NovelToon NovelToon
Pedang Abadi Dan Bunga Sakura Es

Pedang Abadi Dan Bunga Sakura Es

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan / Perperangan / Fantasi Timur / Action / Romantis / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Michael Nero

Di dunia kultivasi yang kejam bernama Benua Azure Langit, seorang pemuda desa bernama Lin Feng seumur hidup dianggap “sampah” karena dantian rusak yang membuatnya tak mampu menyerap Qi. Diejek, dikhianati, bahkan tunangannya membatalkan perjodohan demi masa depan yang lebih cerah.

Dari seorang anak desa yang terbuang hingga menjadi legenda yang ditakuti sekaligus dikagumi, Lin Feng berjuang membuktikan bahwa bahkan “daun kering” bisa menjadi pedang abadi yang membelah langit. Bersama Su Ling’er, ia menapaki jalan panjang menuju keabadian—jalan yang dipenuhi darah, air mata, tawa, dan cinta abadi yang tak pernah layu seperti bunga sakura es di puncak gunung suci.

Sebuah kisah epik xianxia klasik penuh aksi kultivasi, balas dendam yang memuaskan, romansa manis yang berkembang perlahan, serta perjalanan menjadi tak terkalahkan sambil melindungi orang yang dicintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Michael Nero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6: Murid Inti Dan Rahasia Yang Terungkap

Pagi setelah jamuan malam, sinar matahari pagi menyusup melalui jendela kamar Lin Feng di pavilium murid inti. Kamar itu sederhana tapi luas, dengan pemandangan lembah hijau di bawahnya.

Ia terbangun lebih awal, tubuhnya masih terasa pegal dari pertarungan kemarin, tapi semangatnya membara. Sebagai murid inti baru, hari ini adalah sesi pengenalan sekte.

Elder Han memimpin kelompok yang beranggotakan lima puluh murid ke aula besar di puncak gunung. Dinding aula dihiasi relief pedang raksasa yang memancarkan aura tajam, seolah bisa menebas siapa pun yang tak layak.

“Kalian adalah bibit terbaik tahun ini,” kata Elder Han dengan suara menggelegar.

“Tapi ingat, di Sekte Pedang Langit, kekuatan bukan segalanya. Kesetiaan, ketekunan, dan hati pedang yang murni adalah kunci. Hari ini, kalian akan mendapatkan manual dasar dan tugas pertama, berburu binatang buas di Hutan Luar untuk mengumpulkan inti binatang tingkat satu.”

Kerumunan bergumam antusias. Su Ling’er berdiri tak jauh dari Lin Feng, tatapannya masih dingin tapi sesekali meliriknya sekilas.

Setelah pengenalan, mereka dibagi menjadi tim kecil. Lin Feng, Su Ling’er, dan tiga murid lain—dua pemuda sombong dari klan besar dan seorang gadis pemalu bernama Xiao Yu—ditempatkan dalam satu tim.

“Misi ini sederhana,” kata pemimpin tim sementara, seorang pemuda bernama Wang Hao. “Kita hanya perlu mengumpulkan sepuluh inti binatang dalam dua hari. Mudah bagi kita para jenius.”

Lin Feng hanya mengangguk, tapi dalam hati ia tahu hutan luar sekte bukan tempat main-main. Di sana ada binatang buas tingkat satu hingga dua atau lebih, cukup untuk membunuh kultivator Qi Condensation jika lengah.

Akhirnya mereka berangkat siang itu, menyusuri jalur berkelok ke hutan lebat yang masih dipenuhi kabu. Aroma lumpur dan dedaunan busuk langsung menyambut mereka di dalam. Burung-burung aneh bernyanyi dengan nada yang tak biasa, seolah memperingati akan adanya bahaya.

Tak lama mereka menyusuri kedalaman hutan, di suatu tempat di dekat aliran sungai mereka akhirnya menemukan target pertama, seekor Macan Es Tingkat Satu yang sedang minum di pinggir sungai. Bulunya putih berkilau dan taringnya putih panjang seukuran lengan manusia.

Wang Hao langsung maju dengan gegabah. “Biarkan aku yang tangani!” teriaknya dengan nada congkak.

Tapi insting macan itu lebih cepat. Ia segera melompat dengan raungannya yang menggelegar, cakarnya dengan presisi menebas ke arah Wang Hao seperti kilat.

Wang Hao sempat mengelak, tapi cakar macan itu berhasil menyentuh lengannya. Darah menyembur seperti air mancur merah, dagingnya robek hingga tulang lengannya terlihat. Sontak ia menjerit kesakitan, sembari mundur memegang lengannya yang hampir putus.

“Kurang ajar!” seru pemuda kedua, Li Wei, sambil mengeluarkan pedangnya.

Ia menebas dengan teknik api, tapi macan es itu memancarkan hawa dingin yang memadamkan api itu sebelum menyentuh bulunya yang lebat.

Binatang itu berbalik, mata merahnya penuh amarah liar. Ia berlari menerjang Li Wei, giginya yang tajam menggigit bahu pemuda itu dengan brutal. Suara tulang retak terdengar jelas, diikuti jeritan yang memekakkan telinga. Darah memercik ke wajah Xiao Yu yang berdiri di belakang, membuat kedua lutut gadis itu gemetar ketakutan.

Su Ling’er langsung bereaksi. Pedang kristalnya yang sudah diperbaiki menebas dari samping, menciptakan dinding es tipis yang menghalangi macan itu sementara.

“Jangan lengah! Ini bukan binatang biasa—ia sudah hampir tingkat dua!”

Lin Feng melangkah maju, pedang kayu persiknya sudah siap. Matanya fokus, intent pedangnya menyebar seperti jaring tak kasat mata.

Macan es melompat lagi, kali ini ke arah Su Ling’er. Cakarnya menebas dengan kekuatan yang sanggup memecahkan batu besar.

Namun Lin Feng bergerak lebih cepat dari bayangan. Ia muncul di depan Su Ling’er, pedang kayunya menangkis cakar itu langsung. Dentang keras bergema, getaran membuat tangannya mati rasa sesaat. Tapi ia tak mundur— sebaliknya, ia melempar lengan macan itu keatas kemudian menusuk balik tepat di mata macan itu dengan ujung pedang kayu yang diperkuat Qi.

Mata kanan macan itu meledak seperti balon, cairan lengket memercik ke mana-mana. Binatang itu meraung kesakitan, tubuhnya bergoyang mundur.

Lin Feng tak memberi kesempatan pada macan itu untuk pergi. Ia menebas lagi dengan teknik Pedang Abadi Langit – Gerakan Ketiga: Angin Musim Gugur yang Mengiris Daun. Garis biru tua melengkung tajam, memotong leher macan dari samping. Kepala binatang itu terpisah dari tubuh, berguling di tanah dengan darah mengucur deras seperti sungai merah yang membanjiri rumput di sekitar.

Tubuh macan itu ambruk dengan bunyi gedebuk berat, darahnya masih menggelegak panas di dinginnya udara hutan.

Semua orang akhirnya dapat bernafas lega walau mereka masih terengah-engah. Wang Hao dan Li Wei memegangi luka mereka, wajah mereka berubah pucat kebiruan karena kehilangan banyak darah.

“Kau menyelamatkan aku...” gumam Su Ling’er pelan, matanya menatap Lin Feng dengan campuran kagum dan sesuatu yang lebih lembut.

Sambil Lin Feng membersihkan darah dari pedang kayunya dengan daun ia membalas gumaman Su Ling'er sambil menyimpul senyum tipis.

“Kita satu tim. Itu saja.”

Tapi senyum kecil di bibirnya membuat Su Ling’er merona tipis—sesuatu yang jarang terjadi pada Putri Es Langit.

Karena anggota Ling Feng ada yang terluka akhirnya mereka memutuskan untuk mendirikan kemah sementara lebih awal di pinggir sungai untuk merawat Wang Hao dan Li Wei.

Xiao Yu mengeluarkan pil penyembuh dari tasnya, membagikannya ke Wang Hao dan Li Wei. Kedua pemuda sombong itu kini diam, tatapan mereka ke Lin Feng sekarang dipenuh oleh rasa hormat yang jelas dipaksakan. Tapi Lin Feng tidak menghiraukannya, prioritasnya sekarang adalah menangani mereka yang terluka.

Malam jatuh dengan cepat di hutan. Api unggun menyala di tengah kemah, memancarkan cahaya oranye yang menari-nari di wajah mereka berlima. Suara binatang malam mulai terdengar, lolongan serigala yang terdengar jauh disertai desingan angin di antara pohon.

Lin Feng dan Su Ling’er mengambil giliran jaga pertama. Mereka duduk berdampingan di atas batu besar, angin malam membawa aroma bunga liar yang manis.

“Kenapa kau menyelamatkan aku tadi?” tanya Su Ling’er tiba-tiba, suaranya rendah agar tak membangunkan yang lain.

Lin Feng memandang api unggun. “Sederhana. Karenanaku tak ingin melihatmu terluka.”

Gadis itu memutar kepala, mata birunya memantulkan cahaya api.

“Bodoh. Aku bisa menangani macam itu sendiri.”

Lin Feng terkekeh pelan. “Ya, tapi kalau kau sampai terluka, siapa yang akan menjadi partner latihan pedangku nanti? Kau kan satu-satunya yang bisa mengimbangi aku di ujian.”

Su Ling’er menoyor bahu Lin Feng ringan—sentuhan pertama yang tak sengaja tapi terasa hangat.

“Dasar sombong. Lain kali, jangan sok menjadi pahlawan. Aku tak suka berhutang nyawa.”

Lin Feng berpura-pura kesakitan, memegang bahunya sambil tersenyum lebar. “Aduh! Pedang es mu tajam, tapi pukulanmu lebih sakit. Kalau begitu, kamu bisa menggantinya dengan mengajakku untuk melihat bintang di puncak gunung nanti, mungkin?”

Su Ling’er memalingkan wajah, tapi bibirnya melengkung kecil. “Mimpi. Tapi… kalau kau mampu mengumpulkan lebih banyak inti binatang dariku besok, aku akan memikirkannya lagi.”

Mereka tertawa pelan bersama, suara itu seperti nada lembut yang menyatu dengan angin malam. Di balik dinginnya hutan, Su Ling’er merasakan kehangatan aneh yang membuat hatinya berdegup lebih cepat— seperti bunga es yang mulai mekar di musim semi.

Sementara itu, di kejauhan, bayangan gelap mengawasi mereka dari balik pohon. Mata merah menyala samar— bukan binatang buas, tapi seseorang dari Sekte Darah Iblis yang menyusup untuk mengintai murid baru potensial.

Keesokan paginya, tim melanjutkan perburuan. Mereka menemukan sarang Serigala Darah Tingkat Satu— lima ekor yang sedang bergerombol.

Karena Wang Hao dan Li Wei masih lemah, jadi Lin Feng dan Su Ling’er yang memimpin serangan. Pertarungan brutal dimulai. Serigala pertama menerjang Xiao Yu, tapi Su Ling’er menghalanginya dengan dinding es. Pedangnya menusuk perut serigala, ususnya tumpah keluar dalam gumpalan darah panas yang menguap di udara dingin.

Sementara Lin Feng menghadapi dua serigala sekaligus. Satu gigitannya nyaris merobek pahanya, tapi ia memutar tubuh dengan cepat dan menebas lehernya dengan satu gerakan. Kepala serigala berguling, mata masih terbuka lebar dalam kematian.

Serigala ketiga melompat ke punggungnya, cakarnya mengoyak jubah dan kulit punggung Lin Feng hingga darah mengalir deras. Rasa sakit membakar seperti api, tapi Lin Feng berbalik sambil berteriak, pedang kayunya menusuk mata serigala hingga menembus otak, hingga gumpalan abu-abu bercampur darah memercik ke wajahnya.

Su Ling’er menyelesaikan dua sisanya dengan teknik es yang mematikan, satu dibekukan hidup-hidup lalu dihancurkan menjadi pecahan es berdarah, yang lain dipenggal dengan tebasan kelopak es yang memotong daging seperti pisau panas melalui mentega.

Misi berakhir dengan sukses, tapi tim kembali ke sekte dengan luka-luka baru. Elder Han memuji mereka, terutama Lin Feng dan Su Ling’er.

Malam itu, di paviliun, Su Ling’er muncul di depan kamar Lin Feng dengan salep obat.

“Ini… untuk lukamu. Jangan bilang aku berhutang lagi.”

Lin Feng menerimanya sambil tersenyum. “Terima kasih. Omong-omong besok malam mau melihat bintang bareng?”

Gadis itu menggeleng tapi tersenyum balik. “Bodoh. Tapi... Baiklah.”

Di luar, angin gunung berhembus lembut, membawa janji-janji baru.

1
Hasan Udin
gak jls alur cerita nya buruk👎👎👎
Nanik S
NEXT 💪💪💪
Nanik S
Harus secepatnya mereka kembali
Nanik S
Lanjutkan Tor 🙏🙏
Nanik S
NEXT
Nanik S
Serasi dan Kompak
Nanik S
Ngincer warisan... dasar Iblis
Nanik S
Ternyata Zhao Long penghianat sekte
Nanik S
Zhao Long... cemburu ya wkwkwk
Nanik S
Lin Feng jangan terlalu polos apalagi oleh kecantikan
Nanik S
Akhirnya jadi murid inti LinFeng
Nanik S
Lin Feng 💪💪💪
Nanik S
Bagus Lin Feng
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Hadir.... ikut nyimak cerita
Ara putri
semangat nulisnya kak.
jika berkenan mampir juga keceritaku PENJELAJAH WAKTU HIDUP DIZAMAN AJAIB
no subject: oke kak
total 1 replies
Yasinta Dwi Wahyuni
ceritanya menarik
saya suka...saya suka.../Drool//Drool/
no subject: terimakasih sudah mampir, bab berikutnya akan segera rilis
total 1 replies
no subject
Halo, para pembaca setia 🤍
Terima kasih banyak atas dukungan dan kesetiaan kalian dalam mengikuti novel ini.

Saat ini, novel sedang dalam proses revisi, khususnya pada segi kepenulisan dan ejaan, agar alur cerita menjadi lebih rapi, nyaman dibaca, dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Selain itu, terdapat beberapa adegan yang perlu dipotong, diperbaiki, atau diganti, demi memperkuat cerita serta menjaga konsistensi plot.

Proses ini dilakukan agar pengalaman membaca kalian menjadi jauh lebih baik ke depannya. Mohon pengertiannya apabila ada perubahan pada beberapa bagian cerita.

Sekali lagi, terima kasih atas kesabaran dan dukungan kalian. Semoga versi revisi nanti bisa memberikan kesan yang lebih mendalam dan memuaskan. 🙏✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!