketemu di kali tapi kenapa dia terlihat beda?" batin Safitri dalam hati dengan mata tak lepas memandang Kemal.
"Kenapa diam? Bisu kamu ya?" ujar Kemal kesal menatap tajam Safitri.
"Anjeun tingali, kusabab mobil anjeun, baju kuring jadi baseuh!"(kamu lihat gara-gara mobil kamu baju saya jadi basah!)" saut Safitri kesal karena tersinggung dengan ucapan Kemal yang mengatakan dia bisu.
"Ngomong yang benar jangan pakai bahasa planet gue nggak ngerti sama sekali." celetuk Kemal.
"Baju saya jadi basah gara-gara mobil anjeun." kembali Safitri berucap dengan bahasa Indonesia yang masih campur dengan logat Sunda.
Kemal merogoh saku celananya lalu mengeluarkan dompet dan mengambil 3 lembar uang 100.000 ribuan lalu melemparkan ke arah Safitri.
Melihat sikap kemal yang menyebalkan membuat Safitri menarik nafas dalam.
"Dasar orang kaya sombong!" maki Safitri.
Kemal memalingkan wajahnya ke arah depan dan bersikap acuh dengan perkataan Safitri.
"Jalan!" perintah Kemal pada Ismail.
Ismail langsung mengikuti perintah Tuannya,. dari kaca spion samping mobil Ismail bisa melihat wajah jengkel Safitri masih berdiri memandangi mobil yang mereka tumpangi.
Safitri menunduk menatap 3 lembar uang berwarna merah dengan angka 100.000 yang mengambang di atas genangan air, pahit rasanya saat dia menelan ludah sambil menatap uang itu.
"Si sombong itu tidak menghargai mu, tapi aku sangat membutuhkan mu." ucap getir Safitri memungut 3 lembar uang 100.000 ribuan yang basah.
"Perduli amat dengan rasa malu,, aku tidak mencuri atau mengemis. Anggap saja ini rezeki di pagi hari." monolog Safitri sambil tersenyum masam.
***
Teten beserta istri dan Vina anak gadisnya berdiri di teras saat melihat mobil milik Kemal memasuki halaman rumah mereka.
"Memang dia itu siapa Apa?" tanya Laras penasaran melihat sikap suaminya begitu mengistimewakan tamu yang datang pagi ini.
"Salah satu sultan dunia kesehatan di ibukota yang mau menginvestasikan sebagian kecil kekayaannya untuk perkebunan buncis kita dan dia juga yang menjadi importir hasil kebun kita." jelas Teten.
"Vina sayang gunakan pesona mu untuk memikatnya, apa dengar dia masih bujang." sambung Teten kembali.
"Siap Apa, Vina yakin tidak ada lagi satupun pria yang bisa menolak pesona Vina." saut Vina penuh percaya diri.
Begitu keluar dari mobil Ismail langsung membukakan pintu belakang buat Kemal.
"Silahkan tuan." Ismail mempersilahkan Kemal untuk keluar dari mobil.
Kemal berjalan dengan gagah dan penuh percaya diri menuju teras di dampingi Ismail.
"Selamat datang di gubuk kami tuan Kemal." sambut Teten ramah menebar senyum.
"Wow keren, ini mah bener-bener Sultan outfitnya nggak ada yang murah dari ujung rambut sampai ujung kaki." puji Vina dengan mata binar penuh kagum menatap Kemal dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Oh ya Tuan Kemal, perkenalkan dulu ini istri saya dan sebelahnya adalah putri sulung saya dia master jebolan dari universitas di Australia bidang pertanian namanya Vina Kusuma Sari." ucap Teten memperkenalkan keluarganya.
"Silahkan tuan kita langsung ke taman belakang, semoga Tuan nyaman di rumah kami." dengan ramah Laras mempersilahkan untuk masuk ke dalam rumahnya.
Mereka berempat pun berjalan masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum juragan Teten," suara Safitri menghentikan langkah keempat orang yang sedang berjalan di teras.
Hampir bersamaan keempatnya menoleh ke belakang ke arah sumber suara yang tak lain adalah Safitri, dia sedang berdiri tepat di halaman depan teras rumah juragan Teten dengan penampilan tak karuan, rambutnya sebagian basah begitu juga dengan baju daster yang ia kenakan.
"Punten juragan Teten, saya ingin bicara hal penting pada juragan, saya minta waktunya sebentar saja." pinta Safitri memohon.
Teten memperhatikan dengan seksama Safitri, walaupun dalam keadaan berantakan penampilannya tapi wajah cantik Safitri tidak bisa disembunyikan masih terlihat jelas, hal ini memancing hasrat buaya juragan Teten muncul seketika.
"Kamu siapa?" tanya juragan Teten yang tidak mengenali Safitri.
"Fitri?" Laras langsung mengenali bahwa tamu tak diundang pagi ini adalah Safitri.
Laras lalu berjalan mendekati Safitri.
"Kenapa kamu basah kuyup fit? Dan ada apa kamu datang kemari?" tanya Laras merasa prihatin melihat Safitri.
"Maaf Nyai hampura, saya datang ke sini untuk minta belas kasihan dari juragan agar saya dan keluarga bisa tinggal beberapa hari lagi di rumah kami, saya mohon tunggu sampai 7 hari bapak selesai baru kita akan pergi dari rumah itu." penuh harap Safitri memohon.
"Hari masih pagi, Aku paling tidak suka menerima tamu yang tidak kuundang pagi-pagi. Jadi pulanglah, kedatanganmu hanya akan membawa sial pada rezekiku." kata-kata menohok begitu ringan diucapkan oleh Teten.
Kemal melirik Teten dengan senyum sinis di ujung bibirnya.
"Tapi juragan -" kata-kata Safitri menggantung saat melihat Teten mengangkat tangan kanannya tanda menyuruhnya berhenti untuk bicara.
"Pulanglah fit, nanti Nyai akan coba bujuk juragan untuk memberi kalian keringanan hutang.
"Hiks Nyai..."
"Pulanglah jangan bikin suamiku naik darah, kami sedang ada tamu penting." selesai bicara seperti itu Laras lalu pergi berbalik badan masuk ke dalam rumahnya menyusul Teten Kemal dan juga Vina.
Safitri diam terpaku menatap punggung keempatnya dengan perasaan putus asa, tak terasa air mata mengalir di pipinya.
"Sabar dek." Ismail mengulurkan saputangan tanpa memandang wajah Safitri.
"Hiks hiks hiks huuuuu hiksss." perhatian Ismail membuat tangis Safitri pecah.
"Sudah dek, jangan nangis di depan rumah orang pamali." bujuk Ismail hatinya semakin tak tega mendengar tangis pilu Safitri.
Safitri menarik nafas panjang menghapus air matanya dengan sapu tangan Ismail.
"Terimakasih kang." ucap Safitri berterima kasih sambil mengulurkan kembali sapu tangan di tangannya.
Safitri berjalan gontai sambil sesekali menghapus air mata keluar dari rumah Teten. Sementara di ruang tamu Kemal melihat kebaikan Ismail pada Safitri sambil mencibir.
"Drama murahan orang susah mungkin bisa bermanfaat jadi jalan keluar masalah gue." gumam Kemal menyungging senyum smirk.
Acara sarapan pagi tak banyak percakapan antara Teten dan Kemal, hanya hal-hal penting yang berkaitan dengan bisnis yang mereka bicarakan.
"Cantik juga anak gadis Bahrul, kenapa selama ini aku tidak pernah melihat mutiara yang berkilau di Cijulang wetan ini." batin Teten membayangkan wajah Safitri sambil tersenyum nakal penuh arti.
Kemal yang mencuri pandang menangkap jelas ekspresi picik dari wajah Teten.
"Dasar tua Bangka, gak bisa liat barang bagus." batin Kemal melirik Teten sambil mengangkat salah satu ujung bibirnya.
"Berapa hutang dia?" pertanyaan Kemal yang membuat Laras dan juga dibuat kaget.
"Ahh, jangan di bahas tuan Kemal itu tidak penting. Mereka hanya remahan di antara kita kaum orang kaya." jawab Teten menunjukkan kesombongannya.
"Aku akan melunasi hutang-hutangnya, setelah itu baru aku akan menandatangani perjanjian bisnis diantara kita." ucap Kemal mulai bernegoisasi.
"Wah, saya tidak menyangka ternyata selera anda-"
"Apa yang kamu pikirkan?" tajam pertanyaan Kemal menohok Teten.
"Saya pikir anda akan menjadikan dia istri atau simpanan atau...." pancing Teten ingin tahu maksud dari tujuan Kemal terhadap Safitri.
"Aku tipe pria yang tidak tertarik dengan cinta ataupun wanita. Aku hanya menyukai kekuasaan dan uang dan Aku hanya akan menjadikan dia jembatan untuk mencapai itu. Paham kau!" jawab Kemal membuat Teten langsung terdiam.
Berhasil kah Kemal mendapatkan Safitri?
secara kn Bastian semalam abis makan masakannya Fitri..
hmm.. smoga baik² aja