NovelToon NovelToon
Pembalasan Putri Yang Terbuang

Pembalasan Putri Yang Terbuang

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: S R

Diandra Anastasya Mulawarman(23th) seorang wanita berparas cantik, mandiri dengan karier yang begitu cemerlang. Siapa sangka disaat detik terakhir kepergian sang ibu, dirinya harus menerima kenyataan bahwa ia adalah seorang bayi yang diadopsi dari sebuah panti asuhan.

Berbekal secarik surat dan sebuah liontin, ia berusaha keras untuk bisa menemukan keluarga kandungnya. Dan sebuah kenyataan pahit kembali ia terima, ternyata istri kedua Papanya merupakan dalang dibalik kematian sang ibu.
Dengan menyamar menjadi orang yang berbeda, ia bertekad untuk membalas orang-orang yang telah menghancurkan keluarganya.

" Kau mengambil Papa dari Ibuku. Maka aku akan mengambil tunangan dari putrimu. Raka Syailendra, kau harus jadi milikku."tekadnya dalam hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERTEMU PAPA BURHAN

Asih segera masuk ke dalam mansion saat mobil yang membawa Lilian sudah tak nampak dari penglihatannya.

Satu hal yang pertama ingin dirinya lakukan, menemukan keberadaan sang ayah. Sudah dua hari ia disana, tetapi Livia tak pernah menyinggung mengenai Pak Burhan.

" Dimana Papa? Bukankah dia sedang stroke? Apa mungkin beliau berada di kamar Livia?" ia mulai menduga-duga.

Gadis itu mengendap-endap menuju lantai atas. Dirinya tidak mau sampai ada pelayan yang curiga sebab bisa jadi salah satu dari mereka merupakan orang kepercayaan Nyonya Livia.

" Nona Asih? Anda mau kemana? "

Asih menghentikan langkahnya saat seseorang menegurnya dari arah belakang. Gadis itu berusaha tetap tenang kemudian membalikkan badan.

Ternyata kepala pelayan disana yang saat ini tengah menatap penuh kecurigaan kepadanya.

Memang pelayan tersebut diminta untuk mengawasi Asih sebab Livia takut gadis kampung itu berani mencuri dirumahnya. Asih berasal dari keluarga miskin, tentu dia bisa saja tergoda melihat kekayaan keluarga Adijaya yang melimpah.

" Maaf,, tadinya aku ingin bersih-bersih di lantai atas sebab lantai bawah barusan telah selesai kubersihkan." jawabnya beralasan. Dengan santai sambil memainkan sapu ditangannya, ia berlagak seolah tak bersalah.

Wanita itu masih saja curiga pada Asih. Ia mendekati gadis tersebut sembari memperhatikan Asih dari atas sampai bawah. Beruntung Asih membawa sapu ditangannya, jadi masuk akal juga jika dirinya berniat membersihkan kamar atas.

" Non Asih belum keatas? Mari bibi temani. Bibi sudah selesai beres-beres di dapur. Ini Bibi mau membawakan makanan untuk Tuan Besar. " ucap Bi Lastri sembari membawa baki berisi semangkuk bubur.

Seorang perempuan paruh baya tiba-tiba datang dan menghampiri Asih. Meskipun belum begitu hafal, tetapi ia tahu wanita tersebut merupakan pelayan yang mengurus bagian dapur.

Raut wajah Asih seketika berbinar, ia tak menyangka bahwa sebentar lagi dirinya bisa bertemu dengan Papa kandungnya.

Kepala pelayan itu mencebikkan bibirnya, meskipun terkesan kurang suka, ia tetap membiarkan kedua orang tersebut naik ke atas.

Bi Lastri membawa Asih menuju ke salah satu kamar yang berada di ujung lorong. Dengan penuh semangat, ia membuka pintu kamar tersebut agar bisa segera bertemu dengan orang yang ia cari.

DEG....

Jantung Asih berdenyut kencang ketika melihat seorang pria tua terbaring di atas ranjang dengan tambahan infus disebelahnya. Dengan langkah yang teramat berat, Asih memberanikan diri mendekati lelaki tersebut.

Airmata Asih seketika meluncur menyaksikan lelaki yang kini nampak bagaikan mayat hidup. Tubuhnya bagai kulit membungkus tulang, seperti tak terurus. Pria itu hanya mampu menatap tanpa bisa berbicara.

Bi Lastripun tak kuasa menahan airmatanya, ia merasa iba setiap kali memasuki kamar Tuannya tersebut.

" Beginilah kondisi Tuan Burhan. Terkadang saya sendiri tak kuat ketika harus masuk ke kamar ini. Tuan Burhan yang dulu dikenal sebagai pria yang tampan dan gagah, kini terbaring tak berdaya bagaikan mayat hidup. " wanita itu menyapu sudut matanya yang berair.

" Kenapa Papa bisa sampai seperti ini, Bi. Apalagi, Papa sudah stroke selama puluhan tahun. Apa Nyonya Livia tidak mengupayakan kesembuhannya?! " Hampir-hampir Diandra tak mampu menahan kekesalannya.

Dari kondisi Pak Burhan sudah terlihat jelas bahwa pria tersebut kurang dirawat dengan baik. Sebagai keluarga yang bergelimang harta, seharusnya lelaki itu mendapatkan perawatan yang terbaik.

Diandra mengamati sekitar, bahkan kamar yang ditempati Papanyapun nampak kosong seperti orang yang tengah berada di dalam penjara. Ia rasa Livia sengaja menyiksa Papanya supaya mati perlahan.

Bi Lastri dapat membaca sorot mata Asih yang nampak memendam amarah. Wanita itu mencoba mengalihkan perhatian Asih supaya gadis tersebut mampu mengontrol emosinya.

" Nyonya Sheina adalah seorang wanita yang begitu baik. Saya yakin Non Asih juga sebaik beliau. "ucapnya sembari mengusap lembut pipi Asih yang basah oleh air mata.

" Bibi mengenal Mamaku? " Asih menatap Bi Lastri dengan penuh penasaran.

Pikiran Bi Lastri mulai menerawang, mengingat peristiwa puluhan tahun yang lalu.

" Tentu, tentu saya sangat mengenal beliau. Dulu saya merupakan kepala pelayan yang ditunjuk langsung oleh Ibu anda." ia mulai bercerita.

" Rumah ini terasa begitu hangat saat saya pertama kali bekerja disini. Nyonya dan Tuan merupakan pasangan yang sangat serasi dan saling mencintai. Sayangnya, selama lima tahun menikah mereka tak kunjung memiliki putra. "

" Mama Tuan Burhan memaksa beliau untuk menikah lagi dengan wanita pilihannya. Dengan terpaksa, Nyonya Sheina rela untuk dimadu lantaran sadar diri akan kekurangannya."

" Beberapa bulan setelah menikah Nyonya Liviapun hamil. Mama Tuan Burhanpun semakin menyanjungnya dan mengucilkan Nyonya Sheina. Tuan Burhanlah yang selalu menguatkan beliau agar tetap sabar menghadapi mertuanya. "

" Tak berselang lama, Nyonya Sheinapun ternyata ikut hamil. Akan tetapi, bukannya disambut dengan suka cita, beliau justru diusir karena dituduh berselingkuh dengan pria lain." Airmata Bi Lastri meluncur kembali mengingat peristiwa waktu itu.

" Beberapa lama setelah Nyonya Sheina pergi, Tuan Burhanpun nampak begitu terpukul dan menyesal. Beliau jarang sekali makan bahkan merawat diri. Ia selalu berusaha keras untuk bisa menemukan keberadaan Nyonya Sheina kembali. Akan tetapi, ia mendengar kabar bahwa Nyonya Sheina meninggal akibat kecelakaan."

" Tuan benar-benar frustasi, hingga tiba-tiba beliau terkena stroke sampai sekarang ini. " jelas Bi Lastri.

Diandra sama sekali tak menyangka jika kehidupan keluarganya setragis ini. Dari yang ia lihat, sepertinya Bi Lastri begitu sayang pada orang tuanya. Iapun merengkuh tubuh Bi Lastri untuk sama-sama menguatkan.

Setelah sama-sama tenang, barulah Bi Lastri perlahan menyuapi Pak Burhan. Wanita itupun mengenalkan Asih pada beliau sebagai putri Tuan Burhan dan Nyonya Sheina.

Diandra dan Pak Burhan saling bertatap, sorot mata lelaki itu berbinar ketika melihat Diandra. Meskipun tak mampu bicara, tetapi nampak bahwa beliaupun begitu antusias terhadap putrinya.

Diandra mengajaknya bercerita, ia yakin meski tak mampu bicara sang ayah masih mampu mendengarkannya. Ia sangat berharap sang ayah cepat sehat dan mereka bisa saling bercengkrama.

Saat hendak meninggalkan kamar tersebut, Asih menahan Bi Lastri sementara.

" Bibi, bukankah bibi kepala pelayan dulu? Kenapa Bibi menjadi pelayan biasa sekarang?" tanya Asih ingin tahu. Sebab, yang ia tahu Yati lah kepala pelayan disini.

" Yati itu keponakan Bibi. Bibi yang membawanya kesini. Tetapi, dia justru lebih condong membela Nyonya Livia. Saat Nyonya Sheina pergi dari sini, Nyonya Livia hampir saja mengusir saya karena terlalu membela Nyonya Sheina. Tetapi, karena merasa hutang budi, Yati memohon agar saya diijinkan tetap bekerja disini. "

Diandra mangangguk tanda mengerti,

" Bibi memberi makan Tuan Burhan juga atas inisiatif Bibi sendiri. "

"Sudah beberapa tahun ke belakang Tuan tidak didampingi oleh perawat. Alasannya karena biaya mahal dan pendapatan perusahaan menurun. Hanya ada dokter yang mungkin sebulan sekali mengontrol. Nyonya sama sekali tak memperdulikan Tuan, tetapi untung saja beliau masih memperbolehkan saya memberi makan Tuan asalkan pekerjaan di dapur telah selesai."

Asih mendengus kesal, ternyata selain bermuka dua, Liviapun wanita yang tak berperasaan. Entah fakta apalagi yang akan ia temukan setelah ini. Ia yakin masih banyak misteri- misteri di masa lalu yang belum terkuak.

Bersambung...

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini. Kasih like, koment , rate lima n vote seikhlasnya buat karya terbaruku ya. Dukungan kalian semangat author untuk terus berkarya. Makasih sebelumnya🤗

1
Pufadiq Chaniago
Luar biasa
Nurhayati
SaLah TargET CoY Kasiiiiihan LiLian
Nurhayati
😱😱PaSTi LiVia ma LiLian ShoCk beRaT LiaT RaKa BaWa Diandra ke Mansion SYaiLendra👍👍👍nie mah Kykna SenJaTa MaKan Tuan nie Diandra😊😊😊
Lina Suwanti
setuju....mungkin klo sifat Lilian beda dgn Livia ibunya n tulus terhadap Raka tdk setuju dgn tindakan Diandra tp Lilian jg jahat n tdk tulus
Nur Adam
smgt ujtuk krya mu thoor
Nining Chili
love sekebon thor 🥰🥰
aca
mending hidup enak biarin aja bapakmu. mati. bapak. bejat aja. di. bela
Isabell Serinah
kenapa tak boleh buka let,s get married
Sumiati 32
Jonathan penghianat
Fareendy M
Kecewa
Fareendy M
Buruk
Ria Lita
lanjutkan Thor
Asyatun 1
keren thoor
Gadis Puspa Kartika
Luar biasa
Mutia 1964
Bagus ceritanya, pintar Diandra....
Ria Lita: mantap
total 1 replies
Sumini Ningsih
datang datang langsung salah paham,raka ade lo yg ganen
Sumini Ningsih
kasihan juga lilian jadi ga punya tempat tinggal
Sumini Ningsih
ok thor di tunggu ceritanya
Sumini Ningsih
ya mudah"an diandra sehat sampe waktunya melahirkan
Sumini Ningsih
segitunya orang ngidam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!