Ayuna begitu shock ketika melihat video suami yang begitu di cintai-nya sedang bermesraan dengan wanita lain. akankah Ayuna tahu siapa wanita itu? dan apakah yang akan dia lakukan?
Yukkk bagi yang penasaran, baca cerbung ini sampai selesai, insya Allah menghibur dan tersemat pelajaran di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
orang tua yang baik
Setelah mobil bergerak maju, menyapa jalanan berdebu, karena cuaca yang begitu terik. Akhirnya Arya tiba dirumahnya, rumah yang begitu mewah dan cukup besar, dengan gaya yang tampak elegan.
Dengan pagar yang menjulang tinggi, dan terdapat beberapa lampu penerang yang semakin menambah kemewahannya.
Didepan rumah terdapat pos pengamanan dan beberapa penjaga sudah berdiri didepan.
Para security berlari cepat begitu menyadari kendaraan yang membawa sang tuan datang, mereka membuka pintu lebar.
Setelah itu, mobil mewah itu melaju pelan menuju halaman.
"Tuan, biar kami bantu" ucap salah satu penjaga menawarkan diri untuk membawa Ayuna.
"Tidak usah, saya bisa sendiri. Kalian kerjakan saja tugas kalian" tegas Arya, berkata dengan begitu berwibawa, dia nampak tidak kesulitan membawa tubuh Ayuna.
"Baik tuan" jawab penjaga mengangguk.
Arya masuk, beberapa pelayan yang bekerja di rumah itu sedikit terkejut melihat tuan muda mereka membawa seorang wanita, karena sebelumnya Arya belum pernah sekalipun membawa wanita masuk ke istananya, kecuali wanita itu sendiri yang datang menghampiri sang tuan. Sang tuan begitu acuh setiap kali ada wanita yang berusaha mendekatinya.
Arya membawa Ayuna ke kemar tamu, kamar yang berada tepat di sebelah kamarnya, kamar itu memang dia khususkan untuk tamu istimewa.
Dimas sang asisten masih setia mengikuti sang bos besar dari belakang, Dimas juga sedikit heran sama sikap sang bos yang begitu berlebihan terhadap Ayuna, karena yang dia tahu Ayuna wanita yang sudah memiliki suami.
Arya kemudian membaringkan tubuh Ayuna di atas kasur yang kelihatan begitu empuk dan mewah dengan pelan.
"Dim, kamu sudah menghubungi om Arjun, kan?" Arya bertanya, tadi saat di mobil Arya sempat memerintah Dimas untuk menghubungi dokter pribadi keluarga Arya, dokter itu salah satu teman Ayah nya yang bernama om Arjun.
"Sudah bos" jawab Dimas mantap.
"Ya sudah. Kamu sana kembali ke kantor, kamu gantikan saya untuk sementara waktu" Arya berkata memberi perintah kepada Dimas.
"Kenapa kita tidak bawa saja Ayuna ke rumah sakit atau kerumahnya saja bos?" Tanya Dimas, sedikit ragu.
"Itu bukan urusan mu, lebih baik kamu kerjakan apa yang saya perintah! Kamu mau saya pecat?'' Arya berkata dengan begitu tegas, hingga membuat nyali Dimas ciut.
"E-ehh tidak. maaf bos, kalau begitu saya permisi dulu bos" Dimas berkata dengan sedikit membungkukkan tubuhnya, kemudian berlalu. "Roman-romannya ada yang aneh nih sama si bos, jangan-jangan bos suka lagi sama Ayuna, bos kok aneh sekali? yang masih ting-ting kan banyak yang suka sama bos, kenapa bos malah suka sama yang sudah bersuami, ya emang sih Ayuna memang sangat cantik." Batin Dimas sambil menggaruk tengkuknya.
------------------------
"Kira-kira dia kenapa dok?" Tanya Arya, setelah dokter selesai memeriksa Ayuna.
"Dia tidak apa-apa, tidak ada yang perlu dikuatirkan nak Arya. Hanya saja gadis ini sepertinya kelelahan dan dia juga kelihat steres. Perutnya juga kosong, yang meyebabkan asam lambungnya naik. Oleh karena itu dia tidak sadarkan diri. Ini resep obatnya, dan kamu sebagai pria sejati seharusnya bisa menjaga kekasih mu dengan baik, sepertinya kamu sudah banyak kemajuan Arya. Selamat ya, om senang sekali melihatnya." Ujar Sang dokter berkata penjang lebar dan juga mencoba menggoda Arya.
"I-iya om. terimakasih om. ''Jawab Arya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sama-sama, kalau begitu om permisi dulu. Jangan lupa undangannya ya, om tunggu" Om Arjun berkata sambil menepuk-nepuk pundak Arya dengan senyum yang mengembang.
"Baik om, doakan saja ya om" Arya menjawab dengan membalas senyum om Arjun.
''iya, itu pasti anak muda'' balas om Arjun, berlalu.
''Aminn semoga saja" batin Arya lagi.
🌺🌺🌺🌺🌺
Arya duduk menghadap kearah Ayuna. Dia menatap Ayuna begitu dalam, wajah cantik Ayuna nampak begitu pucat. Arya membelai rambutnya dan memegang tangan Ayuna dengan begitu lembut.
"Heyy ... cepat sadar dong, Aku tahu kamu wanita yang kuat, aku akan selalu berada disamping mu, menemani hari-hari tersulit bagimu." Arya berkata sambil menatap Ayuna begitu dalam.
"Ayah ... Ibu ... , Ayuna kangen! Ayah ... Ibu ..."
Gumam Ayuna memanggil-mangil kedua orang tuanya, dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Ayuna ... Ay ...! ''Arya menyebut nama Ayuna, Arya begitu prihatin sambil meneteskan air matanya melihat keadaan Ayuna.
---------------------
Mama Arya datang dari luar negeri tanpa memberi tahu Arya terlebih dahulu, di usianya yang tidak muda lagi dia kelihatan masih sangat cantik, mama Arya bernama Ratna.
"Arya masih dikantor?" Tanya mama Arya kepada kepala pelayan saat dia menginjakkan kakinya di rumah Arya.
"Tidak nyonya, tuan muda ada dikamar atas bersama seorang wanita" jawab kepala pelayan yang bernama bik Sulas.
"A-paa ..., Wanita?" Sahut mama Arya cukup kaget.
"Iya nyonya, wanita itu tidak sadarkan diri"
"Apalagi ini. ya sudah, kalau begitu saya keatas dulu" Ratna berkata sambil berjalan begitu tergesa-gesa.
''iya, nyonya''
Ratna melangkahkan kakinya lebar, berjalan tergesa-gesa menuju kamar atas.
Setelah sampai di atas Ratna mengintip sang putra dengan diam-diam. Tatapan nya tertuju kearah dua manusia yang berbeda jenis kelamin. Ratna begitu terharu melihat sang putra menetes kan air mata di hadapan seorang wanita.
"Apa wanita itu begitu istimewa bagi Arya dan apa yang terjadi kepadanya? Syukur lah, setelah waktu yang cukup lama akhirnya Arya bertemu juga dengan wanita yang dia cari selama ini. ''Batin mamanya Arya.
Ratna kemudian masuk.
"Asslamualaikum ganteng. Uhuk ... Uhuk ...!''
"walaikumsallam. M-mama ...! '' jawab Arya menoleh ke arah sumber suara. Lalu, Arya begitu terkejut akan kehadiran sang mama, dengan cepat Arya menghapus sisa air mata yang berada di pipinya.
Arya berdiri, kemudian memeluk sang mama.
"Apa kabar, ma? Kenapa tidak bilang-bilang Arya dulu mau pulang ke indonesia? Tahu begitu kan Arya kan bisa jemput mama dibandara."
"alhamdulillah mama baik. Mama sengaja pengen bikin kejutan buat kamu, sayang. ehh tapi ternyata mama yang kamu bikin terkejut. Itu siapa?"
Tanya Ratna tatapan tertuju ke arah Ayuna.
"Dia sekretaris Arya ma, tadi dia pingsan dikantor" jawab Arya sedikit ragu.
"Mama nggak percaya" jawab sang mama.
Saat mereka sedang berbicara tiba-tiba Ayuna sadarkan diri.
"Aku, ada dimana? aduhh kepala ku sakit sekali." Ayuna berkata dengan pandangan nya yang belum terlalu jelas.
"Ayuna, kamu diam saja dulu, kamu tadi terjatuh, tiba-tiba tidak sadarkan diri dikantor" jawab Arya berjalan mendekati Ayuna yang ada di atas kasur.
"Pak Arya? Kenapa aku ada disini, pak? Aku mau pulang.'' ungkap Ayuna, sambil mengangkat tubuhnya dari pembaringan.
"Kamu diam dulu Ay. Keadaan kamu tidak begitu baik.''
"T-tapi, pak!"
"Tidak ada tapi-tapian, ini perintah! Kalau kamu tidak mau diam nanti saya pecat" Arya berkata dengan sedikit tegas, Arya terpaksa bicara seperti itu karena dia tidak mau Ayuna pergi dulu dari rumahnya sebelum keadaan Ayuna benar-benar pulih.
Ayuna diam saja, Ayuna mengalihkan wajahnya kesamping, menyembunyikan matanya yang sudah mulai berembun.
''Kenapa nasib aku begini bangat sih, begitu miris" batin Ayuna.
Mama Arya mencubit perut putranya sambil berkata pelan
"Kamu apa-apaan sih, Arya!''
"Ini buat kebaikannya, ma" jawab Arya begitu lirih.
"Ya sudah sana kamu keluar dulu, biar mama yang bicara dan menemaninya."
"Baik ma, nanti mama suapin Ayuna ya, soalnya dia belum makan, nanti aku akan suruh bik Sulas untuk bawa makanan kesini" Arya berkata begitu lirih lagi.
"Okey. kamu tenang saja" jawab Ratna dengan senyum manisnya.
------------------------
Ratna duduk disamping Ayuna, sambil mengelus rambut panjang Ayuna.
Ayuna sedikit kaget lalu menoleh kesamping.
"Haiii cantik, nama kamu siapa?" Sapa Ratna ramah.
"Aku Ayuna tante. tante, siapa?" Balas Ayuna lembut.
"Nama yang cantik, secantik orangnya. Perkenalkan, tante mamanya Arya, kamu panggil saja tante dengan sebutan tante Ratna atau manggil mama juga boleh" Ratna berkata sambil tersenyum hangat kepada Ayuna.
"A-paa? E-hhh iya. Tante cantik sekali" jawab Ayuna dan ikut tersenyum.
Tiba-tiba pelayan datang membawa makanan untuk Ayuna.
"Permisi, ini nyonya makanannya"
"Terimakasih, bik. Bibik keluar saja. Biar saya yang suapin Ayuna"
"Baik nyonya, kalau begitu bibik permisi dulu"
Ratna hanya mengangguk memberikan jawaban.
"Kamu makan dulu ya sayang, habis itu obatnya di minum, supaya cepat membaik. Ayo, buka mulutnya. Aa aa am.'' Mama Arya menyuapi Ayuna dengan begitu sabar dan perhatian.
Ayuna menatap Ratna dengan penuh haru.
"Mama nya pak Arya ternyata sangat baik, padahal aku bukan siapa-siapa nya dia. Aku merasa dia sama seperti ibu" batin Ayuna terharu.
"Mertua aku saja tidak pernah bersikap seperti ini kepada ku" batin Ayuna lagi, sambil tersenyum getir mengingat mamanya Yudha.
----------------------
Sementara itu ditempat lain Yudha masih gelisah memikirkan Ayuna, dia datang ke kantor sedikit terlambat hingga dia di panggil sama atasannya.
sebejad2 nya laki2 pasti cari istri yg bener.