Istrinya dalam keadaan mati suri setelah melahirkan. Untuk membangunkannya, Zhou Fan harus mencari sepuluh kristal beast. Namun tidak semua kristal beast dapat ia gunakan, minimal harus tingkat ke delapan, dan itu semua berbasis es.
Selain itu, Zhou Fan akan mencari gurunya yang tiba tiba hilang tanpa kabar.
Dari sini petualang Zhou Fan di negeri seberang dimulai. Akankah dia berhasil menuntaskan tujuannya?
Cover by Google
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 5 : Pergi ke Ibukota
"Aku akan kembali ke istana kekaisaran, Yang Mulia Kaisar dalam satu minggu ini akan mengadakan acara ulang tahunnya." Pangeran ketiga berkata tanpa melihat orang yang diajak bicara, dia menatap permukaan meja sambil mengetukkan jari telunjuk.
Zhou Fan serta ketiga orang lain hanya diam menyimak apa yang disampaikan, sampai pangeran ketiga berkata. "Kau ikut denganku."
Tangannya memang tidak menunjuk siapapun, masih di atas meja. Tapi bola mata hitam itu melirik ke arah Zhou Fan.
"Jika pangeran ketiga berkenan." Zhou Fan berpikir ini adalah kesempatan langka, dia dapat mengumpulkan lebih banyak informasi tentang keberadaan gurunya.
Sementara Zhou Fan akan ikut bersama dengan Shao Mingrui, ketiga orang lain akan bertugas mengatur pasukan yang ada di kota Bei Xian.
...
Pagi pagi sekali, kuda sudah bersiap di depan kediaman Tuan Kota Bei Xian yang juga merupakan seorang pangeran ketiga-Shao Mingrui.
Bersamaan dengan itu gerbang terbuka menampilkan tiga pria berbeda usia.
"Pangeran, dari empat pemimpin pasukan, kenapa anda memilih nya?" Kasim Di melirik Zhou Fan tanpa sungkan.
Zhou Fan hanya diam, dia tak akan mempermasalahkannya, orang seperti ini hanya dapat dibungkam dengan kemampuan. Tanpa melihat sendiri, tak akan dapat merubah pandangannya.
Kasim Di berada pada tingkat petarung kaisar bintang empat, dia satu tingkat di bawah Shao Mingrui. Meski begitu, Shao Mingrui sangat percaya kepadanya.
Shao Mingrui melirik Zhou Fan, dia kemudian memalingkan wajahnya ke depan. "Kasim Di, jangan menilai dari luarnya saja. Di antara keempat pemimpin pasukan, aku percaya dia yang terkuat."
Kasim Di tak bisa lagi membantah, dia hanya bisa menahan kegeraman ketika pangeran ketiga lebih membela pemuda asing dibandingkan dengannya.
Dia sudah mengabdi selama lebih dari sepuluh tahun, tapi kalah dari seorang pemimpin pasukan yang baru saja bergabung. Ini jelas merupakan penghinaan besar baginya.
Ketiganya menunggang kuda masing masing, melaju ke Kota Boa Jia atau yang lebih dikenal dengan Ibukota Kekaisaran Shao.
Namun jarak dengan Kota Bei Xian tidak bisa dikatakan dekat, bahkan mungkin akan memakan waktu seharian dengan kecepatan tinggi. Itupun jika mereka tidak berhenti di jalan, jadi mereka akan sampai pada sore esok hari.
Namun itu masih perkiraan, karena apa yang terjadi kedepannya tidak ada yang mengetahuinya.
Matahari baru memunculkan dirinya, tapi ketiga pria berbeda usia itu melaju cepat membelah jalan. Hentakan kaki kuda terdengar bersahutan, tak jarang kuda memekik saat tali kekang di hentakkan.
Tak ketinggalan serigala besar yang terus mengejar Zhou Fan, dia seakan tidak mau ketinggalan. Mengikuti kemanapun langkah kuda tuannya.
Embun pagi masih sangat dapat dirasakan, ketika terkena hantaman laju kuda seolah butiran embun itu pecah menghamburkan sebuah sensasi menyegarkan.
Waktu bergerak cepat, tak terasa matahari telah berada di puncak kepala, bayangan di bawah kaki seolah sangat pendek.
Panas terik matahari sangat menyengat, keringat mulai membasahi tubuh ketiga pria yang masih dengan cermat melajukan tunggangan mereka.
Tanpa terasa hari sudah menjelang malam, sudah tak terhitung desa yang mereka lalui, tanpa terasa sudah berada di Kota He, dan perlu melewati dua kota lagi untuk sampai di Ibukota Kekaisaran.
Namun untuk melanjutkan perjalanan mereka akan menunggu hari berganti, bagaimana pun kuda mereka butuh istirahat, dan mereka juga ingin mengisi perut yang sudah kosong seharian.
"Serigalamu juga masuk?" Kasim Di melirik dengan sinis.
Zhou Fan memandang ke sekitar, tak menemukan adanya larangan dia langsung masuk. "Tidak ada larangan, kenapa tidak boleh?"
Bangsat!
Kasim Di menggeram marah, tapi Shao Mingrui dengan cepat menahan pundak pria tua itu. Dia pun tidak berani memperpanjang masalah ini.
Hari semakin malam, bulan tak terlihat karena awan gelap bergumul lebat. Angin dingin bertiup dari selatan, menandakan akan ada hujan yang siap menanti.
Namun perasaan Zhou Fan menjadi tidak tenang, dia merasakan suatu yang bahaya akan datang menghampirinya. Pemuda itu beranjak dari tempat tidurnya, berdiri sambil menatap ke luar jendela.
Matanya yang masih redup tiba tiba melotot tajam ketika merasakan beberapa orang berkumpul di atas penginapan.
"Ada yang tidak beres." Zhou Fan keluar penginapan, melompat ke bangunan yang bersebelahan.
Dilihat dari kegelapan, sekitar tujuh orang berdiri di atap penginapan. Pakaian mereka hitam dengan kepala berpenutup kain yang juga hitam.
Zhou Fan tidak langsung bergerak, dia mengintai sebenarnya siapa target mereka. Yang jelas bukan dia, karena baru beberapa hari di Kekaisaran Shao.
"Mereka berdiri di atas ruangan pangeran ketiga, apakah mereka mengincarnya?" Zhou Fan menggelengkan kepala, hidup seorang pangeran tidak selamanya akan menyenangkan, banyak bahaya yang selalu datang mengancam.
"Sebenarnya ini tidak ada hubungannya denganku, tapi dengan mengatasi pembunuh ini aku akan mendapat kepercayaan Shao Mingrui. Dengan begitu aku bisa memanfaatkan latar belakangnya untuk mencari keberadaan guru."
Zhou Fan melompat ke atas atap penginapan. Kemunculan yang tiba tiba membuat ketujuh pembunuh terkejut.
"Siapa kau?!"
"Tak perlu basa basi!" Zhou Fan menarik pedang darah malam dan langsung menyerang.
Ketujuh pembunuh itu melompat berpencar, mereka mengeluarkan belati yang sebelumnya tersimpan rapi di panggung.
Trang...
Zhou Fan menarik pedang dan langsung mendaratkan sebuah tapak di kening salah satu pembunuh.
Bruak...
Tubuh pembunuh itu terpental dan jatuh ke bawah. Serangan tidak sampai di sana, Zhou Fan mengincar salah satu dari mereka dan langsung memburunya.
"Berkumpul!"
Keenam pembunuh berkumpul, membentuk lingkaran. Mereka menyatukan belati di tengah, dan tangan lainnya memegang pundak teman di sampingnya.
Zhou Fan mengerikan kening, dia tak tahu apa yang akan dilakukan keenam pembunuh yang tersisa.
Tak memberikan waktu lebih lama untuk berpikir, Zhou Fan dihadapkan dengan sebuah belati besar yang bersiap menebas ke arahnya.
Belati itu mungkin hanya sebuah ilusi, tapi kekuatan yang terpancar benar benar tidak dapat diremehkan.
"Tebasan ganda!"
Zhou Fan menebas dua kali, dia mengeluarkan jurus andalannya untuk berhadapan dengan jurus gabungan keenam pembunuh.
Blar...
Ledakan itu sangat dahsyat. Bahkan kedua pihak terlempar beberapa langkah kebelakang. Sedang atap penginapan terguncang tak karuan.
Merasa misi telah gagal, keenam pembunuh itu pergi tanpa peduli terhadap teman yang masih tergeletak di bawah. Dentuman itu tentu akan membuat kehebohan, rencana yang telah disusun matang matang malah hancur begitu saja.
Mereka mengingat wajah itu, dan tak akan pernah melupakannya.
Tak lama Shao Mingrui datang bersama dengan Kasim Di. "Ada apa, aku mendengar ada sebuah ledakan hebat di atap penginapan."
Zhou Fan tak menjawab, dia turun dan mengambil tubuh pembunuh yang masih tak sadarkan diri.
"Tujuh orang datang berniat membunuh anda, mereka tidak lemah, bahkan dapat mengeluarkan kekuatan yang besar."
Zhou Fan mengeluarkan jurus tebasan ganda, tapi masih belum bisa mengalahkan mereka. Jelas mereka mempunyai kultivasi tidak rendah.
Shao Mingrui lebih tertarik dengan pembunuh yang berada dalam cengkeraman Zhou Fan. Memperhatikan pakaian yang terdapat motif bunga teratai samar, membuat keningnya mengerut.
Hem...
"Bajingan itu, ternyata berani juga!"