CEO perusahaan literasi ternama, Hyung menjual dirinya di situs online sebagai pacar sewaan hanya karena GABUT. Tak disangka yg membelinya adalah karyawati perusahaannya sendiri. Ia terjebak satu atap berminggu-minggu lamanya. Benih-benih asmara pun muncul tanpa tahu jika ia adalah bosnya. Namun, saat benih itu tumbuh, sang karyawati, Saras malah memutuskannya secara sepihak. Ia tak terima dan terpaksa membongkar jati dirinya.
"Kau keterlaluan, Saras. Kau memperlakukanku semena-mena tanpa menimbang kembali perasaanku. Lihat saja! Kau akan datang padaku secara terpaksa ataupun patuh. Camkan itu!"
Ia pun ingin membalas terhadap apa yang pernah Saras lakukan padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gaharu Wood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIKERJAI
"Selama ini kau selalu berbohong padaku. Dan bodohnya, aku juga memercayaimu. Jadi tidak bisakah kau merasakan apa yang kurasakan? Rasa kecewa yang begitu besar? Kau adalah wanita pertama yang pernah dekat denganku. Dan aku bisa menjamin hal itu. Lalu bagaimana denganmu? Apakah kau bisa menjamin jika masih utuh?"
Hyung menanyakan Saras dengan berbagai macam pertanyaan. Sontak Saras bertanya-tanya dengan maksud pertanyaaan itu. Ia tidak mengerti mengapa Hyung sampai mengambil hati semua perkataannya. Padahal ia hanya sebatas bercanda saja. Walaupun di dalam hatinya ada setitik perasaan cinta. Tapi kembali lagi Saras tidak mau terluka.
"Apakah setelah ini kau akan melepaskanku?" Saras pun bertanya pada Hyung.
"Kau ingin dilepaskan? Kau tidak ingin terikat selamanya denganku?" Hyung pun mulai bicara menggunakan hatinya.
Saras menelan ludahnya. Ia berpikir keras agar dapat menghindari hal ini. Tapi Hyung terus mendesaknya. Seolah tidak akan melepaskan jika tidak dipenuhi.
"Aku masih perawan, Pak. Aku memang pernah berciuman. Tapi itu sekali. Karena aku segera tersadar jika itu tidak baik bagiku. Maka dari itu aku menghindarinya." Saras jujur kepada Hyung.
Hyung terus menatap Saras. "Jangan banyak bicara. Aku sudah tidak percaya lagi dengan semua perkataanmu. Sekarang pakai lingeri ini, maka utangmu kuanggap lunas!" Hyung pun meminta.
Saras terdesak. Semakin terdesak. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika memakai lingeri itu di depan Vi, mantan pacar sewaannya yang ternyata adalah bosnya sendiri. Saras takut terjadi sesuatu padanya. Terlebih hari sudah larut dan sepi begini. Saras takut hal itu terjadi. Tapi Hyung terus memaksanya. Saras seperti tidak mempunyai jalan keluar untuk dirinya.
"Cepat ambil!" kata Hyung lagi.
Saras pun gemetar mengambil bag berisi lingeri dari tangan Hyung itu. Pada akhirnya ia pergi menuju ke kamarnya. Berniat memenuhi apa yang Hyung inginkan. Sedang Hyung tertawa sendiri di dalam hatinya.
Kita lihat seberapa berani dirimu.
Hyung pun duduk di sofa TV. Menunggu Saras keluar dari kamarnya. Ia akan menantikan Saras memakai lingeri itu. Hyung pun mengambil kunci pintu rumah Saras. Ia menyembunyikannya agar Saras tidak dapat lari. Ia akan memiliki Saras malam ini, bagaimanapun caranya. Hyung sudah terlanjur dibohongi, ia ingin menuntut ganti rugi.
Puluhan menit kemudian...
Sepuluh, dua puluh menit berlalu, Saras tidak juga keluar dari kamarnya. Hyung pun merasa curiga kenapa wanita itu masih berada di kamar. Hyung pun beranjak berdiri lalu mengetuk pintu kamar Saras. Namun, tidak ada jawaban sama sekali.
"Saras, kau sudah selesai? Saras!"
Hyung mengetuk pintu berulang kali. Tapi nyatanya tidak ada suara yang menyahut dari dalam. Hyung pun mencoba keluar rumah lalu menuju jendela Saras. Ia ingin melihat Saras sedang apa di dalam. Tapi karena jendelanya tinggi, tidak kelihatan. Hyung pun dibuat penasaran.
Jangan bilang dia tidur. Awas saja! Aku sudah menunggu lama!
Dan pada akhirnya Hyung kembali ke dalam rumah untuk mengambil kursi. Ia ingin mengintip Saras dari cela ventilasi. Malam-malam begini ia bak maling yang ingin mencuri. Hingga akhirnya sesuatu pun terjadi. Hyung naik ke kursi untuk melihat Saras dari luar jendela kamar. Tapi saat itu juga pintu rumah tertutup dari dalam. Hyung pun terkejut seketika.
"Saras?!!"
Hyung segera turun dari kursi lalu menuju pintu untuk membukanya. Tapi ternyata pintu itu sudah terkunci dari dalam. Hyung pun tidak bisa masuk kembali.
Dia sengaja melakukan ini padaku?!
Hyung kesal. Sangat kesal. Ternyata Saras melakukan cara licik padanya. Hyung tidak lagi bisa masuk ke dalam rumah. Dan kini ia pun terkunci di luar.
Saras, awas saja besok pagi di kantor!
Gemuruh di dalam hati Hyung semakin tak terbendung. Membuat Hyung bertambah kesal dan kesal saja. Hingga akhirnya ia menelepon Saki. Ia meminta Saki mengantarkan kunci cadangan malam ini. Karena kunci mobilnya berada di rumah Saras. Sedang Saras mengintipnya dari balik tirai jendela. Saras melihat Hyung yang pergi.
Astaga. Astaga. Hampir saja. Hampir saja aku kehilangannya.
Ia pun mengusap kepala dengan dahi yang penuh keringat. Saras takut. Ia khawatir sekali. Saras terkejut dengan sikap Hyung yang sangat berani. Tapi semua telah berlalu berkat kecekatannya dalam membaca situasi. Dan kini Hyung telah pergi. Saras bisa sendiri.
Satu jam kemudian...
"Ambilkan aku segelas anggur!" pinta Hyung, sesaat setelah sampai di apartemennya.
"Baik, Tuan."
Saki pun menurut. Ia lekas mengambilkan anggur untuk Hyung. Tapi saat diberikan kepada Hyung, saat itu juga Hyung meneguk habis anggurnya. Saki pun terkejut.
Astaga, Tuan Muda???
Ia bertanya-tanya mengapa Hyung sampai begini. Saki menelan ludahnya karena tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Baru pertama kali Saki melihat Hyung seperti ini.
Saras, kau telah membuat kesabaranku habis!
Sementara Hyung sendiri terlihat mengepalkan tangannya. Ia begitu geram dengan sikap Saras malam ini. Tak menyangka jika Saras menolaknya lagi dan lagi. Hyung pun masuk ke dalam kamarnya. Menutup pintunya dengan kuat. Sontak Saki pun tersentak. Jantungnya berdegup hebat. Ia kaget melihat Hyung yang sangat berbeda dari biasanya. Tuan Muda itu membuat Saki terperanjat.
Apa sebenarnya yang terjadi pada tuan muda? Apakah ada masalah di kantornya?
Saki pun bertanya-tanya sendiri.
Beberapa menit kemudian...
Hening. Itulah keadaan di kamar Hyung saat ini. Ia menatap langit-langit kamar sambil membayangkan apa yang telah terjadi. Ia pun mencoba memejamkan mata agar bisa tertidur secepatnya. Tapi nyatanya, tidak bisa juga. Bayang-bayang Saras selalu teringat di alam pikirannya.
Apakah aku jatuh cinta?
Dan itulah satu kalimat yang Hyung pertanyakan pada dirinya. Ia tak mengerti mengapa terobsesi dengan karyawannya sendiri. Ia juga tak mengerti mengapa sampai segila ini. Hyung hanya ingin Saras merasakan apa yang ia rasakan. Betapa kecewanya ia saat dicampakkan. Hyung menaruh rasa tapi dikecewakan. Dan ia ingin Saras menerima pembalasan. Ia ingin Saras tahu bagaimana perasaan yang sebenarnya.
Baru kali ini Hyung merasakan gemuruh di hatinya yang siap meledak-ledak. Baru kali ini juga ia dilanda penasaran akan seorang wanita yang belum lama dikenalnya. Hyung ingin menghindari hal ini. Ia ingin melupakannya. Tapi hatinya itu seolah tidak terima. Ia ingin memiliki Saras seutuhnya. Tapi nyatanya Saras tidak mudah untuk ditaklukannya. Yang ada Hyung malah kembali dikelabuinya.
Betapa lemahnya dirimu, Hyung.
Dan kini Hyung hanya bisa menarik napas dalam-dalam lalu mencoba tenang. Ia biarkan malam yang dingin menyelimuti hatinya yang sepi. Hyung ingin mencoba melupakan apa yang terjadi. Ia ingin merelaksasikan pikiran sejenak. Ia butuh jeda dari kegundahan hatinya sendiri. Berkenaan dengan seorang wanita yang menarik perhatiannya. Saras Eka Putri. Ia pun terlelap dalam mimpi.
...Hyung...
Kaget ya karena dia tamvan 😁