NovelToon NovelToon
Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / TimeTravel / Petualangan / Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lyana Mentari

Fiksi-Fantasy

Berkisah tentang dokter muda yang ambisius mengabdikan diri untuk kesehatan anak-anak.

Marissa Darwanti, karena sebuah kecelakaan tragis di malam yang penting. Membuatnya harus berpetualang ke dalam novel berjudul Back In Time, karya sang sahabat.

Antara nyata dan tidak, entah ini mimpi atau memang jiwa Risa merasuk ke dalam raga seorang selir, dari dinasti antah-berantah di dalam novel itu. Menjadikannya seorang selir jahat, yang haus akan cinta dan kekuasaan, Selir Agung Wu Li Mei.

Akankah Risa mampu bertahan dan menjalani hidup sebagai Wu Li Mei? Atau ia bisa terbangun sebagai Marissa suatu hari nanti?



Slow update teman-teman, up hari Senin dan Kamis yaa! Terima kasih, dukung novel ini terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyana Mentari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu sang permaisuri

Pagi yang cerah, matahari bersinar hangat dan hiruk-pikuk istana dimulai. Wu Li Mei mengawali harinya dengan bahagia, wanita itu sudah sibuk menatap ulang paviliunnya, juga taman bunga dan kolam teratai.

Beberapa interior dan ornamen sengaja ia ganti menjadi warna putih atau warna dasar kayu, bunga-bunga menjadi lebih beragam, dan kolam teratai ditambah lebih banyak ikan.

Wu Li Mei juga menanam banyak pohon buah dan herba di sekeliling paviliunnya, sebagai Dokter Risa, tentu ia banyak mempelajari tanaman herbal untuk kesehatan. Sekalipun ada Tabib Zhong, tapi ia tak mau kemampuannya luntur karena tidak lagi melakukan praktik dokter. Sepertinya, Risa benar-benar harus mengikhlaskan Marissa Darwanti sang dokter bedah anak kesayangan para pasien kecil, kini ia harus memulai hidupnya sebagai Wu Li Mei. Terkadang, wanita itu menjadi rindu dengan jadwal operasi, ruang operasi dan pisau bedahnya. Ia juga merindukan Jessy, keluarga dan teman-teman dokternya. Risa rindu mengenakan jas dokter dan mengujungi pasien.

Seandainya ia bisa kembali menjadi Risa, bisakah ia kembali menjadi Dokter Risa?

"Dayang, tolong pindahkan beberapa bunga itu, sisakan beberapa saja." titah Wu Li Mei, wanita itu turut andil bagian dalam perubahan interior kediamannya.

Dayang Yi mendekat, "Ingin ditanam dimana bunga ini, Yang Mulia."

Dayang Yi datang bersama dayang lainnya, membawa bunga peony beraneka warna.

"Tolong tanam bunga itu di dekat kolam, aku ingin memandangnya saat bersantai."

"Baik."

Wu Li Mei kembali sibuk, mengarahkan para kasim dan dayang untuk menata ulang interior kamarnya. Lebih banyak warna putih dan kayu, Wu Li Mei mengganti semua tirai merah membaranya dengan warna putih.

"Aroma apa ini?"

"Maaf, Yang Mulia?"

Wu Li Mei menghirup dalam-dalam udara di sekitarnya. "Aroma kamar ini."

"Ini aroma terapi bunga melati, Yang Mulia. Aroma kesukaan anda." jawab para dayang sopan.

Li Mei menggeleng, jujur saja aroma bunga melati yang cukup kuat membuatnya pusing. Wanita itu duduk sejenak dan memijat pelipisnya, "Dayang, tolong kau ganti saja aroma ruangan ini." titahnya.

"Baik, Yang Mulia." dayang itu mengangguk, "Anda ingin aroma apa?"

"Sedap malam mungkin, atau lavender." balas Li Mei asal.

Para dayang segera mengambil semua lilin aroma terapi yang ada di ruang kamar Wu Li Mei, dengan cepat menggantinya dengan aroma lain. Aroma bunga sedap malam yang lembut dan hangat.

Wu Li Mei kembali mengela napas dalam, "Ya, ini jauh lebih baik. Terima kasih, dayang."

"Maaf, Yang Mulia." seorang dayang datang dengan tergesa.

Wu Li Mei meliriknya sekilas, "Ada apa?"

"Permaisuri Yang Jia Li sudah menunggu di depan paviliun untuk bertemu dengan anda." jawabnya.

Wu Li Mei terdiam, si licik Yang Jia Li rupanya, oh sungguh berani. Wanita itu hampir membunuhnya dan kini berniat berkunjung, untuk apa? Untuk memastikan dirinya tak bersalah? Sungguh menggelikan. Tapi apa mau dikata, ia pun tak punya cukup bukti untuk menghukum Yang Jia Li sekarang.

"Dayang Yi!" panggil Wu Li Mei, "Persiapkan pondok teratai, aku ingin menghabiskan siang bersama Permaisuri Yang disana."

Dayang Yi mengangguk, lalu pergi bersama beberapa dayang.

"Sambutlah ia, katakan aku menunggunya di pondok teratai." ujar Wu Li Mei.

"Baik, Yang Mulia."

Wu Li Mei sengaja mengganti hanfunya, menata kembali rambut dan riasan wajahnya. Ia harus terlihat menawan dan elegan, Wu Li Mei sengaja membubuhkan lebih banyak bedak agar terlihat lebih pucat.

Pondok teratai telah siap, tersaji teh dan beberapa hidangan ringan untuk menemani acara minum teh. Semilir angin menyambut bersama gemericik air kolam yang jernih. Permaisuri Yang Jia Li tampak mempesona dengan hanfu berwarna kuning dan tusuk konde lima tingkat.

Yang Jia Li menyusuri paviliun selir agung, ia sempat terpesona karena paviliun ini tidak lagi berwarna merah menyala. Taman bunga juga lebih hidup dan berwarna-warni. Sepertinya, Wu Li Mei benar-benar berubah.

"Salam, Permaisuri Yang Jia Li." sapa Wu Li Mei dengan senyum terpaksa.

"Bangkitlah, Selir Agung Wu Li Mei." balas Jia Li.

Kedua wanita istana itu duduk saling berhadapan, bersekat meja kecil untuk minum teh.

"Oh, sudah lama sekali aku tidak kemari. Paviliun ini kini sudah mengenal banyak warna." ujar Yang Jia Li.

"Ya, Yang Mulia. Saya sengaja mengganti beberapa ornamen agar lebih nyaman." balas Wu Li Mei.

Yang Jia Li menatap ke kolam, "Ku rasa air mancur itu dulu tidak ada Mei Mei." sang permaisuri mengarahkan telunjuknya pada air mancur di tengah kolam.

Wu Li Mei tersenyum, "Saya meminta para ahli istana untuk membuatnya, Yang Mulia."

"Itu, sungguh indah." puji Jia Li.

Wu Li Mei mengangguk, "Terima kasih."

"Jadi, apa Mei Mei sudah membaik?" tanyanya, tatapannya berubah datar.

Wu Li Mei mengangguk pelan, "Terima kasih telah mengkhawatirkan saya, Yang Mulia. Saya sudah membaik."

"Apa kabar itu benar?"

"Maksud anda?" Wu Li Mei mengerutkan kening, menatap datar wanita di hadapannya itu.

"Mei Mei kehilangan ingatan," balas Jia Li. "Kau benar-benar tidak ingat dengan apa yang terjadi malam itu?"

Wu Li Mei menggeleng, menatap Jia Li tepat di manik matanya. "Sayang sekali, saya tidak ingat."

"Apa para dayangmu tidak mengatakan sesuatu?"

"Mereka hanya berkata, saya jatuh ke danau."

Yang Jia Li mengangguk-angguk, dalam hati ia bersyukur karena dewa ternyata ada di pihaknya. Tapi sayangnya, ia harus menyusun rencana baru untuk membunuh Wu Li Mei. Wanita licik itu tidak bisa dibiarkan terlalu lama, karena akan menganggu rencana besarnya.

"Silahkan diminum tehnya, Yang Mulia." ujar Wu Li Mei, ia juga menuangkan teh ke dalam cangkir porselen Jia Li.

Yang Jia Li mengangguk, meraih teh itu dan memainkannya untuk menunggu dingin.

"Mungkin, Mei Mei tidak sengaja terpeleset."

"Mungkin juga begitu," Wu Li Mei menyetujui, "Atau mungkin juga tidak."

"Maksudmu?" gerakan Permaisuri Yang terhenti.

"Mungkin saja ada yang sengaja mendorong saya." ujar Wu Li Mei dengan berani. "Sungguh malang karena saya tidak bisa mengingat insiden itu, jika saya ingat, pasti orang itu sudah mati." tekan Wu Li Mei.

...****************...

"Guru Zhang, izinkan aku beristirahat untuk sejenak."

"Baik, Putra Mahkota." Guru Zhang mengangguk, pria tua itu meletakkan pedangnya di sisi tubuhnya.

Pria tua itu telah menjadi guru berpedang keluarga kaisar selama tiga generasi, mulai dari kaisar terdahulu, Kaisar Zhou, dan sekarang Putra Mahkota Zhou Ming Hao. Bagi keluarga kerajaan, berpedang, memanah, dan berkuda adalah sebuah keharusan untuk dikuasai.

Zhou Ming Hao, Putra Mahkota Dinasti Ming. Anak laki-laki berusia lima belas tahun yang sangat tampan, garis wajahnya mewarisi sang ayah, namun mata tajam itu jelas milik Wu Li Mei. Di usia yang masih belia, Ming Hao sudah ahli dalam memanah, berkuda, dan bermain pedang. Sang putra mahkota juga cerdas dan terampil dalam bidang seni. Zhou Ming Hao dididik langsung oleh sang ayah, Kaisar Zhou guna menjadi penerus Dinasti Ming. Namun begitu, sang putra mahkota memiliki sifat dingin dan kaku, ia menjadi lebih pendiam karena tidak mendapat cukup kasih sayang. Kaisar selalu sibuk dengan pemerintahan, dan Permaisuri Yang tidak pernah sedikitpun memberi perhatian. Hidupnya kian menyedihkan saat sang ibu, Selir Agung Wu Li Mei dilarang berinteraksi dengannya oleh Permaisuri Yang Jia Li.

"Ku rasa latihan untuk hari ini sudah cukup, Yang Mulia." ujar Guru Zhang.

Zhou Ming Hao mengangguk, "Baiklah, terima kasih guru. Kau boleh kembali."

"Salam, Yang Mulia."

Sang putra mahkota mengangguk pelan, lalu berjalan ke sisi lapangan untuk mengambil pedangnya. Anak laki-laki itu terdiam sejenak, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Lapangan tempat latihan berpedang terletak di padang rumput, bukit timur di samping istana. Zhou Ming Hao memilih tempat ini karena pemandangan yang luar biasa indah. Pemukiman penduduk yang diapit sungai besar dan gunung Fu yang menjulang tinggi hingga puncaknya tertutupi salju abadi.

"Salam, Yang Mulia."

Zhou Ming Hao menoleh saat mendengar suara yang ia kenali. "Bangkitlah, adik."

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ming Hao.

Putri Zhou Fang Yin menggeleng pelan lalu tersenyum, "Aku sedang berlatih menunggang kuda, melihatmu ada disini, aku memutuskan untuk menyapamu."

Zhou Ming Hao mengangguk, "Apa yang kau simpan itu?" tunjuknya pada sekumpulan bunga di pelana kuda milik Putri Mahkota Fang Yin.

"Ah, itu... " Zhou Fang Yin melirik ke kanan dan kiri. "Bunga Peony."

"Untukmu?"

"Untuk Ibu." jawab sang putri lirih.

Ming Hao memejamnya matanya sejenak, menghela napas berat. "Fang Yin, ibu permaisuri tidak menyukai bunga peony."

"Bukan untuk ibu permaisuri." sanggahnya.

"Lalu?" Ming Hao mengerutkan kening, "Jangan bilang......"

"Ya, kau benar kakak. Untuk ibu selir."

Zhou Fang Yin melihat sekumpulan bunga peony yang sedang mekar saat berlatih berkuda, sang putri tergerak untuk memetik beberapa dan menyimpannya.

Zhou Ming Hao mendekat, menyentuh bahu sang adik. "Xiao Yin, berhentilah peduli pada ibu selir, dia bahkan tidak peduli dengan kita. Dan kau akan mendapat masalah jika Permaisuri Yang sampai mengetahuinya."

Sang putri menunduk, lalu mengangguk singkat.

"Baiklah."

Zhou Ming Hao hanya bisa menatap iba pada sang adik, Fang Yin begitu menyayangi Wu Li Mei. Tapi ia pun tidak bisa melakukan sesuatu, jika Permaisuri Yang Jia Li sampai mengetahui perihal interaksi mereka dengan selir agung. Pasti Ibu Permaisuri akan marah besar dan berakhir menghukum mereka. Ming Hao pun tidak tahu pasti alasan Permaisuri Yang menjauhkan mereka dan sang ibu.

"Baiklah, ayo kembali ke istana."

"Ya, kakak."

Kedua kakak beradik itu berjalan beriringan kembali ke istana. Sepanjang perjalanan hanya diwarnai hening karena tak ada yang membuka suara, tata krama istana melatih mereka dengan cara yang berbeda. Menciptakan dua kepribadian yang berbeda pula. Interaksi antara keduanya pun dibatasi, jadi sangat wajar jika Zhou Ming Hao dan Zhou Fang Yin tak seakrab saudara kembar pada umumnya.

1
Dewi Rima
Luar biasa
Erti Zalukhu
ya kok gak nyambung kecewa loh
Siti S
Luar biasa
Ayu_Lestary
ikut berkaca-kaca 🥺🥺🥺
Ayu_Lestary
seru seru seru.... 😍
Ayu_Lestary
Dokter risa langsung menikmati kehidupan barunya, 👏
rita medialistuti
seru ceritanya, tapi dalam hati tetap bertanya tanya bagaimana risa bisa kembali..
🇲🇾 🇵🇸🍃🍁Rullaisy 🍁🍃
semakin lama semakin bodo
YAM
Luar biasa
Helen Nirawan
yg dr masa depan kalah ma yg kuno seh , pinter an donk
Helen Nirawan
eh sinting itu adik lu , otak lu ilang , klo pun mo selingkuh cari cowo laen , gila , waras lu ? 😖😖😳😱
Helen Nirawan
kaisar apaan lu , itu bini lu , klo dia jahat lu gk bs hukum dia , malah nyuruh selir , dah gt minta imbalan , lu kaisar gk ada kuasa ny sama sekali , preett , anak lu itu yg di jahatin bkn org laen , oon isshh
Helen Nirawan
apa gk py ruang dimensi gt ?
Awind Widayanti
kenapa harus Marah
Awind Widayanti
wes khaisar am kaming
Efendi Siantar
jatuh 1 korban lagi
yuká_s
👍🏻👍🏻
Efendi Siantar
Luar biasa
Buke Chika
dari kemarin2 cuman peringatan doang selir2
Buke Chika
bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!