Safira di jebak oleh teman-teman yang merasa iri padanya, hingga ia hamil dan memiliki tiga anak sekaligus dari pria yang pernah menodainya.
Perjalanan sulit untuk membesarkan ke tiga anaknya seorang diri, membuatnya melupakan tentang rasa cinta. Sulit baginya untuk bisa mempercayai kaum lelaki, dan ia hanya menganggap laki-laki itu teman.
Sampai saat ayah dari ke tiga anaknya datang memohon ampun atas apa yang ia lakukan dulu, barulah Safira bisa menerima seseorang yang selalu mengatakan cinta untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sun_flower95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 9
Sore hari Safira pun pergi menjemput anak-anaknya yang ia titipkan pada bu Resti.
"Ni, Fira ke rumah ibu dulu ya buat jemput anak-anak" pamit Safira pada ni Eti yang tengah duduk di depan pintu.
"Iya, Fir" ucap ni Eti.
Safira pun berlalu pergi untuk menjemput ke tiga anaknya. Sesampai di sana Safira melihat ke tiga anaknya tengah bermain di bawah pohon jambu air di halaman rumah itu.
"Assalamu'alaikum anak-anak mama" sapa Safira pada anak-anaknya.
"Wa'alaikum salam mama" ucap ke tiga anak itu sambil berlari menyambut kedatangan Safira.
"Kalian lagi apa? Di mana Nin?" tanya Safira.
"Kita lagi tunggu mama, Nin ada di belakang tambak sedang antar bu dokter yang mau beli ikan" ucap Raiyan.
"Ma, tadi Nin titip pesan, kalau mama datang di suruh ke tambak dulu" ucap Dayyan.
"Oh, ya udah kalian tunggu di sini ya. Mama samperin Nin dulu" Safira berkata sambil mengusap kepala ke tiga anak-anaknya.
Dari arah samping rumah, ia melihat beberapa orang tengah menyortir ikan-ikan dan ia juga melihat ada dokter Sela bersama seorang ibu-ibu yang mungkin seusiaan dengan bu Resti.
"Assalamu'alaikum" sapa Safira.
"Wa'alaikum salam" jawab orang-orang yang ada di sana.
Safira pun menghampiri bu Resti yang tengah menimbang ikan untuk dokter Sela.
"Bu Fira, gimana kabarnya?" tanya Arsela.
"Alhamdulillah, baik dokter, gimana kabar dokter sendiri?" tanya balik Safira.
"Alhamdulillah, saya juga baik. Oh ya kenal kan ini mama saya" ucap Arsela mengenalkan mamanya pada Safira.
"Safira bu" ucapnya sambil menyalami tangan nyonya Sita.
"Saya Sita, mamanya Sela" ucap nyonya Sita.
Setelah selesai membeli ikan Arsela dan nyonya sita pun pamit undur diri terlebih dahulu.
"Bu, tadi kata Dayyan ibu panggil Fira, ada apa?"
"Gak ada apa-apa Fir, ini kamu bawa ikan buat kalian dan ibu. Ini ada titipan dari Caca juga buat si kembar" ucap bu Resti sambil memberikan ikan dan bingkisan.
"Caca kapan pulang bu?" tanya Safira lagi.
"Paling nanti kalau libur semester pulang sama Abizar" jawab bu Resti.
Caca sudah mulai kuliah, ia ikut Abizar untuk kuliah sembari membantu Abizar mengurus restoran keluarganya.
"Oh, baiklah. Fira sama anak-anak pulang dulu bu" ucap Safira.
"Anak-anak, sini ayo pamit dulu sama Nin dan Aki" ucap Safira pada anak-anaknya.
Setelah berpamitan, Safira, Dayyan, Raiyan dan Qirani pun berjalan beriringan menyusuri kebun dan sawah yang tak terlalu jauh. Setelah mereka sampai di rumah ni Eti Safira bergegas membersihkan ikan untuk di jadikan lauk makan malam mereka.
"Abang, tadi mama selain bawa ikan bawa apa lagi?" tanya Qirani yang penasaran dengan bingkisan pemberian Caca.
"Abang kurang tau, nanti tunggu mama aja yang bukain buat kita" ujar Dayyan.
"Kira-kira isinya apa ya bang, dek?" tanya Raiyan yang ikut penasaran.
"Sabar, tunggu mama selesaikan kerjaannya dulu" ucap Dayyan.
Dayyan memang tumbuh menjadi anak yang baik, pintar, bertanggung jawab dan juga bisa mengayomi adik-adiknya. Sedangkan Raiyan dia lebih cerewet dan selalu ingin tahu tentang hal apa pun. Kalau Qirani lebih manja dan terlihat lebih kalem dari pada Raiyan, tubuh mereka memang tidak gemuk tapi lebih terlihat berisi, apa lagi ke tiganya memiliki lesung pipi.
Dayyan lesung pipi nya hanya sebelah kanan dan memiliki tanda lahir di bagian atas pelipisnya, lebih terlihat seperti bekas luka. Sedangkan Raiyan memiliki lesung pipinya di sebelah kiri saja dan tanpa ada tanda lahir. Dan Qirani memiliki lesung pipi di kedua belah wajahnya, jadi terlihat lebih manis jika sedang tersenyum.
***
Sepulang dari mengantar Arsela membeli ikan, nyonya Sita terlihat begitu senang, ia terlihat lebih bahagia. Bahkan tuan Ardan yang melihatnya pun merasa heran.
"Ma, mama kenapa? Dari tadi papa liatin mama senyum-senyum terus? Ada hal bahagia apa?"
"Mama habis ketemu si kembar tiga, ternyata mereka lebih lucu dan imut-imut dari yang mama bayangkan"
"Kembar tiga? Siapa ma?"
"Itu loh pa, yang pernah mama ceritain dulu pas waktu Arsela baru tugas sebulan disini"
"Papa jadi penasaran ma"
"Mama jamin, papa pasti akan langsung jatuh cinta sama mereka. Apa lagi warna mata silver mereka yang terlihat polos, u....h bikin gemes"
"Warna mata silver?"
"Iya pa, mereka memiliki warna mata silver. Kenapa pa?"
"Hmmm.... papa jadi tambah penasaran"
Tuan Ardan berencana menginat lima hari di kampung itu, tiga hari beliau gunakan untuk meninjau lokasi proyek, dan dua hari di gunakan untuk liburan di sana.
***
Di kota lain, Arselo merasa kacau. Ia baru kalah taruhan dengan teman-temannya, pulang ke rumah pun sepi tak ada orang tuanya. Hingga ia memutuskan untuk pergi ke apartemen kecil yang ia beli, ya pada akhirnya Arselo membeli apartemen itu. Ia sendiri pun merasa aneh, padahal ia jarang tidur di sana.
Sesampai di basemen gedung apartemen itu, Arselo bergegas menuju lantai tempat unitnya berada. Hingga....
Ting...
Seseorang masuk ke dalam lift itu.
"Lho Arselo, tumben pulang ke sini?" tanya Vivi.
"Iya, gue lagi suntuk di rumah sendirian" jawab Arselo
"Lo mau kemana Vi?" tanya Arselo yang melihat Vivi mengenakan gaun malam **** dengan d**a rendah dan panjang bawahnya pun hanya sejengkal.
"Aku mau datang ke acara temen ku yang ngadain party di klub biasa, kamu mau ikut?" tanya Vivi.
"Kayaknya seru tuh. Boleh deh tapi gue mandi dan ganti baju dulu" ucapnya sambil keluar dari lift bersama dengan Vivi menuju unitnya.