NovelToon NovelToon
Kekuatan Dari System

Kekuatan Dari System

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mdlz

Seorang pemuda tanpa sengaja jiwanya berpindah ke tubuh seorang remaja di dunia lain. Dunia dimana yang kuat akan dihormati dan yang lemah menjadi santapan. Dimana aku? Itulah kata pertama yang diucapkannya ketika tiba di dunia yang tidak dikenalnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mdlz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesebelas

Sambil terus berlompatan diantara pohon-pohon, Arsa berkomunikasi dengan systemnya, dia menanyakan beberapa hal yang dia dapatkan dari kupon undian.

“System, apa fungsi dari Mutiara Kesialan?” sambil berlari dan melompat terus menerus, Arsa meminta System menjelaskan apa yang di perolehnya dari undian.

System. “Ding! Mutiara Kesialan berfungsi jika diletakkan pada seseorang dan diaktifkan. maka orang tersebut akan mengalami kesialan secara terus menerus selama enam puluh detik.”

“System, Pelajari Teknik Pemulihan,” pinta Arsa melanjutkan.

System. “Ding! Selamat Tuan, Tuan telah mempelajari Teknik Pemulihan tingkat Legendaris. Level saat ini 0/10.”

Seketika, segela pengetahuan dan kekuatan pemulihan memasuki otak dan tubuhnya. membuat Arsa sedikit terperangah atas informasi baru yang diterima olehnya.

Tiba-Tiba notifikasi System kembali terdengar di benaknya.

System. “Ding! Selamat Tuan. Teknik Langkah Angin telah naik tingkat ke Level Kelima.”

System. “Ding! Dengan level ini, Tuan dapat menciptakan sayap angin untuk terbang.”

Mendengar hal asing dari notifikasi system, Arsa langsung berhenti, berdiri di sebuah dahan pohon yang paling tinggi.

Dengan pikirannya, Arsa menggunakan elemen angin, memadatkan sayap sebagaimana pengetahuan yang memasuki kepalanya.

Dalam satu kali tarikan napas, sepasang sayap muncul dari punggungnya. Sayap itu berwarna hijau terang, lebar masing-masing mencapai dua meter ketika mengepak.

Tentu saja Arsa sangat gembira. Tepat ketika situasi mendesak, Teknik Langkah angin yang ia miliki, mengalami terobosan melebihi ekspetasinya.

Dengan mengepakkan kedua sayapnya, Arsa terbang tinggi ke angkasa. Namun cara terbang Arsa masih tergolong aneh. Ia terbang ke kanan dan ke kiri, bahkan kadang-kadang terbang mundur. Mirip dengan pesawat terbang yang dikemudikan oleh pilot mabuk alkohol.

“Sialan! Ini pertama kalinya aku terbang. Jadi belum terbiasa.” gerutu Arsa, sedikit kesal dengan dirinya sendiri.

Setelah sempat berhenti, Arsa kembali menyesuaikan cara terbangnya. Tapi tiba-tiba saja,

“Bruak!”

Entah bagaimana, sebuah batang pohon yang cukup besar. Di tabrak begitu saja, membuat Arsa terjatuh dari ketinggian, berguling-guling di tanah.

“Aduh! Aduh! Sialan! Brengsek!” sambil mengumpat, Arsa mengelus kepalanya sendiri.

Tidak terduga, Arsa memuntahkan seteguk darah. Ini adalah kali pertama bagi Arsa, terluka di dunia yang menurutnya belum ada kejelasan apapun.

“Teknik Pemulihan!’ seru Arsa di dalam hati.

Dengan kecepatan yang dapat dilihat oleh mata, luka-luka kecil maupun luka dalam yang diderita, pulih dengan sendirinya secara perlahan.

Tidak perlu waktu lama, sekitar lima menit kemudian, semua luka yang dialami Arsa sembuh secara Total tanpa meninggalkan bekas apapun.

System. “Ding! Selamat Tuan. Teknik Pemulihan telah naik tingkat. Level saat ini 1/10.”

“Eh?” Arsa tertegun sejenak. Ia tidak menyangka, setelah menabrak pohon dan terjatuh tekniknya justru mengalami terobosan begitu diaktifkan.

Pulih dari pikirannya sendiri, Arsa kembali terbang dengan sayap hijaunya yang membentang layaknya seekor burung garuda.

Pada awalnya, Arsa memperkirakan akan membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk sampai ke tempat tujuan, yakni perbatasan kota Dreams.

Tapi dengan terbang berkecepatan tinggi seperti yang dia alami sekarang, hanya dalam waktu dua puluh menit saja untuk tiba di tempat tujuannya.

Perlu diketahui, bahwa di dunia antah berantah yang tidak ada kejelasan sedikit pun ini, hanya seseorang dengan kekuatan Tahap Prajurit alam yang memiliki kemampuan untuk terbang.

Itu pun dirinya harus beristirahat sesekali waktu, setidaknya setiap menempuh jarak satu kilo meter. Hal ini guna untuk memulihkan energi tubuh yang terkuras saat sedang terbang.

Namun sangat berbeda dengan Arsa, memiliki sayap angin yang merupakan perubahan bentuk dari elemen angin, ia mampu terbang hingga ratusan mil tanpa istirahat sedikit pun.

Tiba dilokasi yang di tuju, Arsa bersembunyi di sebuah dahan pohon. Tidak hanya tinggi, tempatnya berada juga tersembunyi oleh lebatnya dedaunan yang berada pada pohon tersebut.

Mengamati area sekitar. Arsa mendapati sekitar dua ratus orang kawanan perampok di tengah jalan. Mereka sedang mengepung rombongan pamanya, yang berjumlah hanya lima puluh orang.

Dari segi kekuatan, sebagian dari para perampok ini berada pada Tahap Transformasi tingkat Ketiga hingga tingkat Kesembilan.

Tapi kekuatan tertinggi berada pada Tahap Penyempurnaan Qi tingkat Kedelapan, sama dengan kekuatan Pamanya yang saat ini sedang di kepung oleh mereka.

Dengan kekuatan dan jumlah kawanan Perampok sebanyak itu, jelas rombongan pamanya sangat kewalahan. Bahkan saat ini sudah ada yang tewas dari beberapa penjaga.

Tanpa pikir panjang, Arsa langsung mengganti pakaiannya dengan warna hitam. Juga menutupi wajahnya dengan cadar, yang terlihat hanya kedua matanya saja.

Dalam situasi seperti ini, Arsa tidak terpikirkan akan Topeng Siluman miliknya. Pikirannya buyar untuk sekedar membayangkan siapa yang akan dia tiru fisiknya. jadi, cara tercepat adalah dengan menutupi wajahnya ala ninja hatori.

Mengambil sepasang belati dari ruang penyimpanan system, Arsa melompat ke medan pertempuran dengan cepat, langsung menebas dua orang perampok yang nampak tidak siap.

Seketika, dua orang perampok itu jatuh tersungkur bersimbah darah. Kepala terpisah dengan tubuh, sabetan Arsa mengarah tepat pada leher mereka berdua.

Tanpa menunggu lama, Arsa mengarah ke orang-orang pamanya yang terdesak. Bereaksi dan bergerak cepat, ia melemparkan sepasang belati dari tangannya.

“Buk! Buk! Buk!…” Lima suara benda jatuh terdengar, bersamaan dengan lima kepala dari para perampok itu terlepas dari badan mereka.

Masih tidak berhenti sampai disitu, setiap kali Arsa bergerak, lima hingga delapan perampok akan ikut terpenggal. Efektivitas pertempurannya sangat luar biasa saat ini.

Menyaksikan tindakan cepat dan penuh kekejaman oleh orang yang tidak dikenal, baik pihak kawanan perampok maupun kelompok Keluarga Nugraha, mereka sama-sama tercengang di tempat.

Hingga detik ini, mereka belum pernah melihat seseorang yang bertempur dengan kecepatan dan keganasan seperti itu, yang menurut semua orang adalah kegilaan.

Namun hal ini membuat kelompok Keluarga Nugraha menjadi bersemangat. Harapan kembali muncul, mereka semua akan tertolong dari kawanan perampok yang jumlahnya jauh lebih banyak.

Betapa tidak, belum ada sepuluh menit berlalu, sosok tak dikenal itu bergabung dalam pertempuran. lebih dari seratus orang kawanan perampok terpenggal begitu saja.

Sebaliknya, para perampok yang tersisa dibuat panik dan gemetar. seolah mereka saat ini sedang melihat dewa kematiaan yang berdiri di hadapan mereka sambil tersenyum melambikan tanganya.

Arsa tidak peduli dan tidak berhenti. Memasukkan belati ke ruang penyimpanan system, tangan kanannya menjulur kesamping, sebilah pedang kusam muncul dari udara tipis, langsung tergenggam erat di tangan.

‘Gerakan kedua, Tebasan Maut!’ raung Arsa dalam hatinya.

Melompat tinggi ke udara, Arsa menebaskan pedangnya ke udara kosong, langsung ke arah kawanan para perampok yang masih berdiri terpaku di tempatnya, “Slash!”

“Buk! Buk! Buk!” dalam sekali tebasan, tiga kepala perampok berguling di tanah begitu saja. pun belum berhenti, Arsa menebas lagi dan lagi, hingga muncul notifikasi system di benaknya.

System. “Ding! Selamat Tuan. Teknik Pedang Surgawi telah naik tingkat. Level saat ini adalah 2/10.”

Sebenarnya, entah berapa kali notifikasi system yang terdengar dibenak Arsa. Setiap kali ia memengal kepala perampok, dering notifikasi terus berbunyi mengiringi tebasan pedang Arsa.

Namun Arsa mengabaikannya, ia terus bergerak, tidak menentu, muncul di antara kawanan perampok dan memenggal kepala mereka tanpa peringatan maupun permisi.

Dari dua ratus Perampok yang mengepung, hanya tersisa sekitar tiga puluh orang saja. Tak pelak, mereka langsung bergerak mundur secara teratur, bahkan ada yang melarikan diri.

Melihat situasinya berbalik, dua orang pemimpin perampok, yang saat ini sedang bertarung dengan kedua paman Arsa pun, panik dan mencoba untuk melarikan diri.

Namun nahas, ketika mereka lengah terhadap pergantian peristiwa yang begitu tiba-tiba ini, keduanya terkena serangan fatal dari paman Arsa yang menjadi lawannya.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan di depan mata, Arsa langsung bergerak sangat cepat, memenggal kepala kedua pemimpin perampok dengan sekali tebasan pedang.

Bagi Arsa, kedua pimpinan perampok ini adalah poin pengalamannya yang cukup berharga. Nilainya lebih tinggi dari kebanyakan perampok yang menjadi sasarannya.

Tidak berhenti sampai disitu saja, Arsa bergerak kembali, membantai para perampok yang belum sempat melarikan diri, dan masih dapat terjangkau oleh pergerakannya.

Dalam waktu yang sangat singkat, jalanan itu sudah di penuhi darah, di penuhi mayat-mayat yang bergelimpangan. Arsa sibuk memeriksa setiap tubuh para perampok, mengumpulkan tas ruang yang mereka miliki.

“Senior, terimakasih atas bantuan senior,” sapa Paman Arsa dengan badan membungkuk.

Menegakkan badan dan menoleh, Arsa melemparkan satu tas ruang yang berisikan sejumlah koin emas, “Beri mereka masing-masing lima puluh koin emas! Sisanya untuk biaya perawatan yang terluka dan kebutuhan keluargamu.”

Tanpa menunggu jawaban paman keduanya, Arsa melompat ke ketinggian pohon, menghilang dari pandangan pamannya dan rombongan Keluarga Nugraha.

Suasana menjadi hening, seluruh orang di kelompok Keluarga Nugraha masih termanggu, mencerna apa yang baru saja terjadi, menatap kearah yang sama, arah dimana perginya sosok tak dikenal itu.

Entah siapa yang memulai, semua orang membungkukkan badan kearah itu, penuh rasa syukur dan ucapan terima kasih yang tulus keluar dari mulut semua orang.

Terlebih lagi bagi para penjaga, mendapatkan lima puluh koin emas adalah sesuatu yang tidak pernah mereka impikan sebelumnya. Upah mereka dalam pengawalan ini, hanya berkisar tiga sampai lima koin emas saja.

***

Pada tempat yang berbeda, masih di hutan dekat perbatasan kota Dreams, tampak tujuh orang terengah-engah, mereka duduk bersandar pada sebuah batang pohon yang cukup besar.

“Siapa sebenarnya orang itu? Apakah Keluarga Nugraha menyewa kultivator kuat?” gumam heran seorang perampok, menyeka keringat dingin yang ada di dahinya.

Seorang Perampok yang lain menanggapi, “Mungkin saja. Tetapi dengan melihat efektivitas tempurnya, apakah mungkin Keluarga Nugraha mampu membayarnya? Aku tidak menyangka, Keluarga Nugraha memiliki pelindung yang sangat kuat.”

“Siapa?” salah seorang Perampok langsung berteriak, dia merasakan dirinya sedang diawasi oleh pihak lain.

Spontan semua orang berdiri dan waspada. Seseorang dengan pakaian serba hitam ala ninja, mendarat dan berdiri sepuluh meter di depan mereka semua.

“Siapa kamu sebenarnya? Berapa Keluarga Nugraha membayarmu? Kami bisa melipat gandakannya jika kamu berada di pihak kami, “bujuk seorang perampok Tahap Tranformasi Tingkat Kedelapan.

Mendengar itu, Arsa mengerutkan kening, dan pura-pura bertanya. “Benarkah? Tidak tertarik!”

“Kamu tidak mungkin bisa mengalahkan kami ketika kami bekerja sama, “Ancam salah satu perampok, langsung menyerukan rekan-rekannya yang lain, “Ayo! Serang dia secara bersamaan!”

Namun, tepat ketika serangan hendak dilancarkan, semua orang hanya berdiri diam di tempat. Lima detik berikutnya, enam diantaranya menjerit, jatuh berlutut, memuntahkan seteguk darah, tewas seketika setelahnya.

Arsa mengaktfikan Teknik Mata Dewa, menciptakan ilusi penyiksaan pada jiwa keenam orang itu.

Mendapati keenam rekannya tewas tanpa tahu apa penyebabnya, satu-satunya perampok yang tersisa, gemetar tidak terkendali, jatuh berlutut seketika itu juga.

“Senior, tolong jangan bunuh aku! Aku hanya menjalankan perintah, “rengek perampok itu, sambil bercucuran air mata memohon belas kasihan.

Melihat perampok itu menangis, Arsa sebenarnya ingin tertawa terbahak-bahak. Bagaiamana tidak, penampilan dan tampang perampok itu sangat bertolak belakang dengan kondisinya saat ini.

Bertubuh kekar, wajahnya terlihat sangar, bahkan terdapat bekas luka diagonal di wajahnya. Belum lagi dengan pedang yang dibawanya, ukuran jauh lebih besar dari yang pernah dilihat Arsa.

Tapi kini, pria sangar nan kekar itu sedang menangis, memohon belas kasihan, bahkan bergelimang ingus dari hidungnya dengan air mata yang mengalir deras tanpa henti.

“Oh, menjalankan perintah? Tugas dari siapa? Apa kamu pikir aku akan peduli?!” sahut Arsa dengan suara dingin.

“Senior, Senior tidak bisa membunuhku. Jika tidak, Tuan Muda akan membuat senior berada dalam kesulitan,” kata pria kekar itu, melihat ada keraguan di mata Arsa, perampok itu memberanikan diri untuk bangga terhadap indentitas kekuatan di belakangnya.

1
Uraaaa
oke kak
Hr⁰ⁿ
baru baca,Thor kalo bisa pas di system pake tanda ( ) gitu Thor biar mempermudah pembaca,itu aja si sarannya untuk skrng Thor,smngt trus
Uraaaa: oke mksh kak
total 1 replies
Uraaaa
semoga menghibur
Alfathir Paulina
lucu thor nama dr para penjahatnya ada blangkon ada ndasmu ada telu limo🤣🤣🤣🤣👍👍💪💪😙😙
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!