NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:364.2k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Telur gosong

Edward terperangah melihat tingkah Nana yang benar-benar luar biasa. Pun, dengan Silva yang tak menyangka jika wanita muda yang selalu merengek seperti anak kecil itu akan memberi perlawanan yang sengit seperti tadi.

Tak ada tangis. Tak ada ancaman bunuh diri. Nana bertindak seperti seseorang yang benar-benar sudah tak memiliki cinta lagi untuk Edward.

"Nana!" geram Edward marah. Dia hendak menyusul Nana ke kamar namun Silva menahan lengannya.

"Mau kemana, Ed?" tanya Silva.

"Aku ingin menyusul Nana ke kamar," jawab Edward.

"Buat apa?" tanya Silva lagi. "Nana sedang marah besar, Ed. Saat ini, dia butuh waktu untuk sendiri. Jadi, jangan ganggu dia dulu, ya!" bujuknya.

Merasa perkataan Silva ada benarnya, Edward pun mengangguk setuju. Dia duduk di meja makan sambil menghela napas berkali-kali.

"Ed, aku lapar," kata Silva sambil memegangi perutnya.

"Kalau begitu, kamu masak, ya!" pinta Edward. "Sudah lama sekali aku nggak pernah merasakan masakan kamu."

Setelah Edward berkata seperti itu, wajah Silva mendadak berubah panik.

"Ta-tapi, aku...,"

"Bahan masakan ada di kulkas. Semuanya lengkap. Kamu tinggal masak saja," potong Edward. "Sekarang, aku mau mandi dulu," pamit Edward sambil berdiri dan berjalan meninggalkan Silva sendirian di dapur.

"Gawat! Aku mana bisa masak," gumam Silva setelah Edward pergi.

Masakan yang dulu sering ia bawakan untuk Edward sebenarnya dia beli dari restoran. Akan tetapi, karena Silva tahu jika Edward sangat suka dengan perempuan yang bisa memasak, maka dia mengaku jika makanan yang selalu dia bawa adalah hasil masakannya sendiri.

*

Sementara itu, Edward langsung menuju ke kamar Nana. Dia tidak percaya jika Nana akan baik-baik saja setelah melihat kehadiran Silva di rumah mereka.

"Pasti, Nana tadi cuma akting. Dia nggak mungkin benar-benar ikhlas melihat Silva ada di rumah ini. Pasti, sekarang dia lagi menangis karena cemburu sama Silva."

Membayangkan jika Nana saat ini sedang menangis tersedu-sedu, membuat Edward jadi senyum-senyum sendiri.

Baiklah! Edward akan berbaik hati. Dia akan meminta Silva pergi dari rumah mereka selama Nana memohon dengan cara yang benar kepadanya.

"Tenang saja, Na! Selama kamu meminta maaf dan memohon baik-baik sama aku, aku pasti akan langsung mengusir Silva dari sini," lanjut Edward bergumam.

Akan tetapi, begitu sampai di depan kamar Nana, Edward sontak mematung didepan pintu. Senyum yang semula menghias wajahnya kini perlahan meredup.

Ternyata, ekspetasi Edward sangat jauh dari kenyataan. Bukannya menangis, Nana justru sedang tertawa cekikikan karena film komedi-romantis yang sedang dia tonton dilayar ponselnya.

"Hahahahha!! Lucu sekali," ucap Nana sambil memasukkan satu suapan pasta lagi ke dalam mulutnya.

Edward tak tahan lagi. Dia benar-benar semakin kesal dengan tingkah Nana.

Brak!

Pintu yang setengah terbuka itu ia banting dengan kasar. Sang penghuni kamar pun tampak berjingkat kaget.

"Apa-apaan, sih?" protes Nana kesal.

"Kamu yang apa-apaan? Kenapa kamu masih bisa ketawa sementara ada perempuan lain di rumah kamu, Na?" tanya Edward dengan kesal.

Pria itu sudah lepas kendali. Nana mendorongnya sampai ke titik dimana akal sehat Edward hampir hilang.

"Rumahku? Ini rumah Anda, Tuan Edward! Jadi, Anda mau membawa siapapun ke rumah ini, itu urusan Anda! Bukan urusan saya. jadi, kenapa saya harus marah?"

"Nana! Kamu benar-benar nggak cemburu sama kehadiran Silva?"

Nana pun menarik napas panjang. Entah, dengan cara apa lagi dia harus meyakinkan Edward bahwa dirinya benar-benar sudah tidak peduli.

"Iya. Saya sama sekali nggak merasa cemburu! Mau ada Silva atau perempuan lain pun, saya nggak akan pernah peduli! Jadi, tolong Tuan Edward keluar sekarang dan biarkan saya menikmati makanan saya, sen-di-ri-an!" tukas Nana penuh penekanan.

"Bagus kalau kamu nggak cemburu! Ke depannya, kamu harus melayani aku dan Silva di rumah ini!"

Nana baru hendak menjawab namun Edward sudah keluar lebih dulu dari kamarnya.

Bruk!

Lagi-lagi, pria itu membanting pintu dengan sangat keras.

"Robohkan saja sekalian! Mentang-mentang ini rumahmu, jadi kamu merasa bebas merusak apapun, hah?" teriak Nana kesal.

"Dasar laki-laki tua menyebalkan!" lanjutnya mengomel.

Edward memutuskan untuk mengganti pakaiannya kemudian kembali ke meja makan untuk makan malam.

"Ed, kamu sudah selesai mandi?" tanya Silva dengan gugup.

Seumur hidupnya, baru kali ini dia benar-benar memasak sesuatu. Itu pun, hanya telur mata sapi.

"Kamu masak apa, Silva?" tanya Edward. Dia duduk disalah satu kursi sambil memandangi meja makannya yang tampak... kosong.

Padahal, pada malam-malam sebelumnya, meja makan itu selalu penuh dengan aneka masakan enak yang disiapkan dengan penuh cinta oleh Nana.

"Maaf, Ed. Aku cuma bisa masak telur mata sapi. Hari ini, aku ngerasa capek banget. Jadi, aku malas masak," ujar Silva beralasan.

"Ini... telur mata sapi?" tanya Edward terdengar ragu.

Pasalnya, telur mata sapi itu terlihat sedikit aneh. Sejak kapan, telur mata sapi berwarna cokelat kehitaman seperti itu?

"Iya. Itu telur mata sapi. Cobalah! Rasanya enak!" ucap Silva antusias.

Dia yakin, masakannya pasti enak. Meski baru pertama kali membuat, namun Silva sudah mengikuti tutorial dari YouTube dengan sangat baik.

"Ba-baiklah!" angguk Edward sedikit gugup.

Baru melihat bentukannya saja, Edward sudah yakin jika rasa telur itu pasti tidak enak. Namun, demi menghormati dan menjaga perasaan Silva, Edward harus memakannya.

"Bagaimana? Enak, kan?"

"Enak," angguk Edward berbohong.

"Benarkah? Kalau begitu, aku mau makan juga," sahut Silva senang.

"Jangan!"

Terlambat! Silva sudah terlanjur memasukkan telur mata sapi itu ke dalam mulutnya. Dan... huwek! Dia langsung memuntahkan kembali telur mata sapi itu.

"Rasanya kenapa begini, Ed? Kok, pahit?"

Edward hanya nyengir. Dia tidak berani memberi komentar.

"Silva, kamu sebenarnya bisa masak atau tidak? Kenapa masak telur saja, kamu tidak bisa?" tanya Edward hati-hati.

"A-aku... Aku dulunya bisa memasak, Ed. Tapi, sekarang aku sudah lupa. Maklum, mantan suamiku tidak pernah mengizinkan aku untuk memasak lagi semenjak kami menikah. Katanya, memasak adalah pekerjaan babu. Bukan pekerjaan Nyonya rumah," ujar Silva mengarang alasan.

Meski merasa agak aneh dengan penjelasan Silva, namun Edward mengangguk saja. Mungkin, memang ada orang yang bisa lupa dengan keterampilannya setelah sekian lama tidak melakukannya. Salah satunya adalah Silva.

"Wah, lagi makan apa? Telur gosong, ya?" celetuk Nana sambil tertawa mengejek.

Silva langsung memasang wajah masam.

"Ed, dia mengolokku," adunya kepada Edward.

"Na, jangan menghina! Setidaknya, Silva sudah berusaha memasak untukku. Nggak kayak kamu, yang malah membiarkan suami kamu sampai kelaparan seperti ini."

"Nggak apa-apa kelaparan. Kan, ada hikmahnya," sahut Nana yang sedang mencuci piringnya di wastafel.

"Apa hikmahnya?" tanya Edward penasaran. Jangan bilang, jika hikmahnya adalah Nana jadi cemburu. Kalau iya, Edward akan sangat senang.

"Hikmahnya..." Nana menyimpan kembali piringnya di rak piring lalu berjalan mendekati Edward. "makan telur gosong buatan kekasih tercinta!"

"Nana!" teriak Edward kesal.

Dan, Nana langsung berlari sambil mengolok-olok Edward dengan tertawa dan menjulurkan lidah.

"Anak kecil itu!!!" geram Edward sambil mengepalkan tangannya. "Dia... kenapa jadi imut begitu?" gumamnya.

"Kamu ngomong apa, Ed?" tanya Silva dengan mata mendelik.

Barusan, pasti dia salah dengar. Edward mana mungkin memuji Nana.

1
Sulati Cus
cerita yg bagus walaupun ada typo dikit
Memyr 67
𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗌𝗂𝗁 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾?
Memyr 67
𝖺𝗅𝗂𝗄𝖺 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇 𝖺𝗍𝖺𝗎 "𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝗋𝖺𝗌" 𝗁𝖺𝗋𝗍𝖺 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗈𝖻𝖺𝗍. 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗋𝗂𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖻𝗈𝗁𝗈𝗇𝗀𝗂 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗅𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖺𝗐𝖾𝗍 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖽𝖺𝗇𝗂 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖻𝖺𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺.
Memyr 67
𝗂𝗇𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗂𝗄𝗎𝗍?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗂𝗍𝗎 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾? 𝖺𝖽𝖺 𝗁𝗎𝖻𝗎𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗉𝖺 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾 𝖽𝖺𝗇 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖾𝖻𝗎𝗍 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝖻𝖾𝗋𝗌𝗂𝗄𝖺𝗉 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺.
Memyr 67
𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝖻𝖺𝗇𝗍𝗎𝖺𝗇 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗋𝗂𝗅𝗂𝗎𝗇𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇.
Memyr 67
𝗌𝖾𝗍𝗎𝗃𝗎 𝖺𝗄𝗎, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖽𝗂𝗍𝗎𝗋𝗎𝗇𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗉𝗈𝗌𝗂𝗌𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝗂 𝖽𝗂 𝗉𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺𝖺𝗇.
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗌𝖺𝖽𝖺𝗋 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝗈𝖿𝗈𝗁?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗄𝗎𝗂 𝗇𝖺𝗇𝖺 𝗒𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗁𝖾𝖻𝖺𝗍, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺? 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗒𝗀 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖽𝗂 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝗒𝖺? 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗒𝖺𝗇𝖺, 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗁𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗅 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽. 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗅𝖺𝗅𝗎, 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗅𝗂𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗐𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗅𝗂.
Evy
Dapat ATM zonk...emang enak?
Evy
Teman yang tidak tahu diri memang harus digituin...
Evy
Apa Silva pura pura hamil ya...
Evy
Pasti ketemu mantan tuh...
Evy
Uang yang sudah dipinjam Samuel... mungkin tak akan dikembalikan... yang ada. cuma capek nagihnya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!