NovelToon NovelToon
Queen Of Casino

Queen Of Casino

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Reinkarnasi / Balas dendam. / Peningkatan diri-Perubahan dan Mengubah Takdir / Teen Angst / Mengubah Takdir / Trauma masa lalu
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: rissa audy

Sebuah kecelakaan membawa jiwa Jessica Light menjelajah ke belahan dunia lain. Dia bahkan harus menempati tubuh seorang gadis culun dan gemuk yang selalu dikucilkan bernama Jennifer To.

Jiwa Jenni bergentayangan di dekat tubuhnya karena dia sempat mencoba bunuh diri lantaran tak kuat dengan penindasan yang selalu didapatkan selama ini. Bahkan ayahnya sendiri membencinya sejak lahir.

"Kau adalah anak pembawa sial! Jika bukan karena melahirkanmu, aku tidak mungkin kehilangan istriku!"

Sebuah kalimat yang selalu didengar ketika sang ayah memarahinya.

Mampukah Jessica membantu Jennifer mengubah takdir. Akankah jiwa mereka bisa kembali ke tubuh masing-masing?

Cerita ini hanyalah fiktif belaka karangan author. Jika ada kesamaan latar, tokoh, dan alur murni karena ketidaksengajaan.

WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG AKSI KARENA JESSICA ADALAH KETURUNAN JESSLYN LIGHT DI NOVEL YANG BERJUDUL 'Dangerous Woman Jesslyn'.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rissa audy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7: Rencana Hidup

"Haiish, menyebalkan! Kenapa hidupmu sangat sial? Sudah gendut, jelek, dirundung, disiksa keluarga." Jessi menyebutkan nasib layaknya berhitung dengan jari-jarinya. "Jangan bilang kau juga bodoh!"

Jessi menatap tajam ke arah Jenni, membuat gadis itu semakin menundukkan kepalanya. Sesaat kemudian, wanita tersebut beranjak dari posisinya. "Kita tidak bisa seperti ini. Aku harus membuat rencana demi kenyamanan hidupku sendiri. Ya, benar, kita tidak tahu sampai kapan kau akan bergentayangan dan aku tidak mau selalu dianiaya sepertimu," ujar Jessi yakin sambil berpikir sejenak.

Dia lantas melangkah ke arah meja belajar di depannya, mengambil buku dan juga pena untuk mencatat rencana. "Apa keahlianmu?"

Jenni hanya menggeleng kecil, rasa rendah diri gadis itu sungguh luar biasa meskipun hanya berwujud jiwa tanpa raga, tetapi selalu sukses membuat Jessi stres, hingga rasanya ingin sekali membuka kepalanya dan melihat isi otak Jenni. Mungkin saja di dalamnya hanya ada sampah kotor yang menyumbat pikirannya hingga menjadikan wanita tersebut seperti ini.

Helaan napas kasar terdengar begitu jelas keluar dari hidung Jessi. "Sepertinya aku harus merombak seluruh hidupmu. Ngomong-ngomong apa kau punya uang?" Lagi-lagi Jenni hanya menggeleng dengan takut menatap Jessi, padahal wanita di depannya juga tubuhnya sendiri, tetapi dia merasa seperti sedang berhadapan dengan Maleficent

"Apa kau tahu, kalau rupamu tak tertolong, setidaknya cuanmu harus bisa menolong." Jessi menggerakkan jemarinya melambangkan uang dengan tatapan yang tajam ke arah Jenni. "Tapi, kau sungguh kekurangan dalam segala hal. Haish, bagaimana bisa aku bertahan hidup di tubuh gadis bodoh sepertimu?"

Jenni hanya bisa tercengang dengan kata-kata Jessi yang menohok sambil membanting pena di tangannya ke atas meja. Namun, entah mengapa dia tidak merasakan sakit hati akan setiap kalimat keluar dari mulut wanita tersebut, tak seperti kata-kata para perundung atau keluarganya yang terasa bagai belati tajam.

"Ma–maaf." Hanya itu kalimat yang bisa keluar dari mulut Jenni dengan nada gugup. Namun, malah membuat Jessi semakin kesal dibuatnya.

"Berhenti mengatakan maaf kalau kau tidak salah!" Tatapan mata Jessi di depannya dari jarak cukup dekat membuat Jenni merasa terhipnotis secara langsung. Dia mengangguk dengan cepat tanpa berpikir panjang. "Beritahu aku semua tentangmu!"

Dalam hati gadis itu mengagumi sosok Jessi yang terlihat sangat mengesankan. Jika jiwanya saja semengagumkan itu, apa lagi aslinya. Mungkin akan lebih baik jika Jenni bisa merasakan hal tersebut.

Sementara itu, Jessi memerlukan segala informasi dunianini. Hidup di dalam tubuh orang lain tanpa ingatannya membuatnya perlu merencanakan semua dengan matang agar hidupnya nyaman selama berada di sini. Jenni pun menceritakan segala hal tentangnya kepada wanita tersebut tanpa banyak berpikir.

Cukup lama mereka saling bercerita, hingga akhirnya Jessi memahami segala situasi Jenni saat ini. "Jadi kau juga dirundung di sekolahan? Lihat saja! Aku akan membalas mereka besok! Sekarang yang lebih penting aku harus mengubah dirimu terlebih dahulu. Aku tidak mau memilih badan babi seperti ini!"

Beberapa kali Jessi melihat dirinya di dalam cermin yang selalu membuatnya mengumpat kesal. "Lihat kau bahkan tidak punya leher! Ah, sudahlah. Besok kita harus mulai bertindak, sekarang lebih baik tidur dulu. Tubuhku sangat lelah karena kau mencoba bunuh diri."

Mereka pun memilih untuk mengistirahatkan diri terlebih dahulu. Jessi butuh tenaga ekstra untuk menghadapi keesokan hari, kecuali jika ketika membuka mata dia sudah kembali pada kehidupan miliknya sendiri.

Namun, harapan itu sirna sudah di kala Jessi mulai membuka mata dan terbangun dari mimpi. Dia masih berada di tempat yang sama seperti sebelumnya. "Sialan! Ini bukan mimpi." Wanita tersebut mengacak-acak rambut karena frustrasi mengalami hal tersial dengan bersemayam di tubuh Jenni.

Setelah selesai mengumpat kesal, Jessi bangun cukup pagi untuk memulai hari. Kali ini dia akan melangsingkan tubuh babi itu terlebih dahulu sebelum menjalankan rencana lainnya.

Hari masih cukup gelap, tetapi Jessi sudah keluar rumah untuk lari pagi dan mengamati lingkungan sekitar. Dia tidak mungkin terus bergantung pada orang lain jika ingin bepergian di tempat asing yang membuatnya tak bisa menghindar apalagi melarikan diri. Wanita tersebut hanya dapat menerima takdir untuk menggantikan kehidupan Jenni sambil mencari cara agar bisa kembali.

Udara sejuk menusuk kulitnya yang hanya tertutup kaus sebatas siku. Rambut panjangnya sengaja diikat tinggi untuk menghindari rasa gerah ketika berkeringat. Remang lampu jalanan masih menyala kala langkah kaki Jessi mulai mengayun menyusuri jalan tersebut.

Sesekali tatapan Jessi berkeliling, menyapu dan merekam semua yang dilihat dari sekitar lingkungan itu. Setelah cukup lama berlari dan matahari sudah beranjak naik, Jessi pun bergegas kembali ke rumah yang kini menjadi tempat tinggalnya. Dia segera pergi ke arah dapur untuk mengambil air minum dan menyeka buliran keringat di wajah.

"Kau baru saja olahraga?" Suara Rose di belakang mengejutkan Jessi yang tengah meneguk minumannya.

"Bukan urusanmu!" Tanpa memedulikan ekpresi gadis itu, Jessi segera melangkah pergi kembali ke kamar.

Sementara itu, Rose hanya bisa mengentakkan kaki dengan kesal melihat perubahan adik tirinya yang kini berubah jauh, bahkan sudah berani mengacuhkannya. "Lihat saja! Kalau tidak bisa memberimu pelajaran di rumah, akan aku beri kau balasan di sekolah! Kita lihat sampai di mana sikap sombongmu bertahan!" ujar wanita tersebut dengan sorot mata tajam sambil mengepalkan tangan.

Di sisi lain, Jessi yang selesai bersiap berulang kali menatap dirinya sendiri di cermin. Berulang kali wanita tersebut menghela napas panjang melihat bentuk tubuhnya yang sekarang. "Rambut panjang kusam, wajah jerawatan, tubuh gempal hitam. Ah, sialnya aku, kemana perginya gadis sialan itu?"

Sejak bangun pagi Jessi memang tidak melihat keberadaan Jenni, entah pergi ke mana. Wanita itu pun segera mengambil tas dan melangkah keluar kamar. Dia melihat Rose, ibu tiri, dan ayah Jenni duduk di ruang makan untuk sarapan.

Jessi hanya berlalu tanpa berniat menyapa setelah apa yang terjadi sebelumnya. Hingga suara bariton Su Man To menghentikan langkah gadis itu. "Kau tidak sarapan dulu?"

"Diet," jawab gadis itu cuek tanpa menoleh ke arah mereka.

"Cih, mau diet seberapa pun tubuhmu tidak akan kurus." Rose bergumam lirih, tetapi masih dapat didengar Su Man To hingga pria tersebut membanting sendok dan melirik tajam ke arahnya untuk pertama kali.

"Aku berangkat dulu!" Tanpa menghiraukan suasana tegang di ruang makan, Jessi bergegas pergi ke sekolah menaiki bus sesuai dengan arahan Jenni semalam.

Beberapa saat kemudian, gadis itu melangkah turun dari bus dengan menghela napas panjang. "Semangat!" ucapnya menyemangati diri sendiri.

Langkah Jessi dengan percaya diri mulai memasuki area sekolahan. Sesekali wanita tersebut mengedarkan pandangan, melihat di mana banyak murid sekolah dengan seragam yang sama, tetapi tampak lebih modis.

Hingga sebuah lemparan benda di belakang kepala membuat Jessi menghentikan langkahnya. "Awh," ucapnya seraya mengusap bagian yang sakit.

"Hei, Pat Kai! Bawakan tasku!" teriak seorang pria di belakang Jessi yang membuatnya langsung menyernyitkan dahi.

To Be Continue...

1
Fitriana Muflihatul Afidah
duch ngakak nich baca namanya... sirup dibawa2 duuuhhh si othor maah...
X'tine
part ini sungguh kocak thor.. aku sampe ngakak tengah malam...
X'tine
mantap.. /Good/ thor... tambah semangat saya bacanya... lanjut thor...
X'tine
otak je emang cerdas... tak usah kerja berat.. cukup inves sana sini... tinggal nikmati hasil say...
X'tine
hajarrr Je... love you aah... 💚
Eva Dianita
saya tunggu novel selanjutnya Thor..tentang kakak kembar nya je..
" sarmila"
Luar biasa
" sarmila"
sumanto.🤣🤣🤣jdi inget sma kanibal yg pemngk daging.pernah viral d thn 2011
klu g slh🙏🙏😂😂
Thewie
ya olloh thorrrr mar Jan sama Mon nyong ..sakitnya perutku Thor mana batuk lagi keawa2 sampe anak2 prajuritku ikut ketawa aku bilang nama tokohnya
Thewie
thor i lope you..udah buat aku ketawa ketiwi di tanggal tuaaaa...sehat othorrrr
Thewie
su man Yo dan Ju min Ten wkwkwkkwkwk
end
lebay
Winda Widiastuti
gado- gado ya thor
Walii Skuyy
novel paling bagus
Alfaris Crispy
aku bingung ini ceritanya dimana? indo apa korea???
Ruk Mini
ajibbbbbb.. fantastis..sgt mengagum kn thorr.. mancyappp pokoknya..d tgg karya2 mu thorrr tq🙏👍👍👍
linda defianti
Luar biasa
mamaqe
asik
Syamsu Ducha
cerita lanjutan jenny nya gimana/Sob/
Nining Chili
👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!