NovelToon NovelToon
Black Division

Black Division

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Sistem / Mafia
Popularitas:265
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Di tengah kekacauan ini, muncullah Black Division—bukan pahlawan, melainkan badai yang harus disaksikan dunia. Dipimpin oleh Adharma, si Hantu Tengkorak yang memegang prinsip 'hukum mati', tim ini adalah kumpulan anti-hero, anti-villain, dan mutan terbuang yang menolak dogma moral.
​Ada Harlottica, si Dewi Pelacur berkulit kristal yang menggunakan traumanya dan daya tarik mematikan untuk menjerat pemangsa; Gunslingers, cyborg dengan senjata hidup yang menjalankan penebusan dosa berdarah; The Chemist, yang mengubah dendam menjadi racun mematikan; Symphony Reaper, konduktor yang meracik keadilan dari dentuman sonik yang menghancurkan jiwa; dan Torque Queen, ratu montir yang mengubah rongsokan menjadi mesin kematian massal.
​Misi mereka sederhana: menghancurkan sistem.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekacauan Adalah Logistik

Pelabuhan Manila di tengah malam adalah sarang laba-laba baja, kontainer, dan korupsi yang lembap. Udara berbau garam laut, oli, dan besi. Di dermaga kargo D-12, di bawah kerlip lampu sorot yang gagal menembus kegelapan, sebuah operasi logistik ilegal sedang berlangsung: transfer masif senjata militer canggih dari kapal angkatan laut yang menyamar kepada sindikat mafia Asia.

Malam itu, Gunslingers datang untuk mengakhiri pasokan kematian ini.

Edy Dhembeng tidak lagi merasakan angin laut atau debu besi; dia hanya merasakan panasnya GearSpine yang berdenyut di bawah kulit baja organnya. Ia bersembunyi di balik tumpukan kontainer, maskernya yang hitam matte dengan visor merah menyala berfungsi sebagai mata tunggal, memindai panas tubuh, pola angin, dan jalur tembak.

"Tiga regu di darat. Dua penembak jitu di derek. Kapten kapal di anjungan," desis suara mekanis nan dingin dari comm internalnya. "Total estimasi empat puluh lima target. Tidak ada yang layak hidup."

Edy mengaktifkan mutasi nano-senjatanya. Lengan kanannya yang diselimuti baja organik mulai bergetar. Dalam sepersekian detik, kulitnya terbelah, dan tulang ulna serta radiusnya menyusun ulang diri menjadi laras panjang yang ramping dan berpendingin udara. Ujung jari-jarinya menjadi silinder magasin otomatis yang siap memuntahkan proyektil kaliber berat. Tangan kanannya kini adalah Senapan Otomatis bullpup bio-mekanik yang siap menghukum.

Edy melompat dari persembunyiannya.

Aksi dimulai bukan dengan tembakan, melainkan dengan manuver strategis. Edy menembakkan paku besi yang ditarik dari sambungan bahunya ke roda forklift yang sedang memuat peti amunisi. FSHHH! Dua paku melesat, ban meledak, dan forklift itu terguling, peti amunisi berat berserakan di atas beton.

Kekacauan itu menarik perhatian. "Siapa di sana?! Tembak!" teriak seorang petugas mafia berjas, panik.

Edy tidak menjawab. Dia mulai menembak.

DOR! DOR! DOR!

Senapan otomatis bio-mekaniknya bekerja dengan presisi komputer. Bukan tembakan sembarangan; setiap peluru adalah keputusan logistik. Tembakan pertama mengenai lutut petugas mafia yang berteriak. Edy tidak membunuhnya dulu. Tembakan kedua mengenai peti kayu di sebelahnya, meledakkannya dan mengirimkan serpihan tajam ke wajah rekan-rekan mafia lainnya.

Tiga anggota mafia tumbang berlumuran darah karena serpihan kayu yang melesat secepat peluru. Gunslingers tidak menghabiskan peluru untuk target yang sudah terancam.

Regu pertama bereaksi, menembaki Edy. Dia mengaktifkan Kulit Baja Organik sepenuhnya. Peluru-peluru pistol hanya memantul dari tubuhnya. Dia tidak bergerak, membiarkan peluru mengenai tubuhnya untuk memancing perhatian.

"Senjata diciptakan untuk membunuh. Kini aku adalah senjata itu, dan aku hanya membunuh yang layak mati," gumamnya, mengutip filosofi pribadinya yang dingin.

Tembakan balasan datang. Lengan kirinya, yang tadinya hanya lengan biasa, bergetar dan membesar, berubah menjadi Grenade Launcher semi-otomatis. Edy menembakkan dua granat gas non-lethal yang dimodifikasi. Modifikasinya bukan pada daya ledak, melainkan pada kecepatan pelepasan gas halusinogen yang mematikan.

Dua granat menghantam tengah regu pertama. Mereka tidak meledak, tetapi mengeluarkan asap hijau pekat. Mafia-mafia itu ambruk, berhalusinasi, mulai menembaki rekan mereka sendiri, atau sekadar menangis ketakutan.

Edy mengabaikan jeritan mereka. Fokusnya beralih ke atas. Sensor Taktis Optik di mata kirinya berkedip, mengunci dua penembak jitu di atas derek pelabuhan. Jarak: 400 meter. Angin: 5 knot, dari timur.

Dia mengarahkan lengan kanannya ke atas. Senapan otomatis bio-mekaniknya bertransformasi lagi, larasnya memanjang dan menjadi sangat tipis. Jari-jarinya membentuk grip yang stabil. Lengan itu kini menjadi Sniper Bio-Mekanik kaliber tinggi.

Dua tembakan, jarak 400 meter.

Tembakan pertama: Menghantam teropong penembak jitu di sebelah kiri, merobek wajahnya dan membuatnya jatuh dari ketinggian.

Tembakan kedua: Menghantam sendi siku penembak jitu di sebelah kanan, membuatnya menjatuhkan senapan dan berpegangan pada kabel, berteriak kesakitan.

Edy menembak lagi. Peluru kali ini mengenai kabel yang menahan penembak jitu itu. SNAP! Tubuh penembak jitu itu jatuh dengan bunyi keras di tumpukan kontainer.

Sistem logistik kematian Gunslingers bekerja: Mengambil target ancaman tinggi, menghilangkan dukungan, lalu membereskan sisa-sisa.

Sisa-sisa di darat mulai panik. Kapten kapal di anjungan mulai membunyikan klakson darurat, tetapi terlambat.

Edy kembali ke mode pertempuran jarak dekat. Lengan kanannya menjadi Shotgun Otomatis besar. Lengan kirinya, yang tidak lagi menjadi peluncur granat, kini memegang pisau titanium setebal lengan yang dikeluarkan dari kompartemen bahunya.

Dia berlari melintasi dermaga. Dia tidak menghindari tembakan. Dia menerima tembakan dari senjata ringan di dadanya. Peluru-peluru itu hanya meninggalkan penyok kecil di kulit baja organnya.

BLAM! BLAM! BLAM!

Dia menembak balik dengan shotgun-nya, setiap tembakan membelah tubuh mafia. Dia tidak menembak dada atau kepala. Dia menembak pinggul dan perut. Dia ingin mereka hidup cukup lama untuk merasakan darah mereka sendiri membasahi kargo ilegal yang mereka jaga.

Salah seorang mafia yang ketakutan mencoba melarikan diri ke dalam kapal. Edy menembak lututnya dan membiarkannya merangkak.

"Kau ke mana?" Edy bertanya, suaranya dingin, seolah sedang bertanya arah. "Penebusan dosamu ada di sini."

Edy mencapai kargo target—lima belas kontainer yang berisi amunisi, roket, dan drone tempur yang akan dijual kepada kartel narkoba. Dia menempelkan patch eksplosif mikro ke setiap kunci kontainer, ditarik dari magazine di celana tempurnya.

KLIK. KLIK. KLIK.

Edy mundur ke belakang tumpukan besi besar, memberikan jarak aman.

DUARRRR!

Kunci kontainer meledak serempak, membuka kargo ilegal itu dan memperlihatkan isinya yang penuh kehancuran di bawah lampu sorot yang kacau. Asap tebal mengepul.

Saat asap mulai menipis, Edy mengarahkan pistol revolver bio-mekanik yang baru saja keluar dari telapak tangan kirinya ke Kapten kapal yang baru saja turun.

"Kargo ini disita," kata Gunslingers. "Untuk dibakar. Sama sepertimu."

Kapten itu, seorang perwira angkatan laut dengan tanda pangkat palsu, gemetar. "Aku hanya menjalankan perintah!"

"Dan aku adalah eksekusi," balas Edy, dan tanpa ragu, menembak kepala Kapten itu, membersihkan noda di seragam resmi negara Asia itu dengan darahnya sendiri.

Edy berdiri di tengah kekacauan itu, dikelilingi oleh puing, mayat, dan senjata ilegal yang tak terhitung jumlahnya. Dia telah mengambil alih kargo. Misi selesai.

Namun, visor optiknya tiba-tiba berkedip merah. ANOMALI TERDETEKSI.

Dari arah kapal angkatan laut yang berlabuh, meluncur turun enam siluet gelap yang identik. Mereka tidak terpengaruh oleh asap, tembakan, atau mayat di dermaga. Pakaian mereka adalah kevlar taktis yang sama dengan yang dihadapi Harlottica: Pengaman Kuat dalam jumlah besar.

"Gunslingers," suara robotik yang tenang dan teratur berdesis melalui comm mereka, "Anda telah melanggar wilayah terlarang. Segera menyerah dan kembalikan aset yang disita."

Enam laras senapan serbu otomatis terkunci pada Edy Dhembeng.

Edy menghela napas yang terdengar seperti desisan uap dari sambungan mekaniknya. "Mereka selalu datang terlambat, dan selalu datang terlalu banyak," gumamnya, beralih ke Mode Overdrive penuh.

Lengan kanannya berubah menjadi Senapan Mesin Berat. Punggungnya terbuka, dan dua peluncur roket mini keluar dari bahunya. Garis-garis merah darah menyala di sekujur sambungan mekaniknya. Gunslingers telah berubah menjadi benteng berjalan.

"Aku bukan tipe yang menyerah. Aku tipe yang menghancurkan."

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!