"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....
Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.
Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....
Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Sikap dingin Arka
"Kak Om galak itu siapanya kakak?" Itulah pertanyaan yang meluncur dari anak berwajah polos yang tengah menjilat ice cream rasa coklat.
Feby melirik Arka yang sedari tadi berdiri di sampingnya tanpa menunjukkan ekspresi apapun.
Keberadaan Arka membuat setiap pengunjung mini market pasti melirik ke arah mereka. Terutama para wanita. Wajah mereka langsung berbinar seketika melihat pria setampan Arka. Bahkan tak hanya itu, banyak dari mereka yang minta foto dengan Arka.
"Ck, sok ganteng banget jadi orang!"
Batin Feby dengan decak kesal.
Feby akhirnya memilih untuk mengabadikan Arka yang tengah kewalahan menghadapi para wanita. Pria itu seperti sebuah bunga yang digeromboli lebah. Ya, bunga bangkai maksudnya! Tak mau ambil pusing, meskipun sebenarnya ia merasa sedikit kesal Feby memilih duduk dengan santai menyantap ice cream nya bersama anak kecil di sampingnya.
"Oh ya nama kamu siapa dek?" Tanya Feby pada anak kecil itu.
"Namaku Dion Kak. Om galak itu siapanya kakak?"
Anak bernama Dion itu menunjuk ke arah Arka.
"Dia... Dia bukan siapa-siapanya kakak"
Jawab Feby setengah berbisik.
Mendengar itu, bocah kecil yang tengah menjilat ice cream tersenyum merekah.
"Syukurlah..."
Feby mengerutkan keningnya dengan tingkah Dion
"Kok syukurlah?"
"Iya, jadinya Dion masih punya kesempatan buat jadi pacar kakak" Ujar Dion seraya mengedipkan matanya pada Feby.
Sontak Feby pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah konyol dan menggemaskan dari bocah itu. Setelah berhasil mengatasi para wanita, Arka tiba-tiba saja menghampiri Feby dan langsung menarik pergelangan tangan gadis itu.
"Ayo kita pulang" Titah Arka pada Feby.
"Sebentar lagi tanggung ini ice cream nya belum habis" Kata Feby seraya menjilat ice cream di tangannya yang hampir meleleh.
Hal itu tak ayal membuat Arka menatap Feby yang tengah asyik menikmati ice cream nya dengan tatapan tajam.
Tatapan tajam pria itu kali ini terlihat tidak begitu bersahabat.
"Kamu ini benar-benar membuang-buang waktu saya ya Feb. Pulang sekarang, karena saya masih banyak pekerjaan di kantor!"
"Ehhh Om galak! Jangan marahin pacar aku!" Celetuk Dion lalu ikut menggenggam tangan kiri Feby dan menarik tubuh Feby agar menjauh dari Arka.
Tatapan Arka kini beralih pada bocah kecil yang menggenggam tangan Feby.
"Pacar?" Tanya Arka.
"Iya! Kakak ini sekarang pacar aku! Jadi Om galak nggak boleh marahin dia! Atau Om bakalan berurusan sama aku!" Saut Dion dengan nada mengancam. Dion bocah kecil itu, sama sekali tidak takut dengan tatapan tajam Arka. Dia justru membalas tatapan tajam Arka dengan wajah galak yang menggemaskan.
Feby menahan tawanya agar tidak pecah melihat Arka yang tengah dimarahi oleh bocah berumur 7 tahun itu. Perang dingin diantara mereka berdua tak lagi bisa dihindari.
"Dia bukan pacar kamu. Tapi dia istr-"
Feby langsung membungkam mulut Arka dengan tangannya sebelum Arka menyelesaikan perkataannya.
Arka langsung diam dengan kondisi mulut yang dibekap oleh tangan mungil milik Feby. Detak jantung Feby kembali berdegup kencang. Tatapan tajam dari Arka tak hanya membuat ice cream di tangannya meleleh akan tetapi, juga membuat hatinya ikut meleleh.
Sejenak ia seakan terhipnotis oleh ciptaan tuhan yang begitu sempurna ini. Hingga tanpa sadar gadis itu mengakui bahwa pria ini benar-benar sangat tampan. Pantas saja semua gadis yang melihat Arka langsung berbinar.
"Sampai kapan kamu mau liatin wajah tampan saya?" Sindir Arka membuat Feby seakan langsung kembali tertampar oleh kenyataan.
Gadis itu pun langsung menjauh dari Arka dan menurunkan tangannya dari mulut Arka dengan pipi yang sedikit bersemu.
"S-se-sebentar... Aku habisin ice cream ini baru kita pulang" Jawab Feby lalu langsung melahap ice cream miliknya yang sudah mencair. Ia membuka mulut mungilnya besar-besar lalu memasukkan semua ice cream ke dalam mulutnya.
Arka dan bocah kecil itu bahkan dibuat takjub dengan cara Feby memasukan semua ice cream nya ke dalam mulut yang begitu kecil.
"Kakak kenapa pipi kakak warnanya jadi merah gitu kaya tomat?" Tanya Dion dengan wajah polos.
Uhuk! Uhuk!
Feby langsung tersedak mendengar pertanyaan dari Dion yang sedari tadi terus saja memperhatikannya. Gadis itu pun langsung menutupi pipinya dengan sebelah tangannya.
"Pelan-pelan! Kamu makan ice cream saja sampai tersedak seperti anak kecil. Duduk dan minum dulu" Ujar Arka seraya menyodorkan sebuah air mineral pada Feby. Gadis itu pun menerima air yang disodorkan oleh Arka tanpa berani menatap wajah Arka.
"Kenapa aku jadi salah tingkah gini kalo deket sama tuan Arka sih? Nggak! Nggak! Pasti ini gara-gara aku kecapean!"
Batin Feby seraya menenggak air mineral dari Arka.
Dion dan Arka sedari tadi terus saja menatap setiap gerak-gerik Feby. Hal itu semakin membuat Feby menjadi salah tingkah.
Tiba-tiba saja, suara teriakan pria yang memanggil nama Feby membuat mereka semua menoleh ke belakang.
"Feby!"
Feby sedikit menyipitkan matanya untuk melihat siapa pria itu. Lalu kedua mata Feby pun langsung membulat sempurna begitu mengetahui pria berjaket biru itu ternyata adalah Evandra.
Bukan Feby namun anak kecil di sampingnya lah yang langsung menanggapi teriakan dari Evandra.
"Mas Epan?"
"Dek? Ngapain Lo di sini?"
Tanya Evandra pada Dion.
Feby pun semakin di buat heran dengan apa yang terjadi sebenarnya.
"Van kok kamu di sini? Kamu kenal sama anak kecil ini?" Tanya Feby pada Evandra.
"Ya kenal lah! Dia kan adik gue Feb"
Jawab Evandra.
"J-jadi dia adik kamu?" Tanya Feby setengah tidak percaya.
Evandra mengangguk.
Hal itu membuat Arka langsung menimpali.
"Lain kali, jaga adik kamu baik-baik! Jangan biarkan dia berkeliaran dan menyusahkan orang lain!" Ujar Arka dengan nada dingin pada Evandra yang kedengarannya seperti membentak.
"Iya maaf Om... Jangan galak-galak Om nanti wajahnya cepet keriput loh"
Saut Evandra membuat Feby langsung menelan air liurnya dengan susah payah.
Ia benar-benar tidak bisa membayangkan hal apa yang terjadi setelah ini. Karena saat ini wajah Arka terlihat semakin dingin bahkan lebih dingin dari kutub utara.
Arka terus menatap Evandra dengan tatapan tajam layaknya singa yang ingin sekali menelan mangsanya hidup-hidup.
Tak mau perang dingin diantara mereka berdua terjadi, Feby pun langsung menarik lengan Arka.
"Ayo O-om kita pulang sekarang..."
Ujar Feby lalu menarik Arka untuk keluar dari mini market.
Namun tiba-tiba saja, Evandra langsung menggenggam pergelangan tangan Feby membuat gadis itu pun menghentikan langkahnya.
"Van tolong jangan nambah masalah..."
Batin Feby.
"Sebentar Feb, gue mau denger jawaban Lo" kata Evandra.
"Jawaban apa?"
"Tentang perasaan gue ke Lo Feb. Gue cinta sama Lo Feb. Gue sayang sama Lo. Gue mau Lo jadi pacar gue Feby Ayodhya Larasati.."
Ujar Evandra seraya menatap kedua manik mata Feby dengan penuh keyakinan.
Feby rasanya seakan terhimpit oleh bebatuan besar! Apalagi Arka mendengar semua perkataan Evandra dengan begitu jelas. Tatapan tajam dari pria yang Feby gandeng membuat semua bulu kuduknya berdiri.
Seakan, ia berdiri diantara dua hewan buas. Yang di depannya buaya, dan di sampingnya singa.
"S-so-sory Van... Gue belum bisa jawab sekarang..." Jawab Feby terbata-bata.
"Tapi gue nggak bisa nunggu lama lagi Feb. Gue butuh kepastian dari Lo"
Desak Evandra.
"Maaf Van..." Cicit Feby.
"Apa perlu gue teriak di depan semua orang kalau gue bener-bener jatuh cinta sama lo? Lo tinggal jawab ya atau tidak. Gue bener-bener udah nggak bisa nunggu lagi"
Evandra semakin mendesak agar Feby menjawab sekarang.
Feby menggigit bibir bawahnya karena ia bingung harus mengatakan apa. Jika ia menolak, Evandra pasti akan sakit hati padanya. Namun ia juga tidak bisa menerima perasaan Evandra karena ia tidak memiliki perasaan apapun pada pria itu.
Terlebih lagi, ia sudah menikah. Bahkan saat ini suaminya ada di sampingnya.
"Apakah kamu tidak dengar? Atau kamu punya masalah pendengaran?
Dia tidak bisa menjawab sekarang, jadi jangan memaksanya!" Bentak Arka pada Evandra.
"Bukannya memaksa Om... Saya hanya ingin mendengar kepastian dari Feby. Karena saya benar-benar mencintai Feby lebih dari apapun"
"Tidak memaksa namun mendesak itu maksudnya? Ayo kita pulang sekarang Feb!"
Kata Arka kemudian langsung menarik tangan Feby dan membawa Feby keluar dari mini market.
🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️
Arka membawa mobilnya dengan kecepatan lebih tinggi dari sebelumnya. Begitu sampai di kediaman mewah Megantara, pria itu langsung keluar dari mobil dan meninggalkan Feby begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun. Feby mematung memperhatikan Arka yang terlihat marah.
"Tuan Arka! Tunggu sebentar..."
Teriak Feby seraya keluar dari mobil dan langsung berlari tergopoh-gopoh mengejar Arka yang sudah jauh di depan. Namun pria tampan itu memang tak mengatakan apapun padanya hal itu semakin membuat Feby takut.
Entah keberanian dari mana, Feby tiba-tiba saja langsung menggenggam tangan kiri Arka. Ia hanya berharap pria tampan itu berhenti dan mendengarkan penjelasannya.
Seperti yang Feby harapkan, Arka pun langsung berhenti karena Feby menggenggam tangannya.
Ia menatap Feby dengan tatapan dingin.
"Tuan Arka... Tolong jangan salah paham, aku dan Evandra tidak memiliki hubungan apapun. Tidak seperti yang Tuan Arka pikirkan. Dia hanya temanku saja tidak lebih, percayalah..." Jelas Feby berusaha untuk meluruskan kesalahpahaman diantara mereka.
"Oh ya? Saya tidak perduli kamu memiliki hubungan dengan dia atau tidak. Itu bukan urusan saya."
Jawab Arka dengan menohok berhasil membuat Feby langsung bungkam seketika.
"Kamu pikir saya marah karena pria itu mengatakan cinta kepada kamu? Kamu pikir saya cemburu?"
"T-terus Tuan marah karena apa?"
Tanya Feby tanpa berani menatap mata Arka.
"Karena kamu telah menyusahkan saya, dan kamu juga membuang-buang waktu saya yang sangat berharga"
Ujar Arka kemudian langsung melenggang masuk meninggalkan Feby.
Deg!
Tubuh gadis itu mematung seketika. Ia menatap Arka yang telah masuk ke dalam rumah. Seketika ia langsung tersadar hubungan apa yang terjalin diantara mereka berdua. Mereka hanyalah dua orang asing yang kebetulan bertemu dan dipermainkan oleh takdir. Namun entah mengapa, terbesit perasaan kecewa di dalam hatinya yang sangat sulit untuk dipahami.
"Kamu memang bodoh Feb. Harusnya kamu sadar diri..." Batin Feby.
Feby masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia menatap langit-langit kamar mewah milik Arka dengan pikiran yang berkecamuk.
Hingga tanpa sadar, ia pun tidur terlelap dengan memakai memakai seragam sekolah.
______________________________________
Kunjungi akun Tik Tok untuk mengintip lebih lanjut hubungan Arka dan Feby yang bikin dag dig dug!
Tik tok : bibiluv68
Thanks for support ❤️