Dewina gadis dari keluarga biasa memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar , sampai tetangganya bahkan orang lain melihatnya aneh , dengan kemampuannya ia bisa merasakan apa yang orang lain raskan , dan Ia bisa merasakan kehadiran makhluk astral meskipun tidak bisa melihat makhluk tersebut .
Kedua orang tuanya berpisah karena takdir ,ayahnya meninggal ketika Dewina sekolah menengah pertama .
Bagaimana Dewina menjalani kehidupannya yang tidak biasa ,mampukah ia melewati itu semua ?
Ikuti kisahnya dan beri tanggapan kalian dikomentar , terimakasih .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelima Pembicaraan Yang Serius
Setelah pulang dari rumah mbah Majum Bu Siti merasa tidak suka dengan Dewina karena membawa dampak buruk pada warungnya . Jin penglaris tersebut pergi karena merasa kalah setelah berkelahi dengan Ersa . Bu Siti memanggil Dewina untuk bicara berdua saja di sebuah kamar pribadinya .
"Wina ,, aku ingin bertanya serius sama kamu ," ucap Bu Siti menatap Dewina . "Tanya apa bu ?" tanya Dewina takut jika pekerjaannya salah atau keliru . "Apa kamu menyimpan sesuatu di dalam tubuhmu , seperti susuk misalnya ?" tanya Bu Siti tanpa ragu . Dewina merasa aneh dengan pertanyaan Bu Siti .
Bu Siti melihat Dewina merasa curiga jika Dewina memang mempunyai sesuatu di dalam tubuhnya namun ia tidak serta menyelidiki secara detail . "Tidak bu , saya tidak mempunyai benda seperti itu melihatnya saja saya tidak pernah sama sekali ," jawab Dewina dengan jujur . "Benar kamu tidak memakainya atau kamu punya simpanan seperti jimat ?" tanya Bu Siti dengan wajah serius membuat Dewina tidak nyaman .
"Bu Siti menuduh saya dengan benda semacam itu , apakah Bu Siti sudah tidak percaya sama saya lagi ?" tanya Dewina dengan rasa kecewa . "Maaf Wina ,bukan begitu maksud Ibu ,,,maaf jika membuatmu tidak nyaman dengan perkataan Ibu ,,, Jika kamu memang tidak punya ya bagus berarti kamu orangnya baik dan bersih ," jelas Bu Siti .
"Tapi perkataan Bu Siti menyinggung perasaan saya dan saya kecewa sama ibu , kalau Bu Siti tidak menyukai kinerja saya , hari ini juga saya akan berhenti ,bu ,' sahut Dewina beranjak pergi namun Bu Siti dengan cepat memegang tangan Dewina .
Dewina menoleh menatap wajah Bu Siti heran . "Maafkan Ibu , Win ,,ibu mohon jangan berhenti dari sini ibu masih membutuhkanmu , ibu mohon maafkan ibu ya ,Win ," bujuk Bu Siti kepada Dewina .
Dewina berpikir sejenak sambil menatap wajah Bu Siti . "Baiklah saya tidak akan berhenti bekerja tapi dengan syarat bu jangan pernah bertanya apapun tentang pribadi saya ," ancam Dewina dengan berani .
Bu Siti menghembuskan napasnya pelan ."Baiklah ,ibu berjanji tidak akan bertanya lagi soal itu tadi ," jawab Bu Siti . Dewina tidak mudah percaya begitu saja karena orang akan lupa dengan janji dengan begitu ia mempunyai ide . "Saya tidak mau mendengar ibu berjanji tapi ibu tulis saja di kertas kalau Ibu tidak akan pernah bertanya apapun tentang saya ," ucap Dewina menahan marah.
"Baiklah Ibu akan tulis ," kemudian Ibu Siti menulis syarat dari Dewina pada lembar kertas yang satu Dewina simpan dan yang satunya Ibu Siti yang simpan . "Terimakasih Bu Siti , semoga ini menjadi pengalaman berharga untuk kita ," ucap Dewina keluar dari kamar pribadi Bu Siti kembali bekerja .
Hanum melihat Dewina keluar dari kamar Bu Siti merasa curiga karena selama bekerja Dewina tidak pernah masuk ke kamar itu . "Kamu ada masalah apa sama Bu Siti ?" tanya Hanum penasaran . "Tidak ada masalah apa kok cuma ngobrol saja ," jawab Dewina dengan santai .
Hanum tidak percaya dengan perkataan Dewina begitu saja ."Kalau tidak ada masalah kenapa ngobrolnya di kamar , kenapa tidak di luar saja ," ucap Hanum menyelidik . Dewina merasa Hanum ingin tahu urusan orang biasanya cuek . "Bukan urusanmu tidak usah ikut campur , maaf ya bercanda yuk bekerja lagi nanti dimarahi Bu Siti ," ajak Dewina mengalihkan pembicaraan agar Hanum tidak bertanya .